“Pusat alat bantu di Aula Jing Si Dongda telah dibentuk selama 8 bulan. Tim kami selalu bermawas diri, berhati tulus, dan tidak lengah sedikit pun. Yang paling membahagiakan di tim alat bantu ialah kami sering menerima surat terima kasih. Saya telah mendokumentasikan sebagian. Ada yang berkata, ‘Terima kasih telah membantu kami melewati badai kali ini. Ayah saya telah menjalani hari-hari terakhirnya dengan tenang. Kami berharap dapat menyumbangkan suplemennya kepada keluarga yang membutuhkan agar mereka memiliki cukup stamina untuk menghadapi ujian mereka. Sekali lagi, saya bersyukur dan mendoakan kalian. Untung ada kalian’,” kata Li Guan-hui relawan Tzu Chi.
“Selama 8 bulan ini, setiap hari ada orang yang berkata, ‘Untung ada Tzu Chi.’ Karena itu, kami berharap dapat mengajak lebih banyak Bodhisatwa yang setekad dan sejalan untuk mengemban tanggung jawab Bersama,” pungkas Li Guan-hui.
“Pada tahun 2013, putri sulung saya ingin menjadi relawan. Para tahun itu juga, ayah saya meninggal dunia. Itu mengingatkan saya akan ajaran Master bahwa berbuat baik dan berbakti tidak bisa ditunda. Berbagai jalinan jodoh inilah yang membuat saya bergabung menjadi relawan komunitas pada tahun berikutnya,” kata Gong Shu-juan relawan Tzu Chi.
“Hari ini, putri bungsu saya juga datang ke sini. Tahun ini, dia lulus SMA. Saat duduk di bangku kelas 2 SD, dia pernah mengikuti kelas budi pekerti Tzu Chi. Pada tahun 2021, ayah dan kakaknya dilantik menjadi anggota komite Tzu Chi,” pungkas Gong Shu-juan.
“Tidak disangka, pada usia 80-an tahun ini, saya bisa bertemu dengan Master dan mengungkapkan rasa syukur saya secara langsung. Berkat Master, putri saya, Shu-juan, bisa terinspirasi dan terbimbing dengan baik serta menginspirasi seluruh anggota keluarganya. Hari ini, tiga generasi dari keluarga kami datang ke sini. Saya ingin bersyukur kepada Master. Dapat bersyukur kepada Master secara langsung hari ini sungguh merupakan berkah bagi saya,” kata Liu Chun-xian relawan.
Kehidupan yang paling dipenuhi berkah ialah dapat melihat kebajikan dan menciptakan berkah. Saya sangat bersyukur di kehidupan sekarang, saya selalu bertemu dengan orang yang penuh berkah dan kebijaksanaan. Kalian semua bersedia menerima ajaran saya. Ini berkat adanya jalinan jodoh. Kalian bukan hanya bersedia menerima, tetapi juga mempraktikkannya secara nyata untuk menciptakan berkah. Kalian semua bersumbangsih bersama dengan sukacita.
“Berkat adanya rumah teh, suami saya juga bergabung. Dahulu, saat libur, putra saya selalu pergi untuk bersenang-senang. Kini, dia pergi ke rumah teh saat libur dan selalu berusaha untuk membantu. Saya sangat bersyukur kepada para relawan di rumah teh yang telah menjaganya. Putri saya juga diajak oleh Kakak Mei-hui untuk membantu melakukan pendataan di sana,” kata Huang Zeng Xiu-e relawan Tzu Chi.
“Orang-orang di rumah teh memiliki hati yang bajik. Saya paling bersyukur kepada Master karena Master telah mengizinkan kita membuka tempat yang tidak ada duanya ini. Saya juga bersyukur kepada para relawan yang bersedia mengemban tanggung jawab. Di sini, kami ingin mempersembahkan lagu ‘Dunia Bodhisatwa Berlengan Seribu’ kepada Master,” kata Lin Wen-xiu relawan Tzu Chi.
Setiap orang memiliki hati penuh cinta kasih. Semua orang mempersembahkan lirik dan melodi yang indah dengan kompak. Dengan suara yang berbeda-beda, kalian menyanyikan lagu dengan melodi yang sama. Suara kalian sangat merdu dan liriknya pun sangat bagus. Jadi, semua orang harus bekerja sama dengan harmonis.
Saya mendengar bahwa ada banyak pengusaha yang menggenggam hari Sabtu dan Minggu untuk pergi ke Kompleks Tzu Chi Dongda guna minum teh dan berbincang-bincang. Topik apa pun yang dibahas, mereka selalu bertutur kata baik. Para pengusaha sangat sibuk dan harus menghadapi banyak masalah sehingga mungkin diliputi noda batin. Dengan kesatuan tekad, mereka menggenggam waktu luang yang ada untuk berhimpun di ladang pelatihan dan berbagi tentang misi Tzu Chi.
Mereka tidak bergunjing, melainkan dengan sukacita berbagi tentang bagaimana mereka menjalankan misi Tzu Chi dengan sungguh-sungguh dan memperoleh pencapaian. Semua orang berbagi tentang hal-hal baik dan pencapaian mereka untuk membimbing orang-orang bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Jadi, ladang pelatihan kita merupakan Tanah Suci Bodhisatwa.
Lihatlah, Kompleks Tzu Chi Dongda penuh dengan vitalitas dan sangat indah. Ada banyak kupu-kupu yang beterbangan di sekitar bunga dan tumbuhan lainnya. Saat kupu-kupu hinggap di tumbuhan, kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Selain melihat kupu-kupu yang indah, kita juga bisa mendengar kicauan burung yang sangat merdu. Terlebih lagi, ada insan Tzu Chi yang menampilkan tata krama di sana.
Saat bertemu, semua orang mendoakan satu sama lain. Mereka juga mengajak minum teh dan bersyukur satu sama lain. Semua orang saling bersyukur, menikmati teh bersama, dan menciptakan keheningan di ladang pelatihan Bodhisatwa. Semua orang memotivasi dan mendoakan satu sama lain sehingga dipenuhi rasa sukacita.
Kompleks Tzu Chi Dongda juga merupakan rumah saya. Di sana, kita memiliki sebuah keluarga besar. Kalian memiliki keluarga kecil di rumah dan keluarga besar di Kompleks Tzu Chi Dongda. Bangunannya sangatlah indah. Selain itu, para Bodhisatwa kita berhimpun di sana dengan tulus setiap hari. Jadi, dapat berhimpun dengan tulus di tempat yang indah, kalian sungguh dipenuhi berkah.
Saya berharap asalkan memiliki waktu luang, setiap orang dapat pergi ke ladang pelatihan ini. Janganlah kita berkata, “Bukan saya yang bertugas hari ini.” Itu adalah rumah kita. Kita hendaknya menjaganya setiap hari. Meski bukan kita yang bertugas, saat ada orang yang berkunjung, kita tetap harus menyambut mereka. Dengan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia dan menggalang Bodhisatwa dunia setiap hari, barulah kita dapat menyucikan dunia. Terlebih lagi, makin banyak orang, makin besar energi manusia.
Saat ada banyak orang yang makan dan bersumbangsih bersama di sana, kita bisa menciptakan banyak berkah. Agar keluarga besar kita memiliki banyak anggota, kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk menciptakan berkah. Energi berkah sama dengan energi kebaikan. Jadi, kalian harus sering pergi ke sana. Asalkan ada waktu, kita harus berkunjung ke rumah kita.
Banyaknya jejak kaki menandakan besarnya energi manusia di sana. Saya juga ingin mengingatkan kalian untuk sungguh-sungguh bersumbangsih. Menjalankan Tzu Chi adalah hal yang benar. Kita mewariskan cinta kasih dalam keluarga dan menciptakan berkah bagi masyarakat di jalan yang baik dan selamanya tidak akan mundur. Jadi, kita harus mewariskan kebajikan kepada anak cucu. Inilah yang ingin saya sampaikan kepada kalian dalam perjalanan saya kali ini. Meski terdapat banyak ajaran Buddha yang harus diwariskan, tetapi semuanya mengarahkan kita pada satu jalan yang lapang, yakni berbuat baik dan menciptakan berkah.
Membina berkah dan kebijaksanaan dengan mempraktikkan kebajikan dan cinta kasih
Membawa manfaat bagi orang lain dengan kesatuan tekad
Bodhisatwa menciptakan tanah suci di dunia
Menggalang Bodhisatwa dunia untuk menciptakan energi kebaikan