Kita bisa melihat pencapaian misi pendidikan kita. Para guru, kepala sekolah, dan staf di semua sekolah kita memiliki cinta kasih. Ini membuat saya sangat tenang. Kita membimbing murid-murid dengan cinta kasih dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan mereka. Yang diberikan oleh orang tua adalah tubuh dan kehidupan, sedangkan yang diberikan oleh guru adalah jiwa kebijaksanaan. Kelak, mereka akan terjun ke tengah masyarakat serta menghadapi berbagai orang dan hal. Cara memperlakukan orang lain, moralitas, dan semangat, semuanya diajarkan di sekolah.
Kita harus membimbing murid-murid kita menuju arah yang benar serta membina moralitas dan rasa syukur mereka. Rasa syukur adalah akar dari moralitas dan semangat. Jadi, saya berharap para guru dapat mendidik murid-murid dengan baik. Kita harus mementingkan moralitas dan rasa syukur. Untuk mendidik murid-murid, para guru harus memiliki karakter yang baik. Dengan demikian, barulah murid bisa meneladan guru. Guru merupakan teladan bagi murid. Jadi, untuk mendidik murid-murid dengan baik, para guru harus memberikan teladan. Ini sangatlah penting.
Dalam mendidik murid-murid, kita harus menunjukkan arah yang benar pada mereka. Anak-anak bagaikan selembar kertas. Sebelum ada tulisan di atasnya, kertas itu sangatlah bersih. Kini, saya tengah berbicara untuk membimbing kalian ke arah yang benar dan kalian segera mencatat apa yang saya katakan. Ini menunjukkan bahwa kalian akan menuju arah ini ataupun membagikannya kepada murid-murid kalian. Catatan dapat membantu kita mengingat sesuatu. Kita hendaknya terus mengingat hal-hal baik.

Kita tidak boleh terpengaruh oleh kondisi luar. Makin banyak orang, kondisi luar akan makin kompleks. Saat seseorang memiliki banyak teman setelah tumbuh dewasa, dia mungkin akan mudah terpengaruh dan tersesat. Ini bergantung pada semangat masing-masing dan lingkungan sekitar. Karena itu, kita harus menyediakan lingkungan yang baik. Para guru dan murid kita hendaknya menciptakan lingkungan belajar yang baik. Anak-anak usia dini mudah dibimbing. Justru karena mereka belum memahami banyak hal, kita dapat mengajarkan kebajikan sejati pada mereka. Inilah tanggung jawab kita.
Saya sangat bersyukur pada kalian. Saya berharap para guru kita bukan hanya mendidik murid-murid, tetapi juga diri sendiri karena guru merupakan teladan bagi murid. Murid-murid akan menghormati guru yang baik. Guru bagaikan orang tua. Para guru kita memiliki hati orang tua dan Bodhisatwa. Mendidik anak-anak dengan cinta kasih merupakan tanggung jawab guru. Saya selalu berkata pada diri sendiri bahwa semua makhluk di dunia ini adalah tanggung jawab saya. Kita hendaknya berbagi dengan seluruh dunia tentang metode pengajaran kita. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan kita, kita dapat membagikan metode kita ke seluruh dunia. Asalkan ada tekad, maka tiada hal yang sulit.

Setiap orang harus memandang penting diri sendiri. Saat setiap orang menjaga citra diri sendiri dan berhimpun membentuk satu kelompok, barulah keindahan kelompok itu bisa terlihat. Kita hendaknya meningkatkan budaya humanis dan moralitas diri sendiri agar saat melihat kita, orang lain dapat membangkitkan rasa hormat. Karena itulah, saya terus berkata bahwa kita harus menginventarisasi kehidupan diri sendiri. Saya pun sering menginventarisasi kehidupan diri sendiri. Apakah saya mengucapkan kata-kata yang pantas hari ini? Apakah sikap saya benar hari ini? Saya sering bertanya demikian pada diri sendiri.

Kita bisa melihat perkembangan mereka. Semoga dalam menuntut ilmu, mereka juga dapat memahami kebenaran sejati. Karena itulah, kita memberikan pendidikan dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, hingga program pascasarjana. Kita memberikan pendidikan menyeluruh. Setelah mempelajari kebenaran, saya merasa bahwa saya tidak pernah mundur dari tekad awal saya. Hingga kini, saya tidak pernah menyimpang. Saya sungguh sangat bersyukur.