Waktu sungguh berlalu dengan sangat cepat. Tahun 2024 akan segera tiba. Kita akan segera menyambut tahun baru yang penuh berkah dan kebijaksanaan. Saat masuk, saya melihat para insan Tzu Chi berpenampilan sangat agung dan berbaris dengan rapi. Saya berjalan maju selangkah demi selangkah. Kondisi fisik saya sekarang ini membuat saya harus benar-benar mengerahkan segenap tenaga untuk berjalan. Saya tetap berusaha melangkah dengan mantap dan stabil. Dalam tiap langkah yang saya ambil, pikiran saya senantiasa berharap dapat menanamkan tekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa di dalam hati setiap orang.

Bodhisatwa harus memupuk kebajikan dari kehidupan ke kehidupan untuk memiliki pencapaian saat ini. Sekarang, teknologi sudah sangat maju. Saat saya berbicara di sini, orang-orang di seluruh dunia tetap bisa mendengarkan suara saya. Kalian di sini mendengarkan ceramah dengan sepenuh hati, memahami ajaran saya, dan menyerapnya ke dalam hati. Dengan demikian, Dharma ini akan bertahan dari kehidupan ke kehidupan.

Dalam berbagai kehidupan lampau, para insan Tzu Chi telah menjalin jodoh baik dan berkomitmen satu sama lain untuk datang kembali ke alam manusia ini agar bisa bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia dan mencurahkan perhatian kepada masyarakat. Kita semua telah menyatukan hati untuk bersumbangsih. Demikianlah kita telah mewujudkan kesatuan hati untuk memberi manfaat bagi semua makhluk.

Dalam setiap sesi acara Pemberkahan Akhir Tahun, saya melihat kedatangan para relawan bagaikan sekumpulan awan yang memenuhi langit. Mereka telah membangun tekad dan ikrar untuk menghimpun tetes demi tetes cinta kasih semua orang. Jadi, setiap sesi acara Pemberkahan Akhir Tahun telah memberikan kekuatan dan kepercayaan diri untuk saya.

Kita harus menumbuhkan ketulusan di dalam hati bukan hanya ketika acara Pemberkahan Akhir Tahun, melainkan setiap hari. Dengan berbuat kebajikan dan menciptakan berkah setiap hari, kita dapat memperoleh berkah. Untuk menciptakan berkah, kita juga harus memiliki kebijaksanaan sehingga dapat membuka hati dan bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih serta berdoa bagi kedamaian dunia. Untuk mewujudkan kedamaian di dunia, kita harus menciptakan berkah setiap hari. Jika tidak, bagaimana hal ini bisa terwujud? Jadi, daripada hanya berdoa memohon kedamaian, kita hendaknya menciptakan berkah setiap saat.

Dengan menghimpun berkah sedikit demi sedikit, kita secara alami juga akan memperoleh berkah. Kita menuai apa yang kita tabur. Namun, dunia ini masih dipenuhi banyak penderitaan. Buddha memberi tahu kita apa yang Beliau sadari ketika mencapai pencerahan. Apakah itu? Beliau menyadari bahwa dunia penuh penderitaan. Penderitaan semua makhluk disebabkan oleh akumulasi karma buruk. Mengapa kita menciptakan karma buruk? Itu akibat dari kegelapan batin dalam diri kita. Kegelapan batin telah menutupi sifat hakiki manusia, yakni kebajikan dan cinta kasih.

Dalam berbagai kehidupan lampau, kita terus memupuk tabiat buruk dan tabiat buruk ini terbawa hingga kehidupan sekarang. Kini, populasi manusia sangatlah banyak. Akibat tabiat orang-orang yang buruk, kegelapan batin akan terus terakumulasi. Inilah karma buruk. Akumulasi karma buruk semua orang disebut karma kolektif semua makhluk. Ini semua adalah akibat dari kegelapan batin. Namun, kita juga bisa menciptakan karma baik karena pada dasarnya sifat hakiki manusia ialah bajik.

Saya berharap orang-orang dapat berkumpul dan menyemangati satu sama lain untuk bersama-sama berbuat kebajikan dan menyebarkan kebajikan ke seluruh penjuru. Ketika semua orang berbuat kebajikan bersama-sama, akan tercipta berkah yang besar. Berkah yang terus terakumulasi dapat mendatangkan energi kebaikan yang dapat melenyapkan bencana.

Para Buddha serta orang suci dan orang bijak datang ke dunia untuk mengajari kita semua mengembangkan kemurahan hati, kebenaran, tata krama, kebijaksanaan, dan kepercayaan. Konfusius dan Mensius juga datang ke dunia dan mengajari kita untuk mempraktikkan tata krama saat berinteraksi satu sama lain. Dengan mempraktikkan tata krama, barulah kita bisa menjaga kedisiplinan dalam keseharian. Dengan berdisiplin, berarti orang-orang mengasihi diri sendiri. Ketika kita menyayangi diri sendiri, barulah kita bisa mengasihi orang lain dan menciptakan berkah. Jadi, dengan mengasihi orang lain, kita akan memperoleh berkah.

Buddha mengajari kita untuk melimpahkan jasa setelah melakukan kebajikan. Selain berbuat baik dan memupuk banyak pahala, kita juga hendaknya berikrar dan melimpahkan jasa. Kita harus berikrar untuk mengikis tiga rintangan, memperoleh kebijaksanaan dan pemahaman cemerlang, serta melenyapkan semua karma buruk. Lalu, apa selanjutnya? Menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.

Pelimpahan jasa ini juga berisi ikrar kita. Segala yang telah kita lakukan, yakni menciptakan berkah bagi dunia, sudah benar. Dengan melakukan hal yang benar, kita dapat menciptakan berkah untuk diri sendiri. Jadi, orang yang penuh berkah akan membuat tempat tinggalnya dipenuhi berkah. Dengan adanya kekuatan karma baik, tempat kita berada juga akan dipenuhi berkah.

Mengerahkan segenap tenaga untuk melangkah dengan stabil
Para relawan menanamkan ikrar agung dalam ladang batin
Sadar dan kembali pada kebenaran demi meredam bencana
Menyayangi diri sendiri dan menciptakan berkah bersama-sama