“Saya sangat berterima kasih karena dapat mengemban tanggung jawab dalam perencanaan upacara peletakan batu pertama di Bodh Gaya. Namun, tanggung jawab kali ini berbeda dari yang sebelumnya. Dahulu, saat mengemban tanggung jawab seperti ini, semua anggota tim saling mengenal satu sama lain. Anggota tim kali ini berasal dari negara yang berbeda-beda dan kami hanya memiliki waktu 3 hari untuk persiapan. Jadi, perencanaan kami kali ini didasarkan pada bab 11 Sutra Teratai, yaitu ‘Kemunculan Stupa Permata’,” kata Chen Shun-fu relawan Tzu Chi.

“Saya ingat bahwa saat Master membabarkan tentang Sutra Teratai, Master pernah berkata bahwa Buddha Prabhutaratna telah membuktikan keberadaan Sutra Teratai. Master juga berkata bahwa para Buddha mendukung satu sama lain dan berhimpun dari segala penjuru. Jadi, kami juga harus sama seperti itu. Saya berharap bahwa setiap murid Master dapat menjalankan ikrar Master, yaitu membawa ajaran benar ke kampung halaman Buddha. Hendaknya kita menjadi saksi,” pungkas Chen Shun-fu.

Saya mengucapkan terima kasih kepada relawan dari Malaysia dan Singapura. Ketika mendengarkan laporan kalian, saya merasa sangat tersentuh. Saya telah membangun ikrar, tetapi saya tidak dapat pergi ke sana. Namun, kalian benar-benar mendengarkan keinginan dan suara hati saya dengan sepenuh hati.

Saya memiliki keinginan untuk membawa manfaat ke kampung halaman Buddha karena saya tahu bahwa di sana memerlukan ajaran benar. Namun, sudah lebih dari 2 ribu tahun sejak zaman Buddha, keinginan Buddha belum terlaksana secara menyeluruh. Buddha berkata bahwa Beliau datang ke dunia dengan satu tujuan besar, yaitu membimbing Bodhisatwa untuk dapat terjun ke tengah masyarakat.

Saat ini, sebagai insan Tzu Chi, hendaknya kita semua terjun ke tengah masyarakat dan mengajarkan praktik Bodhisatwa. Kalian telah melakukannya.

“Operasi kecil dapat sepenuhnya mengubah kehidupannya. Kita harus berusaha membantunya,” kata Lin Jin-yan Perawat TIMA Malaysia.

“Biaya operasi sangatlah mahal. Relawan telah mengulurkan tangan untuk membantu orang-orang kurang mampu agar dapat menjalani operasi. Berkat bantuan para relawan, orang-orang kurang mampu dapat menerima pengobatan,” kata Dr. Sanjay Kumar spesialis bedah plastik.

“Penduduk desa tidak dapat menyumbangkan banyak uang untuk membantu kami. Namun, Yayasan Tzu Chi bersedia membantu kami. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi,” kata Sanjay Singh Ayah dari Mithun Singh.

Relawan dari Malaysia dan Singapura telah pergi ke kampung halaman Buddha dan melihat penderitaan di sana. Saat ini, mereka telah memahami jalinan jodoh, keinginan hati saya, dan ikrar seluruh insan Tzu Chi di dunia. Jadi, dengan himpunan kekuatan hati, hendaknya kita bersama-sama mewujudkannya. Saya yakin bahwa insan Tzu Chi generasi saat ini dapat mewujudkan tekad Buddha pada lebih dari 2 ribu tahun yang lalu. Inilah tekad dan ikrar Buddha lebih dari 2 ribu tahun yang lalu.

Kini, kalian telah mulai menginjakkan kaki di sana. Hendaknya kita semua membangkitkan kekuatan untuk terus bersumbangsih dan mewujudkan ikrar kita hingga semua orang pada masa depan dapat melihat sejarah hari ini. Sejarah yang kita buat hari ini akan dilihat oleh orang-orang pada masa depan.

Saat ini, sekelompok Bodhisatwa telah menjalankan ikrar Buddha, yaitu menenangkan hati dan memperbaiki kehidupan penduduk di kampung halaman Buddha. Kita berharap setelah kehidupan mereka berubah, mereka akan memiliki keyakinan benar pada semangat Buddha. Dengan demikian, ajaran benar akan berlanjut hingga masa depan. Inilah nilai dari apa yang kita lakukan saat ini. Sesuatu yang dapat diwariskan hingga masa depan disebut sebagai sejarah.

Bodhisatwa sekalian, kita memiliki hati, ikrar, dan tekad yang sama. Saat ini, insan Tzu Chi di seluruh dunia menyatukan hati, ikrar, dan kekuatan untuk berkata, “Saya bersedia.” Kita semua berasal dari negara yang berbeda-beda dan memiliki bahasa yang berbeda-beda pula. Namun, kita memiliki kesediaan yang sama untuk melakukan kebajikan. Jadi, saya percaya bahwa selama kita memiliki pikiran dan arah yang benar tanpa menyimpang sedikit pun, kita pasti akan berada di jalan dan arah yang benar.

“Kita berharap 36 unit Rumah Cinta Kasih ini tidak hanya melindungi penduduk desa dari angin dan hujan, tetapi juga dapat memperbaiki lingkungan mereka sehingga mereka dapat membangun keluarga yang bahagia dan menjadi teladan di Masyarakat,” kata Lin Jing Xian Wakil Ketua Yayasan Tzu Chi.

Saya telah mendengar laporan peletakan batu pertama di desa itu. Enam bulan kemudian, Rumah Cinta Kasih akan selesai dibangun. Dengan menghimpun sedikit demi sedikit kekuatan, kita dapat melihat arah yang besar di masa depan.

Saat ini, meski baru dibangun 36 rumah, ini menunjukkan bahwa Tzu Chi bertekad untuk membantu menstabilkan kehidupan orang-orang yang kurang mampu. Selain menenteramkan raga, kita juga harus menenangkan hati dan menstabilkan kehidupan mereka. Mereka akan tinggal di rumah-rumah yang dibangun oleh Tzu Chi sehingga hati mereka dapat merasa tenang.

Penduduk desa sangat menantikan hal ini dan mereka tidak pernah meragukan Tzu Chi. Setelah rumah-rumah ini dibangun dan melihat kondisi kehidupan mereka yang membaik, saya percaya bahwa penduduk desa lainnya juga membutuhkan hal yang sama. Selama ada yang membutuhkan, kita akan berusaha mewujudkannya.

Saya berharap desa ini dapat memiliki fasilitas yang lengkap. Inilah ketulusan hati kita yang didasarkan pada ajaran yang benar. Ketulusan Tzu Chi telah mulai diwujudkan di kampung halaman Buddha. Saya berharap kita dapat terus mewujudkan ikrar kita. Setelah melihat kondisi jiwa, raga, dan kehidupan penduduk di sana, kekuatan keyakinan semua orang akan terhimpun.

Saya juga berharap penduduk di sana dapat menjadi donatur Tzu Chi. Ini semua bukan demi uang, melainkan agar mereka tetap dapat terhubung dengan Tzu Chi dan merasa bahwa Tzu Chi telah memberikan arah bagi mereka. Begitulah cara kita menginspirasi mereka untuk mengenal ajaran Buddha.

Jalan Bodhisatwa telah diwujudkan di sana sehingga kita dapat membawa manfaat bagi kampung halaman Buddha. Inilah hal yang telah kalian lakukan. Kalian telah menginjakkan kaki di sana, menghimpun kekuatan, dan mengadakan peletakan batu pertama. Inilah arah kita yang sesungguhnya. Terima kasih karena kalian telah menggenggam waktu untuk mewujudkannya.

Membangun ikrar agung untuk membawa manfaat bagi kampung halaman Buddha
Terjun ke tengah masyarakat dan membimbing semua makhluk dengan ketulusan
Mengubah kondisi kehidupan dan menenangkan jiwa raga mereka yang membutuhkan
Berbagi ajaran benar hingga masa depan