“Kami memiliki seorang putra berkebutuhan khusus bernama Zheng-xuan. Tahun ini, dia telah berusia 20 tahun, tetapi kapasitas mentalnya seperti berusia 4 atau 5 tahun. Pada tahun 2018, Zheng-xuan membawa kami berdua kembali kepada Tzu Chi untuk melakukan daur ulang. Terlebih lagi, dia telah menerapkan pola makan vegetaris dan selalu menggalakkan vegetarisme. Dia telah belajar untuk berikrar. Dia pernah berkata kepada saya bahwa dia ingin mengenakan seragam relawan Tzu Chi,” kata Xiao Guo-wei relawan Tzu Chi Malaysia.

Saya telah mendengar setiap relawan menceritakan jalinan jodoh untuk dapat bergabung dengan Tzu Chi. Saya mengucapkan selamat kepada semuanya karena telah berada di jalan Tzu Chi selama bertahun-tahun. Semuanya dimulai dari menjadi donatur, kemudian mengikuti pelatihan hingga saat ini saya dapat melihat semuanya di sini.

Saat saya menyematkan kartu relawan di dada mereka, saya selalu berpikir, “Akhirnya Anda kembali.” Ada anak muda yang akan berkata, “Master, anak Anda telah kembali.” Betapa dekatnya mereka dengan saya. Ya, anak saya telah kembali. Terlebih lagi, saya masih dapat melantik mereka. Hendaklah semuanya menggenggam jalinan jodoh. Sampai kapan jalinan jodoh akan terus ada? Ketika kita bertemu dengan jalinan jodoh, kita harus menggenggamnya dengan baik.

Saya selalu berkata bahwa kita harus memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung karena insan Tzu Chi adalah Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa adalah makhluk dengan cinta kasih berkesadaran. Untuk memiliki cinta kasih berkesadaran, kita harus berjalan di Jalan Bodhi yang agung. Jalan Bodhi yang agung tidak sulit untuk dilewati. Selama Anda memiliki tekad, Jalan Bodhi akan lurus. Anda dan saya masih makhluk awam dan masih banyak hal yang belum kita ketahui. Namun, hendaklah kita menggenggam waktu untuk memilih hal-hal yang benar dan lakukan saja.

Dalam hidup ini, menit dan detik terus berlalu. Terutama saya, setiap hari saya selalu berpacu dengan waktu. Saya selalu berjuang untuk hidup dan berjuang untuk bernapas. Saya berusaha untuk mengatur napas ketika berbicara. Kalian seharusnya dapat mendengar bahwa bukan hal mudah bagi saya untuk dapat berbicara. Saya perlu berusaha sekuat tenaga.

Bodhisatwa sekalian, hargailah waktu. Hargailah setiap perkataan yang saya ucapkan dan dengarkan setiap kalimat yang saya bicarakan. Hari ini, kalian dapat mendengar suara saya secara langsung. Namun, tidak tahu apakah ke depannya kalian masih bisa seperti ini. Tidak ada yang tahu.

Perkembangan teknologi sungguh pesat. Saat ini, saya dapat mendengar suara saya sendiri 50 tahun yang lalu. Beruntung, saat itu saya juga membabarkan Dharma. Semuanya dilakukan di dalam Griya Jing Si. Saat itu, saya duduk di depan altar Buddha. Saya juga membawa instrumen sendiri, seperti lonceng dan ikan kayu. Setelah pelantunan Sutra selesai, kita lanjut dengan melafalkan nama Buddha. Semuanya saya pimpin sendiri. Ketika semuanya berdiam diri untuk bermeditasi dan waktunya sudah tiba, saya akan membunyikan lonceng. Ketika itu, semuanya akan membuka mata dan berfokus ke arah saya. Saat itulah saya akan mulai membabarkan Dharma.

Lebih dari 50 tahun yang lalu, begitulah kondisinya ketika saya membabarkan Dharma. Di era itu, orang-orang datang untuk mendengarkan Dharma. Saat ini, semuanya telah berusia lanjut. Di Hualien, saya mellihat relawan lansia. Anda dan saya telah berusia lanjut. Ada juga relawan yang telah meninggal dunia. Saya yakin bahwa anak-anak muda yang saya lihat dapat meneruskan semangat Tzu Chi. Saya melihat betapa patuhnya sekelompok anak muda yang dilantik. Ikrar mereka membuat hati saya merasa tenang. Dharma dan silsilah Dharma telah diwariskan dari generasi ke generasi. Saat saya masih ada, kalian yang saya lantik adalah generasi pertama. Selanjutnya, akan ada generasi kedua dan seterusnya.

Bodhisatwa dunia memiliki cinta kasih berkesadaran. Cinta kasih berkesadaran mencakup cinta kasih dan empati. Begitulah hati Bodhisatwa yang bertautan dengan hati semua makhluk. Inilah yang disebut turut merasakan penderitaan orang lain. Kita tidak sampai hati melihat makhluk lain menderita. Di dunia ini, Bodhisatwa hadir untuk menghibur dan membantu mereka yang menderita. Namun, semua ini juga memerlukan jalinan jodoh.

Berapa banyak orang yang dapat kita bantu? Ada begitu banyak orang di dunia. Contohnya saya. Di dunia ini, saya memiliki sangat banyak murid. Namun, apakah saya dapat berinteraksi dengan semuanya? Tidak banyak. Namun, 1 relawan dapat bertambah menjadi 10, kemudian 100, 10 ribu, dan seterusnya. Jika seperti ini, akan ada lebih banyak air jernih yang mengalir di dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini. Anda dan saya seperti air jernih yang telah disaring.

Di masa lalu, semua orang memiliki kebiasaan buruk. Semua hal buruk di masa lalu telah disaring sehingga kini telah menjadi jernih. Namun, yang kini jernih bukan berarti benar-benar jernih seterusnya. Mungkin saja, ketika sesuatu terjadi dan membuat kita tidak senang, kita melepaskan Tzu Chi. Ada juga yang seperti itu dan jumlahnya tidak sedikit. Ada juga yang telah dilantik, tetapi tidak menjalankan Tzu Chi. Mereka tidak terhitung sebagai relawan.

Intinya, ketika melakukan hal baik, kita sendiri yang akan menuai buahnya. Kita tidak mendapatkan apa-apa ketika kita tidak melayani. Ketika melayani, kita pasti mendapatkan buahnya. Saya berharap bahwa semuanya mendapatkan pahala dari apa yang kalian kerjakan.

Melatih diri dan membawa manfaat di Jalan Bodhi
Melayani semua makhluk dan menghargai jalinan jodoh
Mewariskan silsilah Dharma melalui praktik setiap waktu
Mencerminkan kebenaran sejati melalui kejernihan tanpa noda