“Tempat ini adalah daerah yang pernah Master tempati saat melakukan perjalanan ke Taichung. Lemari ini diangkat dari lantai 1. Awalnya ini adalah lemari sepatu, tetapi sekarang telah menjadi lemari buku. Saat ini, lemari ini memiliki peran yang sangat penting. Kita harus terus mempertahankan ajaran Master. Karena itu, kita selalu menghargai karya-karya ini. Ini adalah arsip penanggulangan bencana Gempa 921, termasuk tanda terima donasi barang bantuan dan daftar barang-barang yang dibutuhkan,” kata Lin Li-ping relawan Tzu Chi.
“Ketika melihat permintaan kantong jenazah yang terus bertambah setiap harinya, kami merasa sangat sedih. Ada relawan yang mengatakan bahwa melihat semua dokumentasi ini membuat mereka seolah-olah merasakan kejadian itu sendiri. Dengan demikian, relawan baru dapat memahami sejarah Tzu Chi, relawan yang telah bergabung beberapa waktu dapat mendalaminya, dan relawan senior dapat mengenangnya,” lanjut Lin Li-ping.
“Makin lama waktu berlalu, ingatan kita dapat memudar. Oleh karena itu, ketika kita sudah tahu dari mana kita datang dan ke mana kita akan pergi, kita harus berjalan maju dengan mantap langkah demi Langkah,” pungkas Lin Li-ping.
Sejarah tidak boleh dilupakan. Waktu kita yang telah berlalu sangatlah bernilai karena Tzu Chi di Taiwan memiliki nilai yang besar. Terlebih lagi, insan Tzu Chi telah menunjukkan nilai kedatangan Buddha di dunia. Dalam bantuan bencana Gempa 921 dan Topan Morakot, para relawan kita telah berpartisipasi dan bersumbangsih dengan kesatuan hati. Hingga kini, mereka masih aktif dalam kegiatan relawan.
Belakangan ini, saya merasa bahwa waktu saya sudah tidak banyak. Setiap orang harus memiliki pandangan tentang ketidakkekalan hidup. Dalam perjalanan hidup ini, kita harus menghargai hari ini. Ada apa dengan hari ini? Segala sesuatu berawal dari “hari ini”.
Hari ini, semuanya datang untuk berbagi laporan tentang kisah orang ini dan itu. Orang-orang yang ada dalam sejarah ini, kini sudah lanjut usia, bahkan ada yang sudah terlahir kembali Semuanya sangatlah bernilai. Oleh karena itu, bagi mereka yang kini telah lanjut usia, hendaknya kalian mewakili saya untuk merawat mereka. Mereka pernah berjalan beriringan dengan saya untuk menjalankan misi Tzu Chi. Tanpa mereka, generasi muda tidak akan tahu tentang sejarah Tzu Chi.
Para relawan senior telah menulis sejarah Tzu Chi. Saat ini, satu-satunya harapan saya ialah mendokumentasikan sejarah Tzu Chi.
“Berbicara tentang Kantor Tzu Chi Minquan, ada banyak hal yang pertama kali dimulai di sana. Saat Master menyerukan tentang melakukan daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk, meski gerakan ini dimulai dari Komunitas Liming, tetapi semuanya dilakukan di Kantor Tzu Chi Minquan. Kemudian, pertama kali anggota Tzu Cheng memasak juga dimulai dari sini,” kata Hong Wu-zheng relawan Tzu Chi.
“Saat Master melakukan perjalanan ke Taichung, Kakek Li yang juga merupakan anggota Tzu Cheng turut serta dalam kegiatan memasak di dapur. Kemudian, setelah terjadinya Topan Doug, Topan Toraji, Topan Nari, Topan Herb, Gempa 921, dan Topan Mindulle, Master datang dari Changhua ke Taichung untuk memberikan arahan secara langsung,” lanjut Hong Wu-zheng.
“Master juga menunjukkan cara mengemas barang bantuan kepada semua orang sehingga para relawan dapat mulai mengemas satu per satu paket barang bantuan. Kantor Tzu Chi Minquan menyimpan banyak sejarah. Hendaknya kita mengelola dan menghargai tempat ini dengan baik serta menggali lebih banyak sejarah yang ada di sini,” pungkas Hong Wu-zheng.
Sejarah Tzu Chi di era kita ini adalah sebuah kitab besar. Kitab ini menunjukkan semangat dan nilai Tzu Chi. Kita semua harus bekerja keras untuk menulis sejarah bagi dunia dan menjadi saksi bagi zaman ini. Kalian adalah saksi sekaligus bagian dari sejarah.
Sejarah Tzu Chi sangat bernilai. Tzu Chi bukan hanya membawa manfaat bagi Taiwan yang merupakan tempat asal Tzu Chi, melainkan juga bagi lebih dari 100 wilayah dan negara. Sejarah Tzu Chi harus kalian ketahui dan pahami karena inilah nilai kalian sebagai insan Tzu Chi. Kalian adalah orang-orang yang dapat berbagi tentang sejarah Tzu Chi, baik yang sudah lama maupun yang baru.
Hendaknya kalian memikul tanggung jawab ini dan mewariskannya. Sejarah Tzu Chi hendaknya menjadi warisan keluarga kalian. Ketika generasi mendatang berbicara tentang Tzu Chi, anak cucu kalian dapat berkata, “Ibu, nenek, dan kakek saya adalah insan Tzu Chi.” Pada masa itu, sejarah Tzu Chi akan sangat bernilai.
Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat memikul tanggung jawab dengan semangat misi. Ketika kalian pulang, ajaklah orang-orang untuk bergabung, Temukanlah relawan senior di komunitas kalian. Alangkah baiknya jika ada anak muda yang dapat berinisiatif menawarkan diri untuk mendengar dan mencatat kisah para relawan senior. Para relawan senior memiliki tanggung jawab untuk membagikan kisah mereka. Ini disebut mewariskan sejarah.
Bodhisatwa sekalian, setiap orang memiliki stupa di dalam hati. Saya berharap kalian dapat menggenggam nilai kehidupan dengan baik. Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa. Kita tidak perlu menempuh berbagai jalan lainnya. Setiap kali memikirkan tentang Tzu Chi, kita harus bertindak dengan cepat.
Saat ini, komunikasi sangat mudah. Cukup dengan mengetuk layar ponsel, kita dapat berbicara dengan orang lain tentang insan Tzu Chi dan misi Tzu Chi setiap hari. Hendaknya kalian setiap hari menonton Da Ai TV atau terhubung secara daring dengan Griya Jing Si. Ketika mendengar isi pertemuan pagi relawan yang dipimpin oleh para bhiksuni Griya Jing Si, saya merasa sangat tersentuh. Saya merasa bahwa para murid saya sungguh-sungguh terjun ke dunia dan menapaki Jalan Bodhisatwa.
Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dengan kesungguhan hati. Jadi, Bodhisatwa masih ada di dunia ini. Sebagai Bodhisatwa dunia, kalian hendaknya saling menginspirasi. Bantulah saya untuk menghimpun ornag-orang dan dengarkan isi hati mereka. Ini sangatlah penting. Tentu saja, jika dapat terjun ke tengah masyarakat, kita akan menyadari bahwa ada banyak orang yang memerlukan perhatian kita.
Hendaknya kita menggenggam nilai kehidupan, menjalin jodoh baik dengan semua makhluk, dan terjun ke tengah masyarakat. Jangan memikirkan usia tua. Bodhisatwa sekalian, jangan menyebut diri sendiri tua karena kita akan selamanya bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Kita harus saling menyemangati dan saling berbagi pengalaman. Hendaknya kita menginspirasi relawan baru dan memperhatikan relawan senior. Kita semua adalah keluarga Bodhisatwa.
Saat ini, anak-anak kita mungkin telah meninggalkan rumah untuk mengembangkan diri. Kini, yang ada di dekat kita ialah keluarga Dharma. Kita hendaknya sering menghubungi mereka karena merekalah yang paling dekat dengan kita, tidak hanya di kehidupan ini, melainkan juga di kehidupan mendatang. Percayalah pada perkataan saya.
Mencatat sejarah serta menjadi saksi teladan Tzu Chi
Mewariskan keluhuran dan semangat Tzu Chi dalam keluarga
Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dengan kesungguhan hati
Mempertahankan jalinan jodoh dan cinta kasih dengan saudara se-Dharma