“Saya tersentuh oleh sebuah kisah penuh cinta kasih dari Kakak You Gui-yu yang membantu seorang ibu pembuat mantau. Hal ini mendorong saya untuk membuat grup obrolan dengan tema ‘Makan Mantau Bersama demi Merawat Anak’. Warga di Yonghe penuh dengan cinta kasih. Hingga kini, ada 250 warga yang bergabung di grup ini,” kata Zeng Fu-yu Lurah Yonghe, Taipei.

“Saat ini, kami kembali menemukan keluarga yang memerlukan bantuan sehingga kami membuat grup ‘Makan Tahu Kering Bersama demi Merawat Anak’ dan ‘Makan Telur Teh Bersama demi Merawat Anak’. Selain itu, di Jalan Xingyi, Yonghe telah didirikan Depo Pendidikan Daur Ulang Xingyi pada tahun lalu. Tempat ini kini menjadi pusat penting bagi kami untuk mempromosikan pelestarian lingkungan di Yonghe dan menarik relawan untuk berpartisipasi,” lanjut Zeng Fu-yu.

“Saya sangat berterima kasih kepada para relawan yang dengan cinta kasih tanpa pamrih dan tindakan nyata memberikan kehangatan di komunitas dan membantu mereka yang membutuhkan. Saya sangat berterima kasih,” pungkas Zeng Fu-yu.

Perbuatan baik di dunia selalu terakumulasi seiring waktu. Mendengar semua orang bekerja dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih, saya merasa daerah yang memiliki insan Tzu Chi sungguh-sungguh dipenuhi berkah. Kehadiran insan Tzu Chi telah menghimpun cinta kasih semua orang.

Kita melihat depo daur ulang dan barang-barang daur ulang yang dipilah, semuanya sangat berharga. Saat kita memilah, barang-barang yang tampak tidak berguna dan kehilangan fungsinya akan dipisahkan, dibongkar, dikembalikan ke bentuk aslinya, dan diubah menjadi sesuatu yang baru. Inilah yang disebut siklus.

Saat ini, jumlah penduduk makin hari makin banyak. Dengan begitu, tingkat konsumsi pun meningkat. Dengan adanya orang yang mengonsumsi, barang lama akan tergantikan dengan yang baru. Beruntung, ada sekelompok orang yang menghargai berkah dengan mendedikasikan diri dalam kegiatan daur ulang. Mereka melepaskan status diri untuk menciptakan berkah bagi dunia dengan melakukan apa pun yang mereka bisa selama itu dapat membantu orang lain.

Lihatlah bagaimana saat Tzu Chi membangun rumah sakit di Hualien. Pada saat itu, kebutuhannya sangat besar. Semua orang tahu bahwa Tzu Chi dan saya ingin membangun rumah sakit di Hualien karena daerah itu kekurangan sarana pengobatan. Pada masa itu, sarana transportasi juga tidak memadai. Bagaimana orang yang sakit dapat menerima pengobatan? Oleh karena itu, Hualien membutuhkan rumah sakit.

Saya mulai menyerukan hal ini dari daerah Taiwan Timur hingga Taiwan Barat. Tidak mudah bagi warga daerah barat untuk tiba di timur karena harus melintasi pegunungan dan Jalan Raya Suhua yang merupakan jalan satu arah. Jalan itu sempit dengan tebing dan laut di sisi-sisinya. Di sepanjang jalur terdapat pos kontrol. Kendaraan hanya dapat melintas setelah sampai di pos itu dan bergantian dengan kendaraan lain untuk lewat. Begitulah kondisi di masa itu.

Pemandangan di sepanjang jalan sangat indah, ada gunung dan laut. Namun, perjalanan ini sangat berbahaya. Hingga akhirnya, jalur kereta dibuka dan semuanya merasa sangat bersyukur. Dengan demikian, perjalanan menjadi jauh lebih aman. Namun, tiket kereta sulit untuk didapatkan. Kepala stasiun pun sangat membantu kita.

Ada sekelompok relawan wanita, yaitu Ibu Ji dan beberapa relawan lainnya, yang mengantre tiket sejak pagi hari. Kereta sering penuh oleh para insan Tzu Chi. Sambil berjalan dengan mikrofon dan pengeras suara, relawan terus memperkenalkan upaya saya dalam membangun rumah sakit. Bagi yang pernah menaiki kereta Tzu Chi di masa itu, cobalah mengingat kembali apakah kalian merupakan orang yang diajak atau orang yang mengajak orang lain untuk datang ke Hualien.

Jangan pernah lupakan tahun itu dan orang-orang yang ada pada saat itu. Saya merasa sangat bersyukur. Dengan adanya jalinan jodoh itu, saya sangat berterima kasih kepada Kepala Stasiun Chen yang telah banyak membantu. Banyak orang baik muncul di Tzu Chi untuk mendukung saya membangun rumah sakit di Hualien. Itu adalah masa yang sulit.

Kita perlahan-lahan mengumpulkan setiap 50 sen atau 10 dolar NT. Insan Tzu Chi pada masa itu selalu membawa tas jinjing dan turun ke jalan untuk menggalang dana. Mengenang kembali ke masa itu, semua momen sangatlah berharga. Saat ini, sekelompok Bodhisattva itu masih ada bersama dengan kita. Saya selalu berharap agar semua orang dapat mengenang kembali masa itu.

Belakangan ini, saya selalu berkata bahwa semua orang memiliki sejarah. Hendaknya kita mengingat kembali sejarah dalam kehidupan kita. Ingatlah saat saya datang ke Guandu pada masa lalu. Saat itu, bagaimana saya berbicara di depan banyak orang? Di bawah pohon besar, semuanya duduk bersama untuk mendengarkan Dharma. Semuanya membangkitkan dan membuka pintu cinta kasih untuk bersumbangsih bersama dengan cinta kasih sepanjang perjalanan hingga saat ini.

Saya selalu merasa bahwa sepanjang hidup ini, saya sangat dipenuhi berkah. Saat ini, saya berada di Hualien dan kalian datang dari berbagai penjuru. Di wilayah Taipei ini, kalian datang serentak tanpa diatur. Semuanya tahu bahwa saya ada di sini. Semuanya datang dengan niat yang sama. Saya hanya perlu duduk dan menggunakan mikrofon.

Pada zaman sekarang, teknologi telah sangat maju sehingga seluruh dunia bisa mendengarkan saya dan tahu di mana saya berada. Bodhisattva setempat pun terus menceritakan kisah masa lalu mereka bersama Tzu Chi. Masa lalu kalian adalah Dharma bagi yang mendengarkan. Dharma ini kalian sampaikan kepada mereka dan mereka serap ke dalam hati.

Ketika kalian membabarkan Dharma, ini sama halnya dengan mendidik mereka sehingga mereka tahu kisah masa lalu kita. Mereka dapat belajar bagaimana kita memulai perjalanan ini sejak 30 hingga 40 tahun yang lalu dan melakukan segala sesuatu dari awal.

Kita telah mengakumulasi berbagai hal selama 30 hingga 40 tahun. Jalan yang pernah kita tempuh hendaknya kita bagikan kepada semua orang. Ketika orang lain mendengarkan Dharma kita, mereka juga dapat membentangkan jalan. Saya berterima kasih kepada semuanya yang telah membentangkan jalan bagi Tzu Chi dengan kesungguhan hati dan cinta kasih.

Dahulu, kita membuka jalan; saat ini, kita membentangkan jalan. Dengan demikian, lebih banyak orang dapat berjalan dengan stabil dan memiliki arah yang benar. Inilah tanggung jawab kita semua. Terima kasih kepada Bodhisattva senior sekalian yang telah bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Terima kasih.

Menghargai segala sumber daya yang ada di Bumi
Menggalang cinta kasih demi menciptakan berkah dan membuka pintu kebajikan
Menjadi penolong bagi satu sama lain dan mengukir sejarah
Menerima Dharma untuk membentangkan jalan dengan tekad yang teguh