Kekuatan topan kali ini sungguh sangat besar dan jangkauannya pun sangat luas. Karena itu, banyak wilayah yang mengalami kerusakan. Terlebih di Hualien, area yang terdampak bencana sangatlah luas. Di sepanjang jalan, terlihat pohon dan tiang listrik yang tumbang. Di Griya Jing Si, juga ada pohon yang tumbang dan sebagian pintu dan jendela mengalami kerusakan.

Kita bisa melihat banyak orang yang bergerak untuk membersihkan area luar Griya Jing Si, seperti menebang pohon yang tumbang. Lihatlah, pohon yang telah berusia puluhan tahun menjadi seperti ini pascatopan. Kita mau tidak mau harus menebangnya. Dibutuhkan beberapa orang untuk mengangkat batang pohon yang besar dan panjang. Dari foto dan video yang terlihat, kita bisa mengetahui betapa besarnya kekuatan alam.

Janganlah kita berkata bahwa kita tidak takut pada kekuatan alam. Kita hendaknya mengecilkan ego dan senantiasa mengingat besarnya kekuatan alam agar kita tidak berani menciptakan karma buruk dan mengumbar nafsu keinginan lagi. Semua orang hendaknya menghimpun kekuatan kebajikan dan bersungguh-sungguh berintrospeksi dan bertobat. Semua makhluk memiliki karma kolektif.

Terjangan topan kali ini menimbulkan dampak bencana yang tidak kecil bagi Hualien. Saya juga mendengar bahwa para relawan kita segera mengadakan pembagian bantuan. Selain Taiwan, Nepal juga dilanda banjir dan insan Tzu Chi juga menyurvei kondisi bencana. Insan Tzu Chi dari Singapura dan Malaysia menyurvei kondisi bencana di Nepal. Bodhisatwa sekalian, demikianlah kehidupan.

Di era sekarang, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia kerap terjadi. Karena itu, kita harus membina ketulusan. Dalam perjalanan meninggalkan Hualien kali ini, lewat jendela kereta api, saya melihat gunung demi gunung. Sebelumnya, saya selalu melihat pohon-pohon yang hijau. Kali ini, saya hanya melihat warna abu-abu dan putih karena telah terjadi tanah longsor. Dari kejauhan, kita yang berada dalam kereta bisa melihat bekas tanah longsor di gunung demi gunung yang bagaikan aliran sungai. Itu sungguh menakutkan dan memilukan. Inilah pemandangan yang terlihat sekarang. Sebelumnya, semua gunung itu terlihat sangat hijau.

Kita semua hidup di Bumi. Kita hidup di salah satu sudut Bumi yang semula memiliki langit biru, gunung hijau, dan awan putih. Kini, gunung-gunung yang semula hijau itu penuh dengan warna putih atau cokelat yang memanjang seperti aliran sungai. Kita bisa membayangkan bagaimana air menerjang dari atas pegunungan saat itu. Pascatopan, pegunungan berubah menjadi seperti ini. Apakah kita masih bisa mengatakan bahwa manusia pasti bisa mengalahkan alam? Kita tidak boleh sombong.

Kekuatan manusia sangatlah kecil. Beruntung, ada para insan Tzu Chi, yakni anggota komite dan Tzu Cheng kita, yang membuat saya sangat terhibur. Dalam perjalanan kali ini, saya selalu mendengar relawan kita berkata, “Berhubung Master ingin melakukannya, kami pun melakukannya dengan sungguh-sungguh. Kami telah mengatasi banyak kesulitan.” Ini membuat saya sangat terhibur.

Para relawan kita terus menginspirasi generasi penerus mereka. Ada pula keluarga yang lima generasi merupakan insan Tzu Chi. Mereka membawa anak kecil dan berkata, “Master, dia juga merupakan insan Tzu Chi. Dia adalah anggota komisaris kehormatan.” Saya lalu berkata, “Terima kasih. Saya berharap dia dapat mendedikasikan diri di Tzu Chi dalam jangka panjang dan mewarisi semangat Tzu Chi.”

Saya berharap kalian dapat senantiasa berkata pada anak yang kalian gendong sekarang, “Ingatlah bahwa kakek dan nenek buyutmu adalah relawan Tzu Chi. Kakek dan nenekmu juga menjalankan Tzu Chi. Orang tuamu juga terinspirasi untuk menjalankan Tzu Chi. Setelah tumbuh dewasa kelak, kamu juga harus menjalankan Tzu Chi.” Ini disebut mewariskan kebajikan dalam keluarga.

Saya berharap kita dapat terus mewariskan semangat Tzu Chi. Saya merasa bahwa setelah saya meninggal dunia dan kembali lagi, insan Tzu Chi dan dunia Tzu Chi akan lebih cemerlang dari sekarang, lebih baik dalam pewarisan semangat Tzu Chi, dan makin tersebar luas ke seluruh dunia. Saya berharap ada insan Tzu Chi di seluruh dunia.

Kini, saat menelepon anak atau cucu kalian, kalian bisa menanyakan kondisi pendidikan atau pekerjaan mereka dan berkata, “Apakah kalian tahu tentang Tzu Chi? Bacalah Majalah Bulanan Tzu Chi.” Di negara mana pun mereka berada, kalian bisa memberi mereka nomor telepon dan alamat kantor Tzu Chi terdekat agar mereka dapat meneruskan jiwa kebijaksanaan di luar negeri. Dengan demikian, kelak Bumi ini akan makin sehat, indah, dan cemerlang. Di masa mendatang, saat kita kembali lagi, Bumi ini akan menjadi tanah suci yang penuh dengan Bodhisatwa dunia. Jadi, Bodhisatwa sekalian, saya mendoakan kalian dengan tulus.

Saksikanlah Da Ai TV setiap hari dan sebarkanlah ajaran saya. Program Da Ai TV mengandung banyak ajaran saya. Jadi, dengan menyaksikan Da Ai TV setiap hari, kalian dapat senantiasa mempelajari ajaran saya.

Membangkitkan rasa hormat dan takut terhadap kekuatan alam
Mempraktikkan kebajikan untuk menghalau bencana dan melindungi alam
Membina keluhuran dan mewariskan Jalan Bodhisatwa dalam keluarga
Menciptakan tanah suci di seluruh dunia