Kini, populasi dunia sangatlah tinggi dan berbagai jenis nafsu keinginan pun makin besar. Ketamakan dan nafsu keinginan orang-orang sangat besar. Karena itulah, terjadi banyak peperangan sejak dahulu hingga kini. Akan tetapi, pada zaman dahulu yang populasinya tidak tinggi, konflik antarkota pun sering terjadi. Di sekitar tanah kelahiran Buddha terdapat banyak kota. Kota-kota itu bertikai dan menyerang satu sama lain. Jadi, sejak zaman Buddha, nafsu keinginan orang-orang untuk menyerang dan menguasai sangatlah besar.
Buddha yang lahir di sana telah menyaksikan keburukan dunia ini dan bagaimana orang-orang terus bertikai dan berebut. Karena itulah, Buddha berusaha mencari kebenaran sejati dan membimbing orang-orang dari hati agar semua orang dapat memahami bahwa kehidupan tidaklah kekal. Usia kehidupan manusia hanya puluhan tahun, untuk apa bertikai dan berebut satu sama lain? Beliau ingin menunjukkan kebenaran agar orang-orang tahu bahwa kehidupan penuh dengan penderitaan, termasuk lahir, tua, sakit, dan mati.
Pada zaman Buddha, usia kehidupan manusia lebih singkat. Jadi, hidup puluhan tahun tidaklah mudah. Karena itulah, Buddha membabarkan kebenaran tentang ketidakkekalan dan penderitaan akibat lahir, tua, sakit, dan mati. Beliau juga menjelaskan bahwa segala materi di dunia ini mengalami empat fase perubahan, yaitu terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Sesuatu yang bisa bertahan lama pun akan perlahan-lahan mengalami kerusakan.
Kini, saya menyaksikan berita internasional setiap hari. Ada berita tentang para cendekiawan yang menganalisis kondisi dunia ini. Mereka membahas tentang bagaimana Bumi ini terbentuk miliaran tahun lalu. Sepanjang apa pun waktunya, ia bisa dihitung. Buddha membabarkan kebenaran sejati yang bersifat abadi. Seperti apakah kebenaran sejati yang abadi ini? Kebenaran sejati ini melampaui urusan duniawi dan penampilan fisik. Jika bisa memahaminya, kita bisa terbebas dari kemelekatan dan ketamakan serta datang dan pergi dengan damai.
Kita hendaknya membimbing sesama karena semua makhluk berbagi karma kolektif. Makin tinggi populasi dunia, makin besar pula ketamakan dan nafsu keinginan. Karena itulah, dibutuhkan sosok yang bijaksana dan tercerahkan. Setelah memahami kebenaran tentang segala sesuatu, mereka datang ke dunia untuk membimbing kita. Untuk membimbing seseorang, dibutuhkan jalinan jodoh. Tanpa jalinan jodoh, kita tidak akan bertemu.
Lihatlah, di seluruh dunia, banyak bencana yang terjadi. Orang yang kekurangan dan menderita sangatlah banyak. Berapa banyak negara yang telah dijangkau insan Tzu Chi dengan penuh cinta kasih? Kalian semua memiliki jalinan jodoh dengan saya. Saya sangat beruntung dapat memasuki pintu Buddha saat masih muda. Setelah melihat usia tua, penyakit, kematian, dan berbagai urusan duniawi, saya sangat prihatin. Namun, apa yang bisa saya lakukan?
Saya memotivasi diri sendiri untuk lebih aktif, bukan hanya merasa tidak berdaya. Saya harus lebih aktif agar bisa memahami secara mendalam bagaimana Buddha mencapai pencerahan. Apakah harapan Buddha? Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Benar, Buddha datang ke dunia ini demi satu tujuan utama. Karena itulah, Beliau melatih diri dan menyadari bahwa setiap orang memiliki hakikat kesadaran. Beliau lebih awal menyadarinya daripada kita.
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Beliau menyadari bahwa kehidupan tidak kekal dan tubuh mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati. Selain empat fase perubahan pada tubuh, Beliau juga memahami kebenaran yang terkandung dalam segala sesuatu di alam semesta. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, apa yang Buddha lihat sama seperti apa yang kita lihat sekarang, yaitu kemiskinan. Jadi, kita merasa bahwa warga Nepal sangat membutuhkan kita.
Kita harus membawa ajaran Buddha kembali ke tanah kelahiran Buddha. Ajaran Buddha yang sesungguhnya ialah praktik Bodhisatwa. Dengan harapan yang sama, kita menjangkau tanah kelahiran Buddha. Sekelompok relawan dari Singapura dan Malaysia yang memiliki kesatuan tekad menggantikan saya untuk pergi ke sana. Di sana, mereka mengadakan baksos kesehatan dan mempromosikan pendidikan budaya humanis di sekolah. Para pengusaha juga bersumbangsih bersama insan Tzu Chi di berbagai tempat. Melihat perkembangan di sana, saya sungguh sangat sukacita.
Insan Tzu Chi menginspirasi seluruh warga desa. Jadi, tidak ada hal yang tidak bisa terwujud di dunia ini. Asalkan memiliki tekad serta bersedia menghabiskan waktu dan mendedikasikan diri, kita bisa memperbaiki kehidupan orang-orang. Karena itulah, saya berharap insan Tzu Chi dapat menjangkau tanah kelahiran Buddha untuk memperbaiki pola hidup warga setempat yang diteruskan dari lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Kini, mereka hendaknya memperbaiki kehidupan mereka.
Pada era globalisasi ini, kita berharap anak-anak di tanah kelahiran Buddha dapat menerima pendidikan tinggi dan terhubung dengan dunia luar kelak. Dengan demikian, baru kehidupan mereka bisa membaik.
Mencari kebenaran sejati setelah menyadari bahwa kehidupan sangat singkat dan penuh penderitaan
Membimbing orang dari hati agar memahami ketidakkekalan
Menapaki Jalan Bodhisatwa di tanah kelahiran Buddha
Memperbaiki kehidupan dan membimbing orang yang berjodoh