Di dalam tayangan terlihat bahwa kemarin, seluruh dunia bersama-sama mengadakan upacara pemandian rupang Buddha. Ini dalam rangka memperingati lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha datang ke dunia untuk menyebarkan Dharma dan prinsip kebenaran. Saat ini, hendaknya kita juga membuat Dharma tersebar luas di masyarakat. Dengan adanya teknologi yang berkembang pesat, kita dapat menyebarkan Dharma. Siapa yang dapat menyebarkan Dharma? Manusialah yang dapat menyebarkan Dharma.
Semua orang harus berhimpun untuk melakukan ini. Kita memiliki satu hati yang sama, yaitu hati Buddha. Kita juga memiliki satu tekad yang sama, yaitu mewariskan ikrar Buddha. Untuk menyebarkan Dharma di dunia, kita membutuhkan keyakinan, ikrar, dan praktik. Kita harus yakin terhadap Buddha. Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha datang ke dunia. Dengan kekuatan ikrar dan kebijaksanaan-Nya, Buddha membuka sebuah jalan agung. Terlebih lagi, jalan agung ini adalah jalan yang lurus, aman, dan rata.
Kita semua pada dasarnya memiliki hakikat kebuddhaan. Perilaku seperti apa yang menggambarkan sifat Buddha? Perilaku yang bajik. Perilaku ini menunjukkan kebaikan yang bebas dari keburukan. Jalan yang lapang dan lurus ini adalah jalan kebajikan. Jalan ini sangatlah panjang dan perlu diwariskan tanpa henti bagi generasi penerus kita yang akan ada di dunia ini dalam jangka waktu yang panjang. Jalan ini tidak terbatas oleh waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia.
Saya sungguh bersyukur atas acara kemarin. Dalam upacara pemandian rupang Buddha di Hualien, saat saya tiba, lagu mulai mengalun. Semua peserta membentuk formasi yang sangat indah. Ada yang berbentuk persegi dan ada pula yang berbentuk lingkaran. Saat saya tiba di lantai atas, ada monitor di depan saya yang menunjukkan beberapa lokasi dalam waktu yang bersamaan. Coba bayangkan, dalam waktu 1 detik, saya dapat melihat berbagai tempat yang jaraknya jauh dari saya. Terlebih lagi, upacara ini disiarkan ke seluruh dunia.
Teknologi sudah sangat maju. Ini rasanya seperti nyata dan tidak nyata karena kita tidak dapat melihat bagaimana suara menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya Taiwan, seluruh dunia dapat menerima siaran ini. Dalam waktu yang bersamaan, sebanyak 37 ladang pelatihan Tzu Chi di 14 negara mengikuti upacara pemandian rupang Buddha secara serentak.
Upacara di Balai Peringatan Chiang Kai-shek dimulai pada sore hari. Kemarin, saya melihat para anggota Sangha memasuki lapangan. Semuanya terlihat sangat agung. Saat mereka memasuki lapangan, pemandangan itu menarik perhatian saya dan saya terpikir akan semangat Buddha, Dharma, dan Sangha. Terlebih lagi, alunan lagu tersebut berisi Dharma.
Para anggota Sangha, baik bhiksu maupun bhiksuni, memasuki lapangan dengan sangat rapi. Lihatlah, hati yang sangat tulus dan barisan yang sangat indah sungguh-sungguh menggambarkan syair, “Dharma yang dalam dan menakjubkan tiada tara; sulit ditemui dalam ratusan juta kalpa; kini aku telah mendengar dan menerimanya; semoga aku memahami makna sesungguhnya dari ajaran Tathagata.”
Melihat upacara ini, keyakinan kita muncul sehingga kita dapat membangkitkan ikrar besar untuk mendalami Dharma. Pemandangan saat upacara telah masuk ke dalam kesadaran pikiran kita semua. Ketika pemandangan itu tidak ada di depan kita, kita tetap dapat mengingatnya. Inilah kesadaran pikiran. Gambaran itu adalah sesuatu yang membekas dalam batin kita. Aksara Tionghoa “pikir” terdiri atas aksara Tionghoa “hati” dan “wujud”. Kita dapat mengingat gambaran wujud saat para anggota Sangha memasuki lapangan. Aksara Tionghoa “merenungkan” terdiri atas kata “ladang” dan “hati”. Jadi, kita tidak hanya melihat gambaran yang ada saja, melainkan juga mengingat dan merenungkannya.
Kita memiliki ladang dalam batin kita. Ladang batin ini berisi banyak ingatan. Jadi, hendaknya kita terus menggarap ladang batin ini sama seperti menanam benih padi. Dalam ladang batin kita, hendaknya kita tanamkan benih tersebut. Benih yang ditanam akan bertumbuh dan menghasilkan butiran beras hingga siap untuk dipanen. Asalkan menjadi penggarap yang baik, kita akan menuai panen yang melimpah. Inilah cara kita melatih diri, yaitu mendengarkan prinsip kebenaran dan menyerapnya ke dalam hati.
Hendaknya tubuh dan batin kita tidak lepas dari Dharma. Segala praktik kita harus berada di jalan agung yang lurus, yaitu Jalan Bodhisatwa. Mengenai berlindung pada Buddha, semua orang pada dasarnya memiliki hakikat kebuddhaan. Namun, kita membutuhkan sebuah citra atau tampilan untuk menunjukkan keindahan.
Belakangan ini, kita sering mendengar bahwa Taipei kekurangan air. Kemarin, hujan datang tepat waktu. Saat melihat hujan turun, semua peserta telah siap. Pembawa acara memberi tahu semuanya untuk mengenakan jas hujan. Jas hujan yang mereka pakai juga terlihat sangat rapi. Bahkan, cara mereka mengenakannya juga sangat rapi. Dengan warna jas hujan yang berbeda, tulisan yang terbentuk dalam formasi juga berubah. Itu sungguh pemandangan yang sangat indah. Saya merasa sangat bersyukur.
Para pelindung Dharma serta para Buddha dan Bodhisatwa datang untuk menghadiri upacara. Cuaca pun menunjukkan pertanda baik. Saya sangat bersyukur. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua. Saya berterima kasih atas kesungguhan hati dan keteraturan kalian semua dalam setiap upacara pemandian rupang Buddha, baik di Taiwan maupun luar negeri. Saya juga berterima kasih khususnya kepada insan Tzu Chi Taiwan.
Setiap menit dan detik, ingatlah gambaran upacara ini dalam pikiran dan hati kita. Pikiran menyimpan gambaran yang menjadi ingatan. Jadi, kita harus menjaga gambaran dalam ingatan dan pikiran kita agar senantiasa jernih sehingga tidak ada pikiran pengganggu yang dapat menodai hati kita.
Seluruh dunia memperingati Hari Lahir Buddha
Membalas empat budi luhur dengan ketulusan hati
Menyucikan noda batin dengan keagungan dan kebaikan
Menggarap ladang kesadaran dengan pikiran tanpa noda