Lihatlah Afrika. Berapa banyak negara yang telah kita jangkau? Kita bisa melihat relawan Tzu Chi setempat sangat bersungguh hati. Di Zimbabwe, banyak orang yang hidup kekurangan. Kondisi mereka sungguh membuat orang tidak tega. Mereka tinggal di rumah yang benar-benar bobrok. Beruntung, ada Tino Chu yang mengemban tanggung jawab untuk bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita. Cinta kasihnya telah tersebar luas.
Di sana, satu sumur digunakan oleh satu desa. Kita sering kali melihat video tentang perempuan yang pergi mengambil air yang terlihat sangat kuning, keruh, dan kotor. Karena itu, dia bertekad untuk menggali atau memperbaiki sumur setempat dengan target 5.000 sumur.
“Tempat orang-orang mengambil air tidak terjaga. Sumurnya mungkin terbuka dan sangat kotor. Hewan-hewan, seperti sapi, kambing, dan keledai, datang untuk meminum air yang juga diminum oleh manusia,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
“Tahun ini, kami mengalami kekeringan parah. Warga kekurangan air minum. Mereka tidak memiliki air. Namun, kini ada Tzu Chi yang membantu menggali atau memperbaiki sumur. Kini, kami sangat terbantu,” kata Mabo Chinomona Presiden Senat Zimbabwe.
“Luas lahan di sini sekitar 1,8 hektare. Sekitar tahun 2018, kami mulai menanam sayuran di sini. Berhubung kami juga menyediakan makanan, sayuran di sini bisa dimanfaatkan untuk menyediakan makanan bagi warga kurang mampu,” kata Tino Chu relawan Tzu Chi.
Belakangan ini, saat staf kita pergi ke sana, warga setempat mengungkapkan rasa syukur dan hormat mereka. Lihatlah banyaknya orang yang berhimpun dengan tertib. Mereka menunggu di bawah terik matahari. Orang yang datang sangatlah banyak. Lihatlah Relawan Chu yang telah belasan tahun membimbing warga setempat. Dia telah membangkitkan tekad agung.
Sungguh, dari lubuk hati saya, saya bersyukur dan merasa bahwa ini sungguh tidak terbayangkan. Dia telah membantu dan membimbing banyak orang sehingga di kehidupan sekarang, mereka dapat memahami kebenaran, meminum air yang jernih, bercocok tanam, dan membuka lahan. Ini berkat para relawan kita yang berusaha untuk membimbing mereka. Saat banyak orang terinspirasi untuk bergabung, itulah pahala yang sesungguhnya. Dia telah menggalang Bodhisatwa dunia.
Lihatlah Pan Ming-shui, Shi Hong-qi, dan Zhang Min-hui di Afrika Selatan. Dahulu, mereka menjalankan bisnis di sana sehingga bisa memiliki jalinan jodoh. Mereka sangat berani. Mereka memiliki kemurahan hati dan keberanian agung. Saat itu, terjadi pergolakan yang sangat berbahaya. Namun, saat itu saya berkata pada mereka, “Kalian harus lebih banyak bersumbangsih karena warga setempat adalah karyawan kalian. Saat ini, kalian justru harus lebih banyak bersumbangsih bagi warga setempat.” Demikianlah mereka mulai menjalankan Tzu Chi di sana.
Saya juga sangat bersyukur kepada Bapak Samuel Yin dari Ruentex Group. Saat itu, mereka memiliki pabrik kain. Mereka mengeluarkan semua kain dengan corak-corak lama dan menyumbangkannya ke Tzu Chi. Tzu Chi lalu mengirimkannya ke Afrika Selatan. Relawan di sana menggunting kain-kain itu dan menjahitnya menjadi pakaian. Jalinan jodoh ini sungguh tidak terbayangkan. Jadi, Tzu Chi bisa berkembang seperti sekarang di Afrika, jasa beberapa relawan kita itu sangatlah besar. Semua itu telah dicatat menjadi sejarah Tzu Chi.
Mari kita mencari tahu lebih dalam tentang Tzu Chi dengan menyelami kitab sejarah Tzu Chi. Mari kita mempelajari lebih banyak sejarah Tzu Chi dan berbagi dengan orang-orang agar insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat mengetahuinya. Saya berharap kitab sejarah Tzu Chi dapat ditulis dan didengar oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia serta diwariskan kepada generasi mendatang. Para relawan kita melakukan tindakan nyata dan meninggalkan sejarah bagi dunia. Semua orang bisa menjadi saksi sejarah ini. Sejarah yang kita tulis bisa disaksikan oleh semua orang. Ini disebut Dharma yang nyata.
Kita hendaknya menggenggam waktu sekarang. Apa yang kita lakukan hendaknya dibagikan dengan orang-orang. Contohnya, Bapak Lü, staf kita, yang sering pergi ke pegunungan atau wilayah terpencil untuk mengimbau orang berhenti mengonsumsi minuman keras. Untuk mengimbau orang berhenti dari minuman keras, dia selalu mengunjungi mereka secara langsung. Dia menguras pikiran untuk berbaur dengan mereka dan mengganti minuman keras di atas meja dengan teh.
Saat berbagi kisah dengan mereka, dia harus menguras pikiran. Saya juga sangat bersyukur. Apa yang diserukannya adalah apa yang ingin saya katakan. Apa yang ingin saya lakukan, dia telah menggantikan saya untuk melakukannya. Namun, dia tidak membagikan hal ini dengan orang-orang. Karena itu, saya menggantikannya untuk membagikannya. Singkat kata, baik hal yang kita lakukan sendiri maupun kisah yang kita dengar dari staf kita sekarang, semuanya hendaknya kita sebarkan lagi.
Di era ini, kita sungguh telah berkontribusi bagi dunia. Saya berharap kalian semua dapat berbagi tentang apa yang Tzu Chi lakukan sekarang dan bagaimana dahulu kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Kontribusi para relawan senior kita sangatlah besar. Kita harus bersyukur kepada mereka. Tiada cara lain untuk bersyukur pada mereka selain membagikan pengalaman mereka di Jalan Bodhisatwa. Kita membalas kebaikan mereka dengan menyebarkan keluhuran mereka di dunia. Jadi, kita hendaknya saling membantu, saling memperhatikan, dan saling menyebarkan keluhuran masing-masing.
Dahulu, terdapat Bodhisatwa di dunia ini. Kini, orang-orang yang bersedia bersumbangsih juga merupakan Bodhisatwa. Bodhisatwa sekalian, untuk mengembangkan nilai kehidupan kita, kita harus bersumbangsih dengan kesungguhan hati. Kita harus lebih bersungguh hati. Ini disebut Dharma. Kekayaan materi yang berwujud bukanlah sesuatu yang benar-benar berharga. Yang terpenting ialah memiliki jalan kebijaksanaan di dalam hati kita. Kita harus membuka jalan kebijaksanaan di dalam hati untuk kehidupan mendatang kita.
Untuk berbagi tentang Tzu Chi, kalian perlu mencari informasi. Dengan mencari informasi, secara alami kalian akan tahu bagaimana menapaki jalan ini dan bisa berbagi dengan orang-orang. Inilah yang disebut menyebarkan Dharma. Kita menyebarkan Dharma demi membawa manfaat bagi semua makhluk. Banyak hal yang patut disyukuri. Menit dan detik terus berlalu. Intinya, dalam mempelajari Dharma, kita harus bersungguh hati.
Mari kita menumbuhkan jiwa kebijaksanaan diri sendiri. Bersungguh-sungguhlah melangkah maju dengan kedua kaki kita. Kita harus membuka jalan di dalam hati kita, menapaki jalan agung, dan terus menyebarkan jalan ini.
Bertekad menggali sumur demi meringankan penderitaan
Berikrar membimbing makhluk yang tak terhingga
Bodhisatwa mengemban misi dengan kemurahan hati dan keberanian
Membuka jalan kebijaksanaan di dalam hati dan mewariskan cinta kasih