Dunia ini penuh dengan Lima Kekeruhan, dengan perbedaan antara karma baik dan karma buruk. Karma buruk berasal dari kegelapan batin dan pikiran yang menyimpang. Karma buruk terus terakumulasi dan manusia terus terjerat di dalamnya. Inilah dunia. Sebagaimana benih yang ditanam, demikianlah kondisi, buah, dan akibat yang dituai. Untuk mengubah kekuatan karma, kita memerlukan adanya sebab dan kondisi yang besar. Apakah sebab yang besar? Kesadaran.

Sadar berarti memahami semua prinsip kebenaran di alam semesta. Inilah yang disebut dengan kebenaran, yaitu prinsip yang sejati, seperti Empat Kebenaran Mulia, Dua Belas Sebab Musabab yang Bergantungan, dan Enam Paramita. Semuanya pasti sudah memahami ini dengan jelas.

Empat Kebenaran Mulia adalah penderitaan, sebab penderitaan, akhir penderitaan, dan jalan mengakhiri penderitaan. Inilah yang disebut dengan Empat Kebenaran Mulia. Lahir ke dunia ini, siapa yang tidak memiliki penderitaan? Semua orang pasti memiliki penderitaan. Saya telah melatih diri sejak muda hingga sekarang. Apakah saya memiliki penderitaan? Ya. Meski kita bekerja demi dunia dan demi ajaran Buddha, tubuh dan pikiran kita selamanya tetap diliputi penderitaan.

Dalam sehari ada 86.400 detik dan dalam setiap detik pasti ada noda batin. Dari seluruh tubuh saya, kaki saya sering merasa pegal dan sakit. Rasa sakitnya tidak hanya sedikit. Itulah yang saya rasakan. Ketika saraf-saraf otak mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh, saraf-saraf pada otot, tulang, dan daging akan merasakan sakit dan kebas. Inilah penderitaan. Selain itu, ketika ada sesuatu terjadi di dunia, saya akan berkata, “Carilah orang-orang yang memiliki jalinan jodoh untuk dapat berhimpun bersama demi melakukan kebajikan.”

Kita tidak dapat melakukan suatu hal sendirian atau dengan tim yang memiliki sedikit anggota saja. Kita memerlukan banyak orang yang tak terhitung jumlahnya sehingga kita memiliki kekuatan yang tak terbatas pula. Baik jalinan jodoh yang kita bangun sendiri maupun jalinan jodoh yang matang melalui interaksi dengan orang lain, semuanya terjadi di dunia ini.

Di Tzu Chi, banyak orang baik yang bersedia untuk menciptakan berkah bagi dunia. Hendaknya kita terus menginspirasi orang lain sehingga seiring berjalannya waktu, makin banyak orang yang bergabung dengan kita. Barisan relawan kita sangatlah panjang. Memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih adalah hal yang sewajarnya kita lakukan. Kita bukan melakukan ini demi seseorang, melainkan demi menjalin jodoh baik dengan semua makhluk.

Ketika kita menabur benih berkah, benih ini akan terus bertumbuh dan berkembang hingga yang tak terhitung jumlahnya. Sebutir benih dapat menghasilkan benih tak terhingga. Hendaknya kita memperluas jalinan jodoh untuk menciptakan berkah bagi dunia. Dengan demikian, kita juga akan memperoleh berkah. Dalam ajaran Buddha, ada kalimat yang mengatakan bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Ketika kita menabur benih, selama kita memiliki tekad, benih tersebut akan bertumbuh subur.

Asalkan kalian dapat membimbing anak cucu kalian untuk turut menjalin jodoh baik, mereka akan dapat mewariskan berkah ini di dalam keluarga. Keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah. Hal-hal baik akan selalu ada di dalam keluarga kita karena kita telah berbuat baik dan menabur benih kebajikan. Ketika jalinan jodoh atau kesempatan datang, kita hendaknya segera menabur benih sehingga dengan benih cinta kasih ini, jalinan jodoh baik akan makin luas.

Kalian seharusnya memahami apa yang saya katakan. Ketika kalian mendengarkan ajaran saya, kalian telah mengakumulasi banyak kebiasaan baik. Ketika saya berbicara tentang 1 hal, kalian memahami 10 hal. Sebutir benih dapat menghasilkan benih tak terhingga. Hendaknya kita menggenggam waktu saat ini.

Setiap hari, saya selalu menyemangati diri saya sendiri. Selama saya masih ada dan masih dapat berbicara dengan jelas, saya ingin menyerukan kepada semuanya untuk meneruskan cinta kasih yang kita miliki sejak masa lalu. Hendaknya semua insan Tzu Chi terus menjalankan misi Tzu Chi dan membawa benih Tzu Chi dalam kesadaran hingga masa depan. Tidak peduli hingga berapa puluh tahun lagi, selama kita bekerja keras melakukan kebajikan setiap hari, benih di dalam kesadaran kita pun akan bertambah dan tekad kita akan makin kuat. Oleh karena itu, janganlah kita hanya berdiam diri di rumah.

Selama masih bisa berjalan dan selama kita memiliki teman, hendaknya kita terus membicarakan Tzu Chi agar pikiran dan ingatan kita tidak tertidur. Hendaknya kita terus mengasah ingatan kita. Sama seperti ketika sedang berjalan, secara tidak sadar punggung saya akan membungkuk; saat duduk dan mendengarkan kalian berbicara, punggung saya juga akan membungkuk. Jika demikian, saya akan mengingatkan diri saya untuk tegak kembali. Tegakkanlah dada kita dan angkat semangat kita kembali. Inilah ajaran yang ingin saya wariskan kepada kalian.

Setiap orang memiliki pelita. Kita membawa pelita bukan hanya untuk menerangi jalan kita, melainkan juga menerangi jalan orang lain. Hendaknya murid Buddha mewariskan ajaran Buddha hingga tersebar luas di dunia, masyarakat, dan komunitas. Hendaknya semua orang bersama-sama membangun masyarakat yang baik. Intinya, kita harus mengerahkan kekuatan cinta kasih dari kehidupan ke kehidupan.

Cinta kasih yang murni dan tanpa pamrih adalah cinta kasih Bodhisatwa. Hendaknya kita memperpanjang jalinan kasih sayang Bodhisatwa dan menyebarkan cinta kasih secara luas. Hendaknya insan Tzu Chi di seluruh dunia menginspirasi semua orang satu demi satu dan memperpanjang jalinan kasih sayang Tzu Chi. Dengan demikian, pada kehidupan mendatang, akan ada lebih banyak insan Tzu Chi.

Meneruskan jalinan jodoh dan menghimpun karma baik
Menyadari kebenaran sejati dan menciptakan berkah
Menggarap ladang kesadaran dengan cinta kasih tak terbatas
Menggenggam pelita untuk menerangi jalan dan membimbing semua makhluk