“Tzu Chi Melaka telah berusia 30 tahun. Di sini, saya sangat berterima kasih atas sumbangsih para relawan yang telah bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, terutama makhluk yang menderita. Relawan telah bersumbangsih dengan cinta kasih,” kata Luo Ci Rui Ketua Tzu Chi Melaka.

“Saya merasa makin bersyukur karena di Melaka, Malaysia terdapat para senior yang memulai Tzu Chi. Berkat mereka, kita dapat menjadi relawan dengan baik,” kata Li Zhen-hao relawan Tzu Chi.

“Tzu Chi didirikan dengan tujuan untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Jalinan jodoh Tzu Chi dengan Nepal dimulai pada lebih dari 30 tahun yang lalu. Kami mengundang banyak orang untuk bersumbangsih,” kata Kriti Gole relawan Tzu Chi.

“Saya memahami apa yang dilakukan oleh Tzu Chi. Semuanya adalah hal yang baik. Kalian telah membawa manfaat bagi masyarakat. Kami juga ingin bersumbangsih Bersama,” kata Santosh Kumar Chaudary Dokter.

“Kami adalah warga lokal. Sudah seharusnya kami membantu dan mengusahakan yang terbaik. Oleh karena itu, saya bergabung dengan Tzu Chi. Sesuai dengan kemampuan saya, baik dalam hal tenaga, ekonomi, maupun koneksi, saya dapat menjadi relawan,” kata Satish Prasad Pandey warga.

Bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk adalah pesan guru saya. Pada masa itu, saya hendak menjadi bhiksuni dan ditahbiskan penuh. Namun, karena tidak memiliki guru, saya diminta keluar dari tempat penahbisan. Saya pergi ke Auditorium Hui Ri untuk mendapatkan Kumpulan Karya Master Tai Xu yang terdiri atas lebih dari 60 jilid. Saya berencana untuk kembali ke Hualien dan mengkaji Dharma dengan baik sambil menunggu jalinan jodoh untuk bertemu guru dan dapat ditahbiskan.

Setelah pergi mengambil buku yang telah dibungkus dengan rapi, saya bersiap untuk meninggalkan Auditorium Hui Ri. Saat itulah, Master Yin Shun keluar dari ruangannya dan berhadapan dengan saya dalam jarak yang jauh. Ketika beliau berjalan menuju ke arah saya, saya hendak keluar pintu. Dengan jarak yang jauh, beliau tersenyum kepada saya. Saya beranjali dan membungkukkan badan. Beliau mengangguk sambil tersenyum.

Saya tiba-tiba terbersit sebuah ide dan bertanya kepada Guru Hui Yin yang menemani saya untuk pergi ke Auditorium Hui Ri, “Apakah saya dapat berguru kepada Master Yin Shun?” Guru Hui Yin menggelengkan kepalanya dan berkata, “Itu tidak mungkin.” Saya bertanya, “Mengapa?” Dia berkata, “Beliau biasanya tidak menerima murid.” Saya berkata, “Kita bisa mencobanya.” Dia kemudian mendatangi Master Yin Shun dan berdiri di hadapannya. Mereka berbicara dan saya tidak mendengar apa pun.

Namun, dia melihat saya sambil tersenyum dan menganggukkan kepala. Kemudian, saya dengan sangat cepat berlari ke hadapan Master Yin Shun. Beliau bertanya, “Kamu ingin menjadi murid saya?” Saya berkata, “Ya, Mohon welas asih Guru.” Dia bertanya, “Kamu datang untuk penahbisan penuh?” Saya menjawab, “Ya.” Beliau meminta saya untuk bersujud dan memberikan penghormatan kepada Buddha sebanyak 3 kali. Saya segera memberikan penghormatan kepada Buddha dan bersujud di hadapan Master Yin Shun.

Beliau berkata, “Kamu dan saya memiliki jalinan jodoh guru dan murid yang luar biasa. Berhubung kamu adalah murid saya dan akan ditahbiskan, kamu harus ingat bahwa kelak kamu harus bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk'”. Saya berjanji untuk menjalankan nasihat itu dan kembali bersujud. Inilah jalinan jodoh yang sangat tak terbayangkan. Untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, sesungguhnya sangatlah sulit. Namun, saya bersedia untuk menjalankannya.

Setiap hari, saya merasa bersyukur. Saya bersyukur atas budi luhur Buddha, budi luhur guru, dan budi luhur orang tua. Tanpa adanya orang tua yang melahirkan dan membesarkan saya, tidak ada saya hari ini; tanpa adanya Master Yin Shun yang menerima saya, saya tidak akan bisa ditahbiskan secara penuh. Tanpa adanya penahbisan penuh, tidak ada saya hari ini. Setelah ditahbiskan, saya perlu bersyukur atas budi luhur semua makhluk. Saya merasa bersyukur setiap hari.

Saya bertekad untuk menerima dan menjalankan ajaran. Demi ajaran Buddha, saya harus terjun ke tengah masyarakat agar dapat membimbing semua makhluk. Inilah pesan Master Yin Shun, “Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.” Berhubung telah menjadi bhiksuni, saya tidak boleh hanya mencari Dharma untuk pencapaian diri sendiri. Tidak. Saya harus mencari Dharma demi semua makhluk. Dengan memahami ajaran Buddha, barulah saya dapat membabarkan Dharma bagi semua makhluk. Untuk membabarkan Dharma, saya perlu mempraktikkan apa yang saya katakan. Saya juga harus membimbing semua makhluk dan membuka ladang pelatihan di dunia.

Ladang pelatihan Tzu Chi telah tersebar ke seluruh dunia. Saat ini, ada begitu banyak bencana di dunia, seperti bencana alam, bencana akibat ulah manusia, kemiskinan, dan penyakit. Banyak orang menderita yang memerlukan bantuan kita. Satu orang saja tidak dapat menolong banyak orang. Kekuatan beberapa orang saja tidaklah cukup. Diperlukan semua orang di dunia untuk berhimpun. Setelah mendengarkan dan menerima Dharma, kita perlu terjun ke tengah masyarakat untuk menyebarkannya. Jadi, hendaknya semuanya mendengarkan, memahami, dan mempraktikkan ajaran Buddha.

Lihatlah berapa banyak yang telah kita lakukan dalam misi amal. Banyak insan Tzu Chi yang telah mempelajari ajaran Buddha dengan tekun dan mempraktikkannya di dunia. Semua ini terwujud berkat jalinan jodoh. Saya sering memberi tahu semuanya bahwa jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan. Seiring berjalannya waktu, kita harus menggenggam jalinan jodoh yang ada. Di mana pun ada yang membutuhkan, insan Tzu Chi akan pergi ke sana. Ini semua dimulai dari nasihat Master Yin Shun, “Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.”

Tzu Chi dimulai dengan kisah 50 sen hingga berkembang seperti saat ini. Kalian semua adalah Bodhisatwa dunia. Selama kita memiliki niat, tetes demi tetes sumbangsih yang kecil pun dapat membantu orang-orang menderita di dunia. Bodhisatwa tidak perlu ke mana-mana. Ketika bertekad membantu suatu tempat, kita tidak perlu pergi ke sana secara langsung karena saat ini, Bodhisatwa ada di berbagai tempat. Hal yang diperlukan ialah memberikan dukungan kepada mereka. Bodhisatwa telah memenuhi dunia ini. Selama memiliki niat, kita dapat menghimpun kekuatan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Intinya, Bodhisatwa telah tersebar di seluruh dunia.

Lebih dari 2.500 tahun lalu, Buddha telah membangkitkan sebersit niat. Lebih dari 2.500 tahun kemudian, Bodhisatwa juga membangun niat yang sama. Ketika kita menyebarkan niat ini untuk menginspirasi orang lain, ini disebut dengan menyebarkan Dharma. Dengan begitu, semua orang memiliki kesempatan untuk menciptakan berkah. Ini disebut membawa manfaat bagi semua makhluk. Inilah menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Setelah mendengarkan Dharma, hendaknya kalian menyebarkannya kepada teman dan para donatur dengan lebih giat. Kita sungguh-sungguh memiliki kekuatan. Hendaknya kita menghimpun kekuatan ini.

Mengenang budi luhur guru dan meneladan hati Buddha
Terjun ke tengah masyarakat untuk meringankan penderitaan dan memberikan kebahagiaan
Teguh dalam mendengar, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma
Menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk di Jalan Bodhisatwa