Saat ini, guru Tzu Chi di Malaysia bagaikan butir demi butir benih yang padat. Terlebih lagi, setiap guru sangat bersungguh hati dalam mendidik anak-anak dan mengajak satu sama lain untuk bergabung. Berhubung kekuatan satu guru sangatlah terbatas, diperlukan sekelompok guru dengan tekad yang sama.

Semua orang berpegang pada semangat Asosiasi Guru Tzu Chi. Kita hendaknya kembali membangkitkan semangat dan keberanian kita. Misi pendidikan di Malaysia telah dijalankan selama bertahun-tahun. Kita tidak boleh lengah dan harus terus menghimpun keberanian. Kita memandang pendidikan sebagai sebuah misi, bukan sekadar pekerjaan. Kalian semua adalah guru. Ini adalah profesi kalian.

Tanggung jawab seorang guru ialah mendidik setiap siswanya. Inilah guru pada umumnya. Tentu saja, ini juga adalah guru yang baik. Namun, guru yang bergabung dengan Tzu Chi bukan hanya guru yang baik, tetapi juga memiliki semangat misi yang akan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan mereka.

Dalam sistem pendidikan kita, seorang guru tidak hanya membimbing siswa, tetapi juga mempraktikkan apa yang dikatakannya untuk menjadi teladan. Guru adalah teladan terbaik bagi siswa. Jadi, jika para guru dapat senantiasa bermawas diri, mereka dapat membawa pengaruh baik bagi masyarakat.

Guru dapat memengaruhi masyarakat dan menjadi teladan di tengah masyarakat. Jadi, kita juga memberikan pendidikan karakter. Kita tidak mementingkan kuantitas ataupun ketenaran. Kita hanya menunaikan tanggung jawab kita. Jadi, para guru kita sangat perhatian terhadap siswa.

Para guru kita bertekad dan berikrar untuk mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran dan terus-menerus mewariskannya. Untuk mewariskan prinsip kebenaran, kita semua harus bekerja sama karena hal ini tidak dapat dicapai hanya oleh segelintir orang saja. Semua guru di sini telah mengenal Tzu Chi. Tzu Chi telah berdiri selama puluhan tahun. Apakah kita bisa terus mewariskannya? Ini bergantung pada masa sekarang.

Saat ini, ada banyak sekali “Anda”. Hendaknya semuanya menjalankan Tzu Chi dengan semangat misi. Hari ini, ada “saya” yang tak terhitung jumlahnya di sini. Jika kalian menganggap bahwa ini adalah tanggung jawab dan misi kalian, maka kalian mewakili saya.

Saya hanya menyampaikan prinsip saya dan kalian akan menjalankannya. Kalian semua berkata, “Inilah prinsip Master untuk misi pendidikan.” Ketika mendengar itu, saya merasa sangat bersyukur dan selalu mengucapkan terima kasih. Saya juga berterima kasih kepada diri sendiri karena memiliki niat yang benar. Niat yang benar telah menciptakan nilai dalam kehidupan. Dengan demikian, saya akan berkata pada diri sendiri bahwa hidup saya sangat bernilai. Kita harus memulai proyek harapan ini dengan membina para guru.

Setiap guru harus memiliki semangat Tzu Chi dan berjalan dengan langkah yang mantap. Inilah yang sering saya katakan kepada kalian, yaitu berjalanlah dengan langkah yang mantap dan kedua kaki harus melangkah secara beriringan. Keduanya dilandasi oleh prinsip yang sama. Hendaknya semuanya terus tekun dan bersemangat. Semuanya telah melihat Jalan Tzu Chi dengan jelas. Inilah jalan yang murni tanpa noda.

Setiap orang yang menapaki jalan ini tentunya berjalan menuju arah yang sama, yaitu cinta kasih yang murni tanpa noda dan tanpa pamrih. Jadi, saya berharap semuanya tidak hanya benih padi, tetapi juga benih pohon besar. Saat pohon tumbuh besar, ia akan berbunga dan berbuah setiap tahun serta memberikan keteduhan bagi setiap orang untuk beristirahat. Jadi, hendaknya semua orang bersatu dengan cinta kasih dan berbagi metode satu sama lain.

“Saya cenderung tidak sabar. Oleh karena sifat ini, manajemen kelas saya sangat tidak ideal. Guru Mei-ting berkata, ‘Anda harus menggunakan metode praktis dari Master, yaitu membimbing siswa dengan Kata Renungan Jing Si agar kelas Anda menjadi harmonis.’ Kemudian, saya mengubah langkah dan arah saya. Suatu kali, saya menyelesaikan konflik kecil anak-anak hanya dengan satu Kata Renungan Jing Si,” kata Yan Hui-ping Guru TK Internasional Tzu Chi Kuala Lumpur.

“Kami tidak membutuhkan bantuanmu. Kami tidak membutuhkannya.”
“Kami sangat lelah.”
“Dengan jumlah orang yang banyak…”
“Terciptalah kekuatan dan berkah yang besar.”
“Ya, benar.”
“Kamu dapat membantu.”

Satu Kata Renungan Jing Si dapat diserap oleh anak-anak yang masih sangat kecil. Hendaknya kita sebagai orang dewasa juga dapat menerima ajaran ini. Saya pun telah menerimanya. Saya membutuhkan banyak orang sehingga saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus lebih ramah terhadap orang lain, membina keharmonisan dengan orang lain, dan mengasihi satu sama lain.

Guru sekalian, kalian semua adalah benih untuk menyebarkan Dharma. Hanya kalian yang dapat membawa harapan bagi masyarakat karena kalian dapat menghasilkan benih yang tak terhitung jumlahnya. Secara perlahan, setiap batin siswa dapat dibasahi dengan air Dharma. Jangan pernah biarkan tanah mengering. Kita harus terus melembapkan tanah.

Saya juga sering berkata tentang energi. Energi manusia juga sangat dibutuhkan. Jika hanya ada air Dharma, itu tidak ada gunanya. Harus ada orang yang bisa memanfaatkannya. Membasahi hati semua orang dengan air Dharma memerlukan kesungguhan hati dan kekuatan kita.

Guru sekalian, hendaknya semuanya bersungguh hati. Tanpa kesungguhan hati dan kekuatan, kalian tidak dapat mendidik siswa. Terlebih lagi, untuk membina siswa yang baik, diperlukan kekuatan dari kelompok. Selain kesungguhan hati dan kekuatan, kita juga membutuhkan kelompok. Kekuatan satu orang sangat terbatas. Diperlukan sekelompok orang yang dapat membimbing dengan Dharma. Inilah pentingnya pendidikan.

Mengemban misi pendidikan dengan semangat misi
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dengan tindakan yang benar
Menghimpun kekuatan untuk menghasilkan benih yang tak terhingga
Membimbing orang lain dengan cinta kasih agung yang murni