“Saya sudah pensiun selama 2 hingga 3 tahun. Oleh karena berbagai faktor, hidup saya penuh dengan kesulitan hingga saya tertekan dan depresi. Saya juga tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur. Setahun yang lalu, secara kebetulan saya datang ke Depo Pendidikan Daur Ulang Hemei. Saya melihat sangat banyak relawan lansia dan orang-orang baik hati yang bersumbangsih tanpa pamrih. Jadi, saya terinspirasi dan memutuskan untuk menjadi relawan di depo daur ulang,” kata Liu Xiu-li relawan pelestarian lingkungan.

“Setelah datang ke tempat ini, saya memberi tahu kepada Kakak Wei-yi dan istrinya bahwa setelah kehilangan banyak uang karena investasi, pikiran saya sering kali tidak terbuka. Kakak Wei-yi bercerita bahwa mereka memiliki pengalaman yang sama dengan saya, tetapi mereka tidak terkalahkan oleh kondisi itu. Mereka mengubah kondisi itu menjadi kekuatan yang positif,” lanjut Liu Xiu-li.

“Saat ini, saya menemukan kembali dunia yang cerah. Saya memiliki kondisi tubuh yang sehat dan hati yang bahagia. Saya tidak lagi berpikir yang bukan-bukan. Pepatah mengatakan bahwa mengobati dengan pola makan lebih baik daripada dengan obat; mengobati dari hati lebih baik daripada dengan pola makan. Tzu Chi adalah tempat saya menyembuhkan hati saya,” pungkas Liu Xiu-li.

Selama ada ikrar di dalam hati, kita dapat menggenggam waktu untuk menciptakan nilai dalam kehidupan. Ini semua sangat pragmatis. Demikianlah sebab dan kondisi. Hendaknya kita menciptakan benih sebab yang baik. Genggamlah waktu yang ada saat ini dengan baik. Apa pun jalinan jodoh yang ada, hendaknya kita menggenggamnya dengan baik. Jika telah melakukan hal baik di masa lalu, saat ini kita dapat menoleh ke belakang dan melihat kembali saat-saat kita menggenggam jalinan jodoh baik itu.

Apa yang telah kita lakukan dapat kita bagikan kepada orang lain. Kita dapat menginventarisasi kehidupan dan menentukan mana yang layak untuk dibagikan. Inilah yang disebut dengan nilai kehidupan. Jika kita tidak melakukan apa pun, tidak ada hal yang dapat kita bagikan dan kehidupan kita akan berlalu dengan sia-sia.

Di pedesaan, pada saat panen padi, setelah dipotong, padi akan dijemur di bawah sinar matahari dan membutuhkan bantuan angin untuk penampian bulir-bulir padi. Bulir padi yang berisi akan tetap ada di sana, sementara bulir yang kosong akan terbawa oleh angin. Inilah asal dari ungkapan “angin meniup bulir kosong”. Ketika angin bertiup, bulir yang kosong akan terbawa sehingga hanya menyisakan bulir padi yang berisi.

Bodhisatwa sekalian, kita telah berjalan dengan hati yang sungguh-sungguh. Pada masa awal, kita tidak memiliki apa-apa. Oleh karena itu, kita terus berusaha hingga ada sampai saat ini. Mewujudkan yang tidak ada menjadi ada membutuhkan kerja keras. Saat ini, hendaknya kita berpegang teguh pada tekad dan menjalankan ajaran.

Saya ingin memberi tahu kalian bahwa untuk dapat berbicara, saya perlu mengerahkan tenaga saya. Namun, saya harus menggenggam waktu untuk membabarkan Dharma kepada semuanya. Kalian semua harus tahu bahwa saya pun pernah muda. Seiring bertambahnya usia, akan ada waktunya energi kita berkurang dan menjadi lemah. Saya hanyalah seorang manusia. Oleh karena itu, selama kita masih sehat, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan.

Berkat jalinan jodoh, kalian dapat menjalankan misi Tzu Chi; tanpa jalinan jodoh, kalian tidak akan mengenal Tzu Chi. Dalam kehidupan ini, kita tak luput dari hukum alam. Kita akan sama-sama menjadi tua dan sakit. Begitu pula dengan keluhan, jika anak kita tidak penuh pengertian, kita akan mengeluh. Namun, sebagai insan Tzu Chi, kita memiliki ajaran Buddha.

Saya sering memberi tahu semuanya tentang melatih diri. Lihatlah, ada orang yang menginspirasi seluruh anggota keluarga dan kerabatnya. Inilah praktisi pelatihan diri yang sesungguhnya. Dengan membawa ajaran Buddha ke tengah dunia, kita dapat membimbing dan menginspirasi orang-orang di masyarakat dan seluruh desa agar setiap keluarga hidup dalam keharmonisan. Inilah pentingnya ajaran Buddha di dunia.

Bodhisatwa sekalian, dengan adanya keluarga yang baik dalam kehidupan kali ini, saya berharap kita dapat menjalin lebih banyak jodoh baik dengan anggota keluarga kita dan membimbing mereka untuk berjalan di arah yang benar. Hendaknya kita berpegang teguh pada jalan yang benar dengan tekun dan bersemangat. Seperti halnya kita menapaki Jalan Bodhisatwa di Tzu Chi, hendaknya kita menginspirasi orang lain.

Kita dapat berkata, “Saya sangat ingin membantu orang-orang di suatu tempat. Namun, kekuatan saya tidak cukup. Apakah Anda mau bergabung dengan saya?” Dengan demikian, kita akan memiliki kekuatan dan teman untuk mewujudkan kebajikan ini. Inilah kekuatan dan berkah bersama untuk menciptakan berkah bagi masyarakat. Jika kita tidak menggenggam waktu dengan baik, jalinan jodoh baik akan berlalu begitu saja. Jadi, hendaknya kita menggenggam waktu dan jalinan jodoh yang ada dalam kehidupan saat ini untuk menjalani kehidupan kita dengan baik.

Hendaknya kita menciptakan berkah dari kehidupan ke kehidupan. Kehidupan penuh dengan ketidakkekalan. Jadi, kita harus menggenggam nilai dalam kehidupan kita. Betapa pun sulitnya, kita tetap harus menciptakan berkah bagi dunia. Kita tidak boleh memiliki pandangan atau langkah yang salah sedikit pun. Untuk memiliki langkah yang benar dan pandangan yang benar, kita harus sering berinteraksi dengan orang-orang baik.

Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus sering mendengarkan kisah orang lain sehingga kita tidak menyimpan banyak keluh kesah. Kita akan mengenal rasa puas dan bertekad untuk kembali menciptakan berkah. Inilah Jalan Bodhisatwa. Begitulah ladang pelatihah diri. Kehidupan penuh dengan penderitaan yang tidak dapat kita hindari.

Pada kehidupan lampau, kita telah menjalin jodoh buruk. Jika kita tidak menghentikannya di kehidupan ini, jalinan jodoh buruk itu akan terus mengikuti kita selamanya. Setelah memahami Dharma dalam kehidupan ini, kita tidak akan lagi melanggar Dharma dan tidak akan kembali menciptakan siklus kebencian yang menjerat kita dalam karma buruk. Kita telah mengetahuinya sekarang. Jika melakukan sesuatu dengan sukarela dan menerima konsekuensinya dengan sukacita. Begitulah hukum karma.

Kita harus dapat bersabar untuk menerimanya hingga semuanya berlalu dengan damai dan dipenuhi dengan sukacita. Di sisi lain, orang lain juga akan berpikir, “Mengapa saya memperlakukan orang lain dengan buruk?” Kemudian, orang itu akan melepaskan kebenciannya dan melepaskan diri dari belenggu. Inilah prinsip yang benar.

Saudara sekalian, kekuatan cinta kasih ada di sekitar kita. Kita harus penuh dengan cinta kasih terlebih dahulu, barulah kita akan dikelilingi dengan orang-orang yang penuh cinta kasih. Semua insan Tzu Chi adalah orang baik yang saling mendampingi dan saling menyemangati.

Membangun ikrar agung untuk menjunjung tinggi kebajikan setiap saat
Memanfaatkan jalinan jodoh untuk engembangkan potensi bajik
Berpegang teguh pada tekad dan membimbing semua makhluk
Membuka pintu kebijaksanaan dan menciptakan berkah