“Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Kita bersyukur memiliki jalinan jodoh untuk mengikuti kegiatan Parlemen Agama-Agama Dunia,” kata Cai Ya-mei Wakil ketua Kantor Cabang Tzu Chi Chicago, AS.
“Sidang ini berlangsung selama 5 hari dari tanggal 14 hingga 18 Agustus. Untuk Sidang Parlemen Agama-Agama Dunia kali ini, lebih dari 200 organisasi keagamaan dari 80-an negara dan lebih dari 10 ribu orang berhimpun selama 5 hari. Orang-orang dengan keyakinan yang berbeda-beda berinteraksi dan saling berkomunikasi. Yang penting ialah menemukan kesamaan dan metode untuk bekerja sama, terutama tentang pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim,” kata Zeng Ci Hui Ketua Tzu Chi Amerika Serikat.
“Master terus berkata bahwa kita tak punya cukup waktu lagi. Sebagai perwakilan Tzu Chi, para bhiksuni Griya Jing Si berbagi pandangan mereka. Kita juga mengundang para Qingxiushi kita untuk berbagi tentang keistimewaan mereka. Mereka membagikan pengalaman dan pandangan yang berbeda sebagai anggota keluarga besar Tzu Chi. Lewat metode presentasi kita yang berbeda-beda, kita membuat ribuan partisipan dapat merasakan semangat dan ajaran Tzu Chi,” kata Qiu Yao-yang relawan Tzu Chi.
Setiap hari, saya mendengar, melihat, dan merasakan cinta kasih insan Tzu Chi. Cinta kasih ini dapat membuat dunia penuh vitalitas. Saya berharap insan Tzu Chi dapat membasahi batin orang-orang dengan cinta kasih dan air Dharma.

Sebelumnya, kita terus melakukan praktik nyata. Edukasi bukanlah sekadar kata-kata, melainkan praktik nyata. Kita menginspirasi satu sama lain untuk melangkah menuju arah yang benar. Kita melangkah dengan kedua kaki kita. Satu langkah untuk menciptakan berkah bagi dunia dan langkah berikutnya untuk mengembangkan kebijaksanaan. Jadi, kedua kaki kita bagaikan berkah dan kebijaksanaan. Saat kedua kaki kita terus melangkah maju secara bergantian, ini disebut tekun dan bersemangat melatih diri. Kita tidak pernah berhenti. Kita harus mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dalam jangka panjang.
Selama lebih dari 50 tahun ini, kita membimbing orang-orang untuk mempraktikkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan. Kita terus mengimbau orang-orang untuk berinteraksi dengan cinta kasih dan welas asih. Dengan cinta kasih agung tanpa syarat, kita tidak membeda-bedakan. Baik sesama manusia maupun hewan, semuanya harus dilindungi dengan cinta kasih dan welas asih. Kini, selain manusia dan hewan, kita juga harus menghargai tumbuhan.

Setiap orang hendaknya meningkatkan cinta kasih mereka menjadi cinta kasih Bodhisatwa. Cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan, kata-kata yang sederhana ini telah mencakup segalanya. Namun, hidup di dunia ini, kita tidak bisa menghindari urusan duniawi. Karena itu, setiap orang harus memiliki agama atau keyakinan. Agama mengajarkan tujuan hidup pada kita. Ini tak luput dari edukasi. Jadi, terhadap agama yang mengajarkan pengetahuan dan pandangan benar, kita hendaknya saling bersyukur dan mendoakan.
Ajaran mazhab Tzu Chi adalah silsilah Dharma Jing Si. Silsilah Dharma adalah semangat dan mazhab adalah pintu. Kita harus memiliki semangat ini. Saat melangkah keluar dari pintu ini, kita harus mempraktikkan kebenaran. Jadi, kita semua tahu jelas bahwa Bodhisatwa datang karena adanya makhluk yang menderita.

Saat ini, hal yang sangat penting ialah menyosialisasikan vegetarisme, melestarikan lingkungan, dan mengasihi sumber daya. Semua orang hendaknya sudah tahu tentang hal ini. Insan Tzu Chi juga harus menyucikan hati manusia, mewujudkan keharmonisan masyarakat, dan bekerja sama dengan harmonis. Kita hendaknya bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong untuk menyebarluaskan semangat Tzu Chi demi mewujudkan keharmonisan masyarakat dan dunia. Dengan adanya kerja sama yang harmonis, barulah kita bisa memiliki kekuatan untuk menginspirasi kaum muda.
Di Tzu Chi, kita sungguh harus bersyukur dan menghormati para Bodhisatwa senior. Kita juga harus mengembangkan cinta kasih untuk menginspirasi kaum muda sekarang dan generasi muda di masa mendatang. Saat ini, kita telah meresmikan mazhab Tzu Chi dan silsilah Dharma kita. Karena itu, kita harus mewariskan kekuatan cinta kasih dari generasi ke generasi dan meneruskan jiwa kebijaksanaan di dunia ini.