“Saya berasal dari Keelung dan merupakan anggota tim tanggap darurat ke-5 di wilayah utara. Kami mempraktikkan kesabaran dan kelembutan serta menjunjung kehormatan dan aturan. Kami adalah sandaran yang paling solid bagi para anggota tim penyelamat di garis depan. Kami selalu bisa menggunakan sumber daya yang terbatas untuk membawa manfaat terbesar. Jika ingin melakukan tugas dengan baik, dibutuhkan peralatan yang baik,” kata Zheng Zhen-huang relawan Tzu Chi.
“Setiap tahun, kami mengadakan pelatihan pemeliharaan peralatan agar para relawan kita dapat memahami struktur berbagai jenis peralatan dan menguasai cara memperbaiki kerusakan sederhana. Jadi, semua peralatan selalu dalam kondisi siap,” lanjut Zheng Zhen-huang.
“Saat terjadi sesuatu, kami dapat segera bergerak. Semua peralatan ini disimpan di Kantor Tzu Chi di berbagai wilayah dan selalu siap digunakan. Saat bencana terjadi, kami akan menyiapkan berbagai jenis barang bantuan dan berhimpun di Kantor Tzu Chi. Setelah menerima instruksi dari ketua tim, kami akan membawa peralatan dan barang yang dibutuhkan menuju lokasi yang ditentukan dalam waktu tertentu dan menuntaskan misi kami,” pungkas Zheng Zhen-huang.
“Kami selalu berpegang teguh pada pesan Master, yakni mengutamakan keselamatan diri. Selama 25 tahun ini, tidak pernah terjadi kecelakaan. Master tidak perlu khawatir,” kata Chen Yi-ming relawan Tzu Chi.
Kalian semua merupakan Bodhisatwa. Selama puluhan tahun ini, saat terjadi bencana besar ataupun kecil di Taiwan, insan Tzu Chi bukan hanya menjadi yang pertama menjangkau daerah bencana, tetapi juga terus bersumbangsih hingga misi tuntas. Kita selalu menjadi yang pertama datang dan yang terakhir pergi. Setelah bersumbangsih, kita dipenuhi rasa sukacita. Yang kita rasakan hanya satu, yaitu sukacita.
Kita bersumbangsih tanpa pamrih, bahkan bersyukur satu sama lain. Demikianlah insan Tzu Chi. Dengan saling bersyukur dan bersumbangsih tanpa pamrih, kita mengembangkan nilai kehidupan. Selain dalam diri insan Tzu Chi, di mana lagi kita bisa melihat semangat seperti ini?
Mengenang masa lalu, kalian telah berpartisipasi dalam penyaluran bantuan setelah terjadinya Gempa 921 dan Topan Morakot serta proyek harapan untuk mengurangi risiko bencana. Selama puluhan tahun ini, kalian sungguh telah melakukan banyak hal bagi Taiwan.
Bodhisatwa sekalian, sesungguhnya, berapa banyak yang telah kalian lakukan? Kalian harus mencatat sejarah ini. Saya selalu berharap kalian dapat mengenang pengalaman kalian dan mencatatnya. Saya sangat mengharapkannya. Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan kalian.
Setelah puluhan tahun berlalu, yang paling saya syukuri ialah kalian semua masih sehat. Pikirkanlah berapa usia kalian saat bergabung dengan Tzu Chi dan berapa usia kalian sekarang. Kalian semua hidup tenteram dan sehat, bahkan memiliki kekuatan ikrar yang tak pernah goyah.
“Untuk merekrut relawan penanggulangan bencana di Xizhi, kami telah mengadakan empat kali pelatihan tahun lalu dan mengundang tim pemadam kebakaran untuk mengajari para relawan di Xizhi. Empat kali pelatihan ini diikuti oleh 480 orang,” kata Li Tong-rong Relawan Tzu Chi.
“Setiap hari Rabu malam, kami mengadakan pelatihan teknik penggunaan tali penyelamat dengan harapan setiap orang dapat menuntaskan misi dengan cepat dan keselamatan mereka juga terjamin. Master tidak perlu khawatir. Kami akan menjalankan tugas dengan baik dan memastikan bahwa semua orang menguasai teknik menggunakan tali penyelamat,” kata Qiu Chuang-bao Relawan Tzu Chi.
Saya mendengar bahwa kalian mengadakan pertemuan pada waktu tertentu setiap bulannya. Inilah yang disebut jalinan kasih sayang Bodhisatwa. Jadi, kalian memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih. Semoga kalian semua selalu aman dan selamat. Dengan memperpanjang jalinan kasih sayang, kita juga membimbing relawan muda dan paruh baya sehingga mereka memahami semangat Tzu Chi.
Melihat perubahan iklim, saya makin mengkhawatirkan kondisi dunia ini di masa mendatang. Sebagai LSM yang melindungi komunitas dan masyarakat, kita harus memiliki tim yang selalu dapat menjangkau wilayah yang membutuhkan.
Seiring berlalunya waktu, manusia akan menua dan jatuh sakit. Ini adalah hukum alam. Contohnya, saya. Kini, jika ingin berdiri dari posisi duduk, saya harus menguras energi. Saat berjalan, saya juga tidak bisa melangkah dengan stabil. Saya terus berlatih agar saya bisa berjalan dengan stabil dan dapat kembali melakukan perjalanan. Ini karena saya telah lanjut usia.
Fungsi tubuh saya menurun karena saya telah lanjut usia. Karena itu, saya harus terus berlatih agar dapat mengembangkan nilai kehidupan saya hingga napas terakhir. Inilah tujuan kita mempelajari ajaran Buddha. Kita tidak mengejar apa pun selain kebijaksanaan dan kesadaran yang jernih. Jika dapat kembali mengadakan pertemuan rutin pada hari tertentu setiap bulannya, kita akan sangat sukacita dan gembira.
Kita bisa membagikan pengalaman kita dan mengajak orang-orang untuk mengikuti pelatihan. Mengikuti pelatihan bukanlah suatu keharusan. Setelah mendengar kisah tentang Tzu Chi, mereka mungkin akan merasa sukacita dan berikrar untuk mengikuti pelatihan Tzu Chi. Jika mereka tidak bisa mengikuti pelatihan Tzu Chi, itu pun tidak menjadi masalah. Setidaknya, mereka dapat lebih memahami Tzu Chi. Jika mereka tertarik untuk bergabung, barulah kita mengatur pelatihan bagi mereka.
Di negara mana pun bencana terjadi, tim tanggap darurat kita dapat segera bergerak saat dibutuhkan. Kita harus menyempurnakan tim tanggap darurat kita agar dapat memberikan pelatihan di mana pun saat dibutuhkan. Ini harus diwariskan dari generasi ke generasi agar tim tanggap darurat kita dapat senantiasa siap. Demikianlah kita meneruskan jiwa kebijaksanaan.
Di era ini, kita telah membentuk tim tanggap darurat selama puluhan tahun. Generasi kita hendaknya memantapkan tim ini agar generasi penerus atau kaum muda saat ini juga dapat melindungi komunitas kita, bahkan menyalurkan bantuan hingga ke luar negeri di masa mendatang. Ini bukanlah hal yang mustahil. Tidak ada yang tidak bisa dicapai oleh insan Tzu Chi. Jadi, kita hendaknya mencatat sejarah kehidupan kita. Kita harus mencatat sejarah perjalanan kita serta meneruskan tekad dan ikrar kita. Saya sungguh berharap kita dapat melakukannya sekarang.
Saya sering berkata bahwa kalian selalu melakukan apa yang saya katakan. Kini, saya berharap kalian dapat mencatat sejarah kehidupan kalian dan mewariskannya kepada generasi mendatang agar mereka dapat memahami sejarah Tzu Chi pada era ini. Pewarisan dari satu generasi ke generasi berikutnya sangatlah penting.
Mempraktikkan kelembutan dan kesabaran serta menjunjung aturan
Bersumbangsih tanpa pamrih dengan ikrar yang teguh
Melindungi jiwa kebijaksanaan dengan cinta kasih agung
Mencatat sejarah dan mewariskannya dari generasi ke generasi