Saya sering mengatakan bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Setiap manusia sangatlah kecil dan memiliki jalinan jodoh yang terbatas. Contohnya seperti saya. Jika melihat jalinan jodoh diri sendiri, saya hanya memiliki keluarga saja. Ketika menjadi bhiksuni, saya mendedikasikan diri bagi masyarakat dan dunia sehingga saya memiliki jalinan jodoh dengan seluruh Taiwan. Namun, berkat jalinan jodoh yang luar biasa, meski kita memulai misi di daerah kecil, dengan adanya benih yang baik, kita dapat membawa bantuan ke berbagai negara dan menginspirasi semua orang untuk membangkitkan niat untuk menciptakan berkah. Himpunan kebajikan ini disebut dengan cinta kasih agung.

Saat ini, ada 67 wilayah dan negara yang memiliki relawan Tzu Chi, kantor cabang Tzu Chi, dan kantor perwakilan Tzu Chi. Di mana pun terjadi bencana, selama ada insan Tzu Chi di sana, mereka akan membangkitkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang sepenanggungan. Cinta kasih agung tanpa syarat berarti meski tidak memiliki hubungan kenegaraan, bahkan tidak saling mengenal, tetapi begitu terjadi bencana, kita tetap segera mencari informasi dan membawa bantuan bagi mereka. Bukankah ini merupakan semangat dari Bodhisatwa Avalokitesvara? Memberikan pertolongan ketika mendengar jeritan mereka yang menderita.

Bodhisatwa Avalokitesvara dekat dengan semua makhluk seperti seorang ibu yang penyayang. Hati seorang ibu penuh dengan cinta kasih dan welas asih. Dengan welas asih yang turut merasakan penderitaan orang lain, Bodhisatwa dapat merasa senasib dan sepenanggungan dengan semua makhluk. Sama seperti ketika seorang anak mengalami demam, ibunya tidak bisa makan dan tidur karena mengkhawatirkan anaknya dan berusaha mencoba segala hal untuk melenyapkan derita penyakit anaknya. Begitulah hati seorang ibu yang sama seperti Bodhisatwa Avalokitesvara.

Begitu pula dengan Bodhisatwa Ksitigarbha yang tidak sampai hati melihat makhluk hidup masuk neraka. Oleh karena ini, Bodhisatwa Ksitigarbha berikrar untuk menjaga pintu neraka agar semua makhluk tidak jatuh ke dalam neraka. Hendaknya kita meneladan 2 Bodhisatwa ini. Seperti Bodhisatwa Avalokitesvara yang terjun ke tengah masyarakat dengan welas asih dan Bodhisatwa Ksitigarbha yang menjaga pintu neraka agar makhluk hidup tidak jatuh ke dalamnya. Jika tidak ada seorang pun yang masuk neraka, siapa yang masuk neraka?

Bodhisatwa Ksitigarbha bersedia untuk mewakili makhluk hidup menerima penderitaan. Beliau bersedia terjun ke neraka untuk menyelamatkan semua makhluk. Oleh karena tidak sampai hati melihat makhluk hidup jatuh ke neraka, Bodhisatwa Ksitigarbha berjaga di pintu neraka dan bersedia menderita demi semua makhluk. Bodhisatwa Avalokitesvara penuh welas asih dan mengasihi semua makhluk bagikan anak sendiri.

Saya sering mengatakan bahwa hendaknya kita mengembangkan hati yang lapang hingga dapat merangkul alam semesta. Saya juga sering mengingatkan diri saya untuk melakukannya. Hendaknya kita membuka pintu hati lebih luas sehingga kita dapat merangkul semua makhluk di dunia. Apa pun kesulitan yang kita hadapi, tubuh dan pikiran kita harus tetap tenang. Ketika kita telah menetapkan arah, tubuh dan pikiran kita tidak akan goyah untuk selalu meringankan penderitaan semua makhluk. Dengan demikian, kita dapat menciptakan dunia yang stabil dan mengembangkan kekuatan cinta kasih.

Bencana besar paling awal di Kaohsiung dan Pingtung yang memberikan kesan mendalam bagi saya ialah Topan Thelma. Saat itu, sarana transportasi belum memadai dan Tzu Chi baru berdiri 10 tahun lebih. Namun, ketika mendengar bencana yang begitu besar, saya segera menetapkan arah untuk menyerukan kepada semua orang agar menghimpun kekuatan cinta kasih. Sejak saat itu, saya tidak lagi mengukur kemampuan saya karena saya yakin bahwa semua orang memiliki cinta kasih.

Untuk menyalurkan bantuan bencana skala besar, saya tidak tahu akan mendapatkan uang dari mana dan saya tidak tahu apakah bantuan ini dapat direalisasikan. Namun, saya yakin bahwa kita dapat melakukannya. Di mana kita harus mencari orang? Saya yakin bahwa semua orang pada hakikatnya memiliki cinta kasih. Asalkan saya menyerukan kebajikan dengan tulus, seruan yang baik ini pasti akan tersebar luas dan orang-orang baik akan bermunculan. Inilah yang saya yakini.

Bodhisatwa sekalian, kita semua hendaknya menginventarisasi kehidupan kita. Sejak Anda bergabung dengan Tzu Chi, kapan kalian tidak memikirkan insan Tzu Chi dan misi Tzu Chi untuk terjun ke tengah masyarakat? Setiap insan Tzu Chi memiliki pemikiran dan semangat yang sama tanpa membeda-bedakan negara dan agama. Apa pun agama kita, ketika masyarakat aman dan damai, hendaknya kita saling berinteraksi dan menyerukan kepada satu sama lain untuk menghimpun cinta kasih.

Saya berharap kita dapat membimbing semua orang untuk mewujudkan kedamaian, menyucikan hati manusia, dan menyatukan cinta kasih semua orang di dunia. Inilah yang disebut dengan kebajikan. Kebajikan adalah berkah. Kita berharap ada lebih banyak orang baik yang menghimpun cinta kasih dan menciptakan berkah bagi dunia. Dengan demikian, dunia akan aman dan damai.

Menyelamatkan yang menderita dengan hati seorang ibu
Menjalankan ikrar untuk menyelamatkan semua makhluk
Memiliki pikiran yang terbuka dan tekad yang kuat
Yakin setiap orang memiliki cinta kasih untuk menghimpun berkah kebajikan