“Kami berharap dapat mengundang lebih banyak orang di komunitas untuk menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun. Untuk itu, kami menggunakan cara yang lebih trendi, yakni “Bioskop di Sudut Jalan” untuk mengenalkan misi amal dan taman bermain di lantai satu untuk anak-anak. Sesungguhnya, hari itu masih sangat pagi, sekitar pukul 8.30 atau 9 pagi, orang-orang dalam jumlah besar mulai berdatangan,” kata Li Pei-shu relawan Tzu Chi.

“Kami juga menyiapkan banyak orang di luar untuk mengajak mereka berlatih isyarat tangan. Terakhir, kami juga menggunakan dinosaurus untuk memperingatkan semua orang tentang pemanasan global dan perlunya menggalakkan vegetarisme,” pungkas Li Pei-shu.

Saya memiliki harapan yang tinggi atas jalinan jodoh ini. Di masa depan, dunia akan lebih membutuhkan Tzu Chi karena Dharma yang disebarkan oleh Tzu Chi dapat menjernihkan hati manusia. Kita telah melakukan segala hal dengan tulus dan benar. Terlebih lagi, keyakinan kita tidak menyimpang. Dengan ketulusan, kebenaran, dan keyakinan, kita melangkah dengan mantap untuk melakukan segala hal dengan sungguh-sungguh tanpa kepura-puraan. Jadi, insan Tzu Chi memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan.

Kita adalah satu keluarga besar dan keluarga besar ini memiliki kekuatan besar untuk menciptakan berkah bagi dunia. Dunia ini bagaikan sebuah rumah. Saya berharap rumah ini adalah rumah Tathagata, bukan rumah yang tengah terbakar. Hendaklah kita membangun rumah Tathagata. Untuk itu, kita harus menjernihkan hati manusia.

Dunia ini bagaikan rumah tua yang tengah terbakar. Jika kalian membaca Sutra Teratai, diceritakan bahwa tiang-tiang rumahnya sudah rusak. Demikianlah rumah besar yang sudah tua dan mengalami banyak kerusakan. Sekarang, kita harus membangun rumah Tathagata. Ini disebut rumah tetua. Janganlah kita menjadi anak miskin yang meninggalkan rumah Tathagata yang mewah dan malah meminta-minta di luar. Inilah kisah dalam Sutra Teratai.

Harap kita semua membaca Sutra Teratai dan juga melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas. Jadi, kalian hendaknya bersungguh hati atas hal ini. Kita melakukan tindakan nyata dengan terjun ke tengah masyarakat. Kita memiliki jalinan jodoh yang sangat kokoh. Jadi, kita semua harus senantiasa bersungguh hati. Saya sangat bersyukur. Kalian harus selalu ingat dengan saudara se-Dharma dan dapat menelepon mereka setiap beberapa hari sekali untuk menanyakan kabar mereka.

“Pada tanggal 1 Januari tahun ini, Kakak Zhou Zhao-zi didiagnosis positif Covid-19. Berhubung para relawan selalu saling menghubungi, mereka dengan cepat mengetahui kabar ini. Pada tanggal 2 Januari, para relawan kita menelepon beliau untuk mencurahkan perhatian kepadanya dan mengingatkan beliau agar selalu berhati-hati. Pada malam itu, saya juga masih berbicara dengannya lewat telepon dan memberitahunya untuk menghubungi kami kapan saja jika dirinya membutuhkan sesuatu,” kata Chen Mu-xiang relawan Tzu Chi.

“Namun, pada tanggal 3 Januari, ketika hendak pergi menjalankan aktivitas Tzu Chi, kami merasa sangat khawatir karena beliau tidak mengangkat telepon pagi itu. Kakak Mei-yi pun bertindak cepat dan langsung pergi ke rumah Kakak Zhou Zhao-zi. Awalnya, beliau masih memberikan respons, tetapi kemudian beliau berhenti menjawab. Beruntungnya, Kakak Mei-yi sangat waspada. Dia pun menelepon untuk meminta bantuan. Dia juga memanggil ahli kunci untuk membuka pintu rumah Kakak Zhou Zhao-zi,” lanjut Chen Mu-xiang.

“Setelah masuk ke dalam rumah, dia melihat beliau sudah pingsan di ruang tamu. Mobil ambulans segera tiba di lokasi dan mengantar beliau ke RS Tzu Chi. Kini, Kakak Zhou Zhao-zi sudah pulih dengan baik. Di usia 85 tahun, beliau menjalani pemulihan dengan sungguh-sungguh dan tetap menjaga komunikasi dengan saudara se-Dharma,” pungkas Chen Mu-xiang.

Ambil Kakak Zhou Zhao-zi sebagai contoh. Dengan selalu menjaga komunikasi, kita dapat memperhatikan satu sama lain. Jalinan kasih sayang antarsesama sungguh bernilai. Inilah yang disebut cinta kasih berkesadaran. Kita menapaki Jalan Bodhisatwa agar tersadarkan. Ada kemiripan antara aksara Mandarin “sadar” dan “belajar”. Aksara Mandarin “belajar” memiliki aksara “anak”, sedangkan aksara “sadar” memiliki aksara “lihat”. Jadi, kita harus belajar dengan hati anak-anak. Apa yang kita pelajari? Kita belajar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.

Dengan berjalan di jalan ini, kita akan tersadarkan dan dapat melihat kebenaran. Melihat kebenaran berarti tersadarkan. Jadi, inilah yang harus kita pelajari. Tidak peduli bagaimana keterampilan kalian, ketika kalian tidak tahu cara membuat sesuatu, kalian akan merenungkan caranya, kemudian membuatnya. Ketika kalian sudah membuatnya dan orang-orang merasa bahwa ini bermanfaat, ini berarti kesadaran telah dibangkitkan. Intinya, kita menstimulasi otak untuk melakukan hal-hal baik. Dalam istilah sekarang, melatih potensi otak berarti melatih kesadaran ketujuh.

Sehari-hari, kita menggunakan kesadaran keenam untuk mengidentifikasi hal-hal yang kita lihat. Setelah itu, kita perlu merenungkannya. Kita merenung dengan kesadaran ketujuh. Kita merenungkan apakah sesuatu itu harus kita lakukan atau tidak. Kita sungguh-sungguh menganalisisnya dengan kesadaran ketujuh. Jika ini adalah hal baik, kita akan melakukannya. Dengan selalu melakukan hal-hal baik, kita dapat mengakumulasi karma baik.

Melakukan hal baik yang bermanfaat bagi semua makhluk dapat menciptakan benih sebab yang baik dan menjalin jodoh baik yang akan tersimpan di kesadaran kesembilan kita. Kesadaran kesembilan adalah hakikat sejati kita. Hakikat sejati ini murni tanpa noda dan hanya ingin membawa manfaat bagi semua makhluk. Hakikat sejati ini tidak ternoda. Inilah tujuan kita melakukan pelatihan diri.

“Kakak Ping-mei adalah relawan yang sudah sangat senior. Suatu hari, ketika sedang mengendarai sepeda, beliau ditabrak oleh sebuah mobil dari belakang. Beliau tidak mengalami luka luar yang serius, tetapi setelah kejadian itu, beliau sering mengalami rasa sakit. Suatu kali, saat sedang berjalan, beliau terjatuh. Beliau pun pergi ke klinik pengobatan tradisional Tiongkok di dekat rumah untuk menjalani akupunktur. Saya juga pergi ke sana dan bertemu dengan beliau. Ketika melihat beliau, saya merasa sangat sedih karena beliau kesulitan untuk berdiri dan melangkah,” kata Lin Yue-li relawan Tzu Chi.

“Beliau hidup sebatang kara di rumahnya. Saya juga tahu bahwa beliau tinggal di lantai dua. Bagaimana beliau menjalani kehidupan sehari-hari? Saat itu, saya segera menghubungi tim kami. Saya juga sangat bersyukur ketika saya menghubungi tim, ketua tim Xieli kami bersama satu relawan lainnya langsung mengunjungi rumahnya. Saya sangat terkejut dengan kecepatan gerakan mereka. Saya baru bertemu Kakak Ping-mei pada sore hari. Pukul 8 malam lebih, Kakak Chuan-xiang sudah berada di rumah Kakak Ping-mei dan sedang mengganti lampu di langit-langit,” pungkas Lin Yue-li.

“Setelah menerima panggilan telepon, kami segera mengundang ketua tim Hu’ai kami, Kakak Chuan-xiang, dan Kakak Jian-ting untuk bersama-sama pergi ke rumah Kakak Ping-mei dan menanyakan apa yang diperlukan beliau. Memperbaiki pencahayaan dan memasang pegangan tangan merupakan bagian dari layanan perbaikan rumah bagi para saudara se-Dharma yang sudah lanjut usia. Berhubung Kakak Ping-mei menderita sakit pinggang dan kesulitan untuk berjalan, kami pun berkoordinasi dengan Kakak Yang-chuan untuk mengirimkan ranjang elektrik dari platform alat bantu ramah lingkungan Tzu Chi,” kata Lin Min-long relawan Tzu Chi.

Mereka adalah saudara se-Dharma kita dan murid saya. Kalian harus mewakili saya untuk memberikan perhatian kepada mereka. Apakah kalian paham? (Paham) Mari kita menelepon dan berbicara dengan mereka serta menyemangati mereka untuk menonton Da Ai TV. Jika tidak, mereka akan merasa kesepian karena tidak ada yang bisa diajak bicara. Adakalanya, kita dapat berbicara dengan mereka.

Di era sekarang, banyak kaum lanjut usia yang tinggal sendirian atau hanya berdua saja dengan pasangan mereka. Inilah hal yang sedang terjadi di zaman sekarang. Namun, dengan adanya saudara se-Dharma, mereka tidak akan merasa kesepian. Kita dapat menelepon mereka setiap beberapa hari sekali untuk mengajak mereka beraktivitas di luar dan memberikan perhatian kepada mereka. Perhatian yang kita berikan lebih penting daripada keluarga yang masih memiliki hubungan darah karena saudara se-Dharma selalu ada di sekitar kita.

Kita juga memiliki semangat dan nilai-nilai untuk peduli terhadap sesama. Sekalipun kerabat terdekat, seperti anak cucu kita, masing-masing memiliki bisnis yang harus dikelola dan kehidupan yang harus dijalani. Jadi, tetangga yang dekat lebih baik daripada kerabat yang jauh. Kita adalah saudara se-Dharma yang tinggalnya berdekatan. Jika kita semua dapat terus seperti ini, kehidupan setiap orang akan sangat bernilai dan kita tidak akan merasa kesepian.

Membimbing semua makhluk di dunia dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan
Melakukan tindakan nyata untuk mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma
Meningkatkan kesehatan otak dengan cinta kasih berkesadaran
Berbuat kebajikan, membawa manfaat bagi semua makhluk, dan menjalin jodoh baik