“Ada seorang nenek yang mengalami kemunduran dalam berbicara dan bertindak. Daya ingatnya juga menurun. Beliau juga tidak suka berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Saat beliau pergi ke lantai satu Klinik Tzu Chi, saya turun untuk mendampinginya dan membawanya menjalani pemeriksaan Kesehatan,” kata Huang Xuan-zhi Supervisor Pusat Penitipan Lansia Tzu Chi Chiayi.

“Pertama kali saya melihatnya, tatapannya terlihat agak kosong dan beliau tidak berinteraksi dengan orang lain. Setelah beliau datang ke pusat penitipan lansia kita, kami mulai berinteraksi dengannya. Kami mengajaknya mengikuti berbagai aktivitas dan terus memotivasinya. Demi melatih otot kakinya, kami mengajaknya mendorong troli makanan untuk mengelilingi pusat penitipan lansia kita berkali-kali setiap hari,” lanjut Huang Xuan-zhi.

“Sejak tanggal 10 November 2023 hingga kini, sudah lebih dari tujuh bulan berlalu. Saat baru datang, nenek ini perlu dibantu oleh kami saat makan dan harus mengenakan celemek karena makanannya selalu berceceran. Kini, beliau tidak perlu mengenakan celemek lagi dan bisa makan sendiri. Kini, beliau juga bisa merespons dengan baik. Adakalanya, saat saya berbicara dengan orang lain, beliau dapat menjawabnya terlebih dahulu,” pungkas Huang Xuan-zhi.

Melihat kehidupan orang-orang dan merasakan perubahan pada tubuh ini, beragam emosi muncul dalam benak saya. Lebih dari 30 tahun lalu, lahan ini merupakan kebun tebu. Kini, di atas lahan ini berdiri sebuah rumah sakit yang megah dan luas. Banyak orang di dalamnya yang memiliki cinta kasih berkesadaran.

Kebenaran, kebajikan, dan keindahan dari rumah sakit kita ini berasal dari kondisi batin kita. Tentu saja, saat melihat para dokter dan perawat kita, kita melihat keagungan Bodhisatwa. Namun, saat melihat pasien, kita melihat penderitaan. Jika bukan karena jatuh sakit, orang-orang tidak akan pergi ke rumah sakit, kecuali mereka adalah relawan yang bagaikan Bodhisatwa.

Para pasien didera penderitaan akibat penyakit. Menghadapi penderitaan akibat penyakit, tekanan batin, dan ketidakkekalan akibat usia tua dan penyakit, resep mujarab apakah yang harus kita gunakan untuk memberi pertolongan? Yang dibutuhkan ialah cinta kasih para dokter dan penghiburan para perawat yang bijaksana.

“Karena mengalami keterbatasan gerak, nenek berusia 80 tahun ini telah dua tahun tidak keluar. Setelah menerima laporan, kami mengunjunginya dan meresepkan obat untuknya. Melihat bebatuan di depan rumahnya berjatuhan, kami pun membantu mengajukan permohonan agar ada yang dapat memperbaikinya,” kata Zheng Zhu-yan Dokter pengobatan tradisional Tiongkok.

“Kami juga menanyakan kebutuhan lain sang nenek. Nenek ini berkata bahwa berhubung agak lamban dalam memasak, usai memasak satu sayur, beliau akan menyimpannya di dalam lemari sayur terlebih dahulu. Saat semua sayur sudah selesai dimasak, barulah beliau akan mengeluarkannya untuk dimakan. Namun, lemari sayurnya telah rusak dan tak bisa dipakai. Setelah mengetahui hal ini, dalam kunjungan berikutnya, kami pun membawa tempat penyimpanan sayur sederhana untuknya,” lanjut Zheng Zhu-yan.

“Sesungguhnya, pakaian dan selimut sang nenek juga sama seperti lemari sayurnya, telah digunakan 10 hingga 20 tahun. Beruntung, relawan dari Depo Daur Ulang Tzu Chi Meishan mengumpulkan sekantong besar pakaian layak pakai sehingga saya dapat membawanya ke pegunungan untuk nenek ini. Saya juga berterima kasih kepada kantor humaniora kita yang memberikan selimut kepada nenek ini dengan harapan dapat membawa kehangatan bagi tubuh dan hatinya yang kesepian,” pungkas Zheng Zhu-yan.

Saya bersyukur kepada para dokter yang melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Rasa syukur saya tak habis untuk diungkapkan. Bodhisatwa setempat datang untuk memberikan dukungan setiap hari. Selain para staf medis, kita juga membutuhkan dukungan para relawan untuk mencurahkan cinta kasih tanpa celah atau berkesinambungan. Karena itulah, kita bisa memberikan pelayanan medis berlandaskan cinta kasih untuk menjaga kesehatan warga setempat.

“Saya bersyukur atas kebijaksanaan Master dan para bhiksuni Griya Jing Si. Di depo daur ulang, orang-orang dapat mengasihi Bumi. Melakukan daur ulang juga dapat menghambat penuaan dan penurunan fungsi tubuh. Selain merupakan tempat untuk memberikan pengobatan, rumah sakit juga merupakan ladang pelatihan yang baik. Karena itu, kami berdiskusi untuk mengadakan pameran foto di Dalin tentang para relawan pelestarian lingkungan,” kata Kong Mu-huan Dokter keluarga.

“Xiao-zhe sangat tekun dan bersemangat. Berhubung Master berkata bahwa kita harus mengasihi para Bodhisatwa daur ulang, Xiao-zhe pun mengingat pesan Master dan melakukan dokumentasi tentang para relawan pelestarian lingkungan,” pungkas Kong Mu-huan.

Lihatlah tangan para relawan lansia. Bukankah itu merupakan tangan terindah yang pernah saya sebut? Saat mengulurkan kedua tangan saya, saya merasa malu. Meski kedua tangan saya telah menua, tetapi saya tidak memiliki kapalan seperti mereka yang selalu bekerja keras. Saya tidak memiliki tangan yang kasar hingga seakan-akan bisa membuat kulit tergores kala disentuh.

Jadi, melihat tangan sendiri, saya merasa sangat malu. Karena itu, saya senantiasa mengintrospeksi diri. Berapa banyak yang telah saya lakukan bagi dunia ini? Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya merasa malu. Namun, saya telah melihat Dharma dipraktikkan di dunia dan para Bodhisatwa berhimpun. Kita semua memiliki hati yang sama, yaitu hati penuh cinta kasih.

Setiap orang memiliki keterampilan yang berbeda-beda, seperti perawat, dokter, apoteker, dan lain-lain. Dalam sebuah rumah sakit, dibutuhkan berbagai jenis keterampilan. Saat melakukan pembersihan, meja harus dilap hingga sangat bersih. Selain itu, juga harus terus dilakukan disinfeksi untuk mencegah penularan penyakit. Lihatlah, semua ini membutuhkan banyak tangan dengan keterampilan yang berbeda-beda.

Dua kata yang selalu ada di dalam hati saya dan diungkapkan lewat mulut saya ialah rasa syukur. Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak. Kita sungguh harus mengasihi alam dan lingkungan sekitar. Mendengar berbagai laporan medis dari perawat, dokter, apoteker, dan lain-lain, saya sungguh sangat bersyukur. Saya bersyukur kepada para dokter dan perawat kita.

Saya dengan tulus mendoakan semoga setiap orang dapat membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus serta menjalankan Empat Misi Tzu Chi secara bersamaan. Terlebih lagi, di sini, kita harus melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih dan menjaga cinta kasih ini agar berkesinambungan. Saya bersyukur dan mendoakan kalian semua.

Ketidakkekalan akibat usia tua dan penyakit mendatangkan penderitaan tak terkira
Meringankan penderitaan pasien dengan cinta kasih berkesadaran
Tangan Bodhisatwa lansia yang kasar dan penuh kapalan merupakan tangan terindah
Menciptakan berkah dan membina kebijaksanaan dengan cinta kasih berkesinambungan