“Saya bersyukur kepada Universitas Tzu Chi yang bukan hanya memberikan pengetahuan selama 4 tahun ini, tetapi juga membina cinta kasih kami sehingga kami bisa menghadapi setiap orang dengan kebijaksanaan. Kami akan menggunakan keahlian dan cinta kasih kami untuk menyinari kehidupan makin banyak orang,” kata Huang Yi-xuan Mahasiswa kedokteran.
Terima kasih atas bimbingan para dosen. Kami akan selalu mengingat bimbingan kalian. Dalam perjalanan medis kami di masa mendatang, kami akan senantiasa mengingat tekad awal dan melangkah maju dengan berani,” pungkas Huang Yi-xuan.
“Semoga semua mahasiswa kedokteran tahun kelima dapat mengatasi berbagai rintangan dan memperoleh pencapaian dalam masa magang selama dua tahun mendatang. Mari kita meneruskan semua cinta kasih agung yang telah kita terima dan menciptakan lingkaran kebajikan,” kata Zeng Hao-yu Mahasiswa kedokteran.
Saya bersyukur kepada para dosen kita yang membina para mahasiswa dengan cinta kasih. Melihat sekelompok calon dokter di hadapan saya, saya sangat sukacita dan bersyukur. Yang paling berharga di dunia ini ialah kehidupan. Setiap orang di dunia ini memiliki profesi, cita-cita, ikrar, dan arah masing-masing. Arah ini menunjukkan jalan. Setiap profesi memiliki jalan masing-masing. Kita hendaknya memilih profesi yang bisa berkontribusi bagi dunia.
“Mari kita meneruskan cinta kasih dan kehangatan dalam hati kita. Yakinlah bahwa kita bisa memanfaatkan pengetahuan dan keahlian kita dengan baik. Meski hanya membantu meringankan sedikit penderitaan pasien, itu juga merupakan hal yang sangat membahagiakan,” kata Zhang Ya-zhu mahasiswa kedokteran.
Menerima dampak positif dari para dosen, saya berharap kelak, saya tak hanya menjadi seorang dokter humanis. Melihat para dosen mengajari kami dengan gembira, saya berharap saya juga dapat menjadi seorang guru yang baik dan mewariskan apa yang telah saya pelajari agar semua pengetahuan ini dapat menciptakan nilai yang makin besar,” kata Zhang Ya-zhu.
Kita belajar saat masih diliputi ketidaktahuan. Saat kita terlahir di dunia, kita merasakan budi luhur orang tua. Saat kita belajar atau menuntut ilmu, kita merasakan budi luhur guru. Saat masuk universitas, kalian sudah memiliki arah dan cita-cita. Yang kalian pilih ialah bidang medis. Berhubung telah memilih bidang medis, kalian harus sungguh-sungguh menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Bidang medis adalah pilihan kalian sendiri. Ini adalah pilihan yang sangat baik dan bernilai.
Tahun ini, saya terus menyerukan kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia untuk menginventarisasi nilai kehidupan masing-masing. Mari kita menginventarisasi nilai kehidupan diri sendiri. Apakah kita membawa manfaat bagi dunia? Apakah kita bersyukur terhadap dunia ini? Apakah kita bersumbangsih bagi dunia ini? Kalian hendaknya menginventarisasi semua perbuatan kalian di bidang medis yang merupakan pilihan kalian sendiri.
Bidang medis sangatlah luas. Pintu yang kalian pilih ini mengarah pada sebuah jalan yang sangat panjang. Selain mendedikasikan diri bagi dunia, kalian juga harus mengemban tanggung jawab. Berhubung memilih bidang medis, kalian harus bertanggung jawab terhadap pasien. Guru membimbing murid memasuki pintu medis, tetapi praktiknya bergantung pada murid. Kita telah membuka pintu lebar-lebar dan membuka jalan yang sangat panjang. Orang yang menapakinya harus memiliki kesabaran, cinta kasih, dan ketulusan.
Makhluk berkesadaran disebut Bodhisatwa. Saya sering menyebut para dokter “Tabib Agung”. Tabib Agung adalah nama lain dari Buddha. Saya menganggap para dokter sebagai Buddha hidup dan selalu menghormati mereka. Saya menghormati dokter bagai menghormati Buddha karena para dokter akan menggantikan saya mengasihi orang-orang.
Sejak kalian lahir, orang tua kalian selalu mengasihi kalian. Para guru yang mengajari kalian juga selalu berharap kalian bisa memperoleh pencapaian. Ini juga termasuk cinta kasih. Karena itulah, kita menghormati para guru. Kita menghormati orang tua dan guru kita karena guru kitalah yang mendukung pencapaian kita dan orang tua kitalah yang membesarkan kita. Jadi, di dunia ini, kita harus bersyukur kepada orang tua dan guru. Selain itu, kalian juga harus bersyukur kepada pasien.
Sebagai dokter, jika tidak memiliki jalinan jodoh dengan pasien, meski memiliki banyak pengetahuan medis, semua itu tidak ada gunanya karena tidak dapat membawa manfaat bagi orang-orang. Jadi, kita harus bisa mempraktikkan apa yang dipelajari. Selain itu, kita harus memberikan pelayanan yang berkualitas. Makin banyak manfaat yang bisa kita bawa bagi orang lain, makin bernilai pula kehidupan kita. Intinya, sebagai dokter, kalian harus memiliki pandangan benar.
Cinta kasih terhadap pasien hendaknya tak terbatas pada mengobati penyakit. Kalian hendaknya sungguh-sungguh mencari tahu sumber penyakit pasien. Adik sekalian, mengenakan stetoskop menunjukkan bahwa kalian mengemban tanggung jawab. Saat ini, kalian harus belajar dengan tekun. Kalian harus sungguh-sungguh mengamati, mendengar, dan bermagang. Dengan demikian, kalian akan memperoleh pencapaian.
Masuk fakultas kedokteran tidaklah mudah. Kini, kalian akan mulai memberikan pelayanan klinis. Ini adalah poin yang sangat penting. Kalian harus menghormati pasien, bukan sekadar mempelajari pengetahuan medis. Saat menjangkau pasien, kalian harus bisa menghormati pasien. Kalian hendaknya tidak menjauh dari mereka, melainkan mendekati mereka. Inilah tabib agung yang sesungguhnya, mengobati penyakit, mengobati pasien, dan mengobati hati.
Adik sekalian, ingatlah bahwa kalian akan mulai mengemban tanggung jawab bagi dunia. Saya mendoakan kalian. Semoga kalian bisa menjadi orang yang bisa mengemban tanggung jawab. Intinya, saya bersyukur dan mendoakan kalian.
Saya bersyukur kepada para dokter dan dosen yang telah mengasihi dan mengajari para mahasiswa serta mendampingi mereka dengan memberikan teladan. Generasi muda hendaknya lebih tekun dan bersungguh hati.
Bertekad untuk belajar hingga memperoleh pencapaian
Mempraktikkan cinta kasih berkesadaran dalam bidang medis
Mengemban misi dengan rasa syukur dan hormat
Mewariskan budaya humanis untuk membina insan berbakat