“Sejak tahun 2022, Dinas Pendidikan Kaohsiung, Museum Sains dan Teknologi Nasional, dan Tzu Chi bekerja sama untuk membina relawan komunitas,” kata Li Qiu-yue relawan Tzu Chi.

“Di Kaohsiung, kita mengadakan pelatihan relawan pendidikan lingkungan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan. Banyak orang yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan. Master berkata bahwa kita harus membuka pintu Dharma dan mengajak orang-orang memasukinya,” kata Ding Xue-yu relawan Tzu Chi.

Kalian sangat tekun dan bersemangat. Selain tekun berbagi prinsip kebenaran, kalian terlebih harus tekun dalam bertindak. Dengan mengambil langkah nyata terlebih dahulu, barulah kalian bisa meyakinkan orang lain.

“Setiap kali bertugas, ketua tim atau barisan kita selalu membimbing para peserta pelatihan. Para peserta sangat tekun dan bersemangat. Ada sekitar 80 hingga 90 persen yang datang setiap hari. Saya sangat bersyukur kepada semuanya. Saat Aula Jing Si Kaohsiung resmi menjadi fasilitas pendidikan lingkungan, Kakak Du Jun-yuan juga hadir,” lanjut Ding Xue-yu.

“Pada bulan Oktober lalu, kita menerima pemberitahuan bahwa kita meraih sebuah penghargaan. Namun, beberapa hari kemudian, Kakak Du Jun-yuan meninggal dunia. Kami merasa sangat kehilangan. Kakak Jun-yuan selalu menggunakan tindakan nyata untuk membimbing kami. Dengan adanya beliau yang memberikan teladan di depan kami, kami tidak akan lengah,” pungkas Ding Xue-yu.

Kalian membahas tentang Aula Jing Si Kaohsiung dan Relawan Du. Setiap hari, dia selalu ada dalam benak saya. Saya sangat sukacita para Bodhisatwa Kaohsiung tidak melupakannya. Saya sangat bersyukur kepada insan mulia ini. Dia berkata bahwa perbuatannya tidak berharga, tetapi saya ingin memberi tahu kalian bahwa perbuatannya tidak bisa dinilai dengan uang atau tidak ternilai. Kehidupan sekarangnya telah berakhir dan dia akan memulai langkah di kehidupan berikutnya.

Belakangan ini, di dalam benak saya sering muncul orang-orang yang pernah menjalin jodoh dengan kita. Inilah cinta kasih berkesadaran. Dengan tekad yang sama, kita semua menapaki Jalan Bodhisatwa bersama. Jalan Bodhisatwa sangatlah panjang. Saat ini, mereka beristirahat sejenak dan kita terus melangkah maju. Kelak, kita akan melihat mereka yang sempat berhenti untuk beristirahat berjalan mendahului kita. Siklus ini akan terus terjadi dari generasi ke generasi, dari kehidupan ke kehidupan.

Kini, saya juga selalu berpikir, “Apakah orang-orang di belakang saya melangkah dengan mantap?” Saya berharap mereka dapat menyusul saya, bahkan mengambil langkah lebih banyak dari saya agar bisa perlahan-lahan mendahului saya dengan langkah yang mantap. Inilah harapan terbesar saya sekarang. Kehidupan tak luput dari hukum alam.

Kita hendaknya sungguh-sungguh menabur benih Bodhi dan merawatnya agar bertunas dan bertumbuh menjadi pohon-pohon besar yang rimbun hingga membentuk hutan Bodhi. Kita hendaknya memotivasi diri sendiri untuk terus berjuang dan melangkah maju. Janganlah kita meremehkan setiap langkah kecil. Dengan melangkah ke depan sedikit demi sedikit, berarti kita mengalami kemajuan. Selain tekun dan bersemangat, yang terpenting ialah mewariskan Dharma untuk menumbuhkan benih-benih Bodhi.

Saat ini, di dalam hati dan pikiran kita terdapat benih yang sangat padat dan berisi. Benih ini hendaknya diwariskan dari generasi ke generasi. Bagaimana cara mewariskannya? Dengan sering berbagi tentang kisah Relawan Du Jun-yuan. Lihatlah Aula Jing Si Kaohsiung yang begitu agung. Lahan berdirinya Aula Jing Si ini disumbangkan oleh beliau.

Proses pertumbuhan dari sebutir benih hingga menjadi pohon besar membutuhkan waktu yang panjang. Saat kita menabur benih kebajikan, orang-orang yang melihatnya akan turut menabur benih kebajikan dan menggarap ladang dengan tekun. Kita hendaknya terus menggarap ladang dengan tekun. Benih yang ditabur perlu dirawat dengan baik agar bisa kembali menghasilkan benih yang tak terhingga dan padat. Inilah yang harus kita lakukan dengan tekun dan bersemangat.

Di Aula Jing Si Kaohsiung, kita bisa merasakan Dharma di setiap sudut bangunan. Saat orang lain memuji kita, kita hendaknya makin rendah hati. Ini berarti memperlakukan orang dengan tata krama. Tentu saja, kita harus berbagi dengan orang-orang tentang apa yang Tzu Chi lakukan. Lakukanlah hal yang benar dan genggamlah jalinan jodoh yang ada.

Benih Bodhi terdapat di dalam hati setiap orang. Kita hendaknya menumbuhkan benih Bodhi ini dan berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang. Sebagai insan Tzu Chi, kita hendaknya menampilkan keindahan saat menjalankan Tzu Chi. Tindakan yang dilandasi ketulusan dan pikiran baik akan menunjukkan keindahan. Inilah kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

Sesuai suasana hati orang-orang dan kondisi yang dihadapi, jika kita bisa membagikan prinsip kebenaran yang tepat, setiap kata kita akan menjadi Dharma yang berarti. Jadi, Bodhisatwa sekalian, mari kita menyebarkan Dharma dan mengajak orang-orang untuk kembali ke Aula Jing Si. Berkunjunglah ke Aula Jing Si untuk mendengar Dharma setiap hari. Kalian tidak harus mendengarkan ceramah saya karena setiap orang bisa menjadi juru bicara saya.

Tekun dan bersemangat melatih diri tanpa meremehkan kekuatan diri sendiri
Teguh menabur dan menumbuhkan benih Bodhi
Ladang pelatihan yang indah dan bajik penuh dengan Dharma yang menakjubkan
Mengingat sejarah dan membimbing yang berjodoh