Tzu Chi sungguh menjalankan Dharma di dunia. Saya berharap ajaran Buddha dapat disebarkan di dunia. Apakah kita telah berjalan dengan langkah yang mantap? Apakah kita telah memasuki jalan ini? Saat kita melangkah di jalan ini, adakah kita sungguh-sungguh merasakan bahwa jalan ini sudah sangat lama terkena sinar matahari hingga panas? Inilah jalan yang harus kita lalui.
Pada awalnya, Buddha meninggalkan istana dan terjun ke tengah masyarakat dengan melepaskan segalanya. Terlebih lagi, Beliau melakukan ini dengan tekad yang penuh tanpa adanya penyesalan. Hingga suatu ketika, ketika jalinan jodohnya lengkap, Buddha melihat cahaya bintang dan secara tiba-tiba, batin-Nya menyatu dengan alam semesta. Tubuh dan batin-Nya menyatu dengan alam semesta.
Semua orang selalu membahas, “Bagaimana cara membicarakan ini?” Ini sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bagaimana mendeskripsikan pencerahan yang terjadi dalam sekejap ini? Terlebih lagi, Yang Maha Sadar Di Alam Semesta berbeda dengan makhluk awam. Bagaimana agar prinsip-prinsip kebenaran agung ini dapat dipahami? Ini adalah hal yang sulit untuk dilalui.
Meski telah mencapai pencerahan, Buddha tetap tidak sampai hati melihat makhluk hidup sehingga Beliau terjun ke tengah-tengah dunia untuk membimbing semua orang. Namun, bagaimana cara membimbing makhluk awam? Meneladan Buddha bukan hanya dalam 1 kehidupan, melainkan dari kehidupan ke kehidupan. Diperlukan jalinan jodoh yang besar sehingga dapat membimbing makhluk hidup dan mencapai kebuddhaan. Kebuddhaan bukan dicapai hanya dalam 1 kehidupan, melainkan dari kehidupan ke kehidupan. Hendaknya kita yakin terhadap diri sendiri.
Pada masa lalu, kita telah memulai jalinan jodoh hingga saat ini kita semua telah menjalin jodoh yang baik. Tanpa adanya jalinan jodoh baik, semua orang hanya akan berjumpa sambil lalu. Dalam waktu satu hari, berapa banyak orang yang bertemu sambil lalu dengan kita? Misi kesehatan adalah sebuah ladang pelatihan yang besar. Misi pendidikan bertujuan untuk membangkitkan sifat hakiki bajik manusia. Banyak hal yang dapat kita pelajari.
Hendaknya kita menjadi teladan untuk mendidik orang lain. Oleh karena itu, dalam misi Tzu Chi, ada yang terlibat dalam misi pendidikan, misi kesehatan, dan misi budaya humanis. Misi budaya humanis memberikan pandangan luas terhadap segala hal yang terjadi di dunia, seperti ketidakkekalan hidup dan kerentanan bumi.
Saya sering mengatakan bahwa melalui misi budaya humanis, kita dapat menyebarkan Dharma dan membimbing semua orang setiap saat. Berkat kemajuan teknologi saat ini, hanya dengan satu ketukan jari, kita dapat melihat peristiwa dunia. Kita juga dapat melihat dengan jelas kerentanan bumi, pikiran manusia yang bergejolak, dan dunia yang tengah menghadapi ancaman.
Buddha datang ke dunia untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa karena Beliau tahu bahwa dunia ini mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Bagaimana cara kita memperpanjang usia Bumi? Kita perlu menyucikan hati manusia. Hanya ketika manusia menciptakan lebih banyak berkah, kerusakan di dunia akan berkurang.
Hendaknya kita mengurangi nafsu keinginan dan jangan terlalu tamak. Buddha telah memberikan kebaikan yang besar kepada semua makhluk. Dengan jiwa kebijaksanaan-Nya, Buddha datang ke dunia untuk menyelamatkan jiwa kebijaksanaan semua makhluk. Saat ini, kita dapat memahami ketidakkekalan hidup dan kerentanan bumi serta memahami cara melepaskan diri dari kelahiran dan kematian dan melihat kenyataan dunia. Ini semua karena Buddha.
Meski zaman Buddha telah berlalu lebih dari 2.500 tahun, tetapi tanpa adanya Buddha yang datang ke dunia, orang-orang akan terus hidup dalam ketidaktahuan dan hanya mengikuti fase lahir, tua, sakit, dan mati. Karma buruk yang diciptakan manusia pun makin hari makin banyak. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu bersyukur.
Setelah memahami ajaran Buddha, kita telah bertekad untuk menjadikan ajaran Buddha sebagai jalan kita. Kita melatih diri bukan semata-mata demi pencapaian pribadi, melainkan membawa manfaat bagi dunia. Oleh karena itu, kita harus memiliki tekad untuk tidak hanya membawa manfaat bagi diri sendiri.
Di dunia ini, banyak orang hanya sibuk dengan usaha atau karier masing-masing. Ketika seseorang bekerja hanya demi uang, selamanya dia akan merasa kurang dan tidak pernah puas. Dalam masyarakat, semua orang saling bersaing. Begitu pula, terjadi persaingan antarbisnis dan ketamakan antarnegara. Ketamakan ini menciptakan sebuah garis pemisah antara diri sendiri dan pihak lain.
Ketamakan selamanya akan selalu ada di dalam hati manusia. Tidak peduli apa pun jabatan manusia, semuanya memiliki ketamakan tak terbatas yang dapat menciptakan karma negatif. Karma yang terus terakumulasi ini membawa penderitaan dan penderitaan ini akan berlanjut dari kehidupan ke kehidupan.
Kondisi perubahan iklim pun makin hari makin memburuk. Semua orang mungkin merasa dengan kemajuan teknologi saat ini, mereka biasa menikmati apa pun dan melakukan apa pun sesuka hati. Sesungguhnya, kita harus meningkatkan kewaspadaan diri. Karma negatif yang terus bertambah dapat menyebabkan kerugian, yaitu bencana. Ketika bencana terjadi, segalanya akan hancur. Oleh karena itu, saya terus mengatakan bahwa kita harus berusaha mencegah bencana.
Saya sering berkata bahwa kekuatan karma sulit dihentikan karena tidak terlihat dan tidak dapat disentuh. Inilah yang saya khawatirkan saat ini. Namun, adakah cara untuk mengatasinya? Untuk memperpanjang kesehatan Bumi, manusia harus memiliki tubuh dan pikiran yang sehat serta kembali pada hakikat kebuddhaan yang murni. Hendaknya kita mengurangi nafsu keinginan, tahu berpuas diri, serta menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk.
Memahami jalan agung demi meninggalkan noda
Menyadari sifat hakiki lewat praktik sehari-hari
Menggarap jalinan jodoh dan menyebarkan Dharma
Giat menyebarkan kebajikan dan membimbing semua makhluk