“Saya ingin berbagi tentang pengalaman menjadi relawan pencegahan wabah. Selama tiga tahun terakhir, virus Covid-19 terus menyebar tanpa henti sehingga kesempatan kami untuk bersumbangsih sebagai relawan rumah sakit terbatas. Ketika tidak ada relawan di rumah sakit ini, para staf medis tetap harus bekerja dan menunaikan kewajiban masing-masing. Beban pekerjaan mereka bertambah, tetapi orang yang membantu malah berkurang. Kakak Ying-ying mengajak beberapa relawan yang lebih mengerti tentang pencegahan Covid-19 dan meminta izin kepada keluarga mereka untuk menjadi relawan pencegahan wabah,” kata Wu Ling-zhen relawan Tzu Chi.

“Saat hari pertama kami tiba, para staf medis yang melihat kedatangan relawan merasa senang dan berkata, ‘Akhirnya kalian datang ke sini. Kami sungguh membutuhkan kalian.’ Saat itu, saya merasakan nilai dalam kehidupan ketika kita sangat dibutuhkan. Saat menjadi relawan pencegahan wabah, pakaian standar yang kami kenakan ialah baju pelindung, penutup kepala, dan pelindung wajah. Selain itu, kami juga menggunakan 2 masker, yakni masker N95 dan masker medis. Meski cuaca sangat panas, tetapi kami tetap bertahan menjalankannya,” lanjut Wu Ling-zhen.

“Kita harus berterima kasih kepada para Bodhisatwa yang telah berani melayani di rumah sakit selama pandemi Covid-19 berlangsung. Sesungguhnya, kami selalu tekun dan bersemangat dalam mendengarkan Dharma setiap hari. Kami bersyukur kepada Master yang telah membabarkan Dharma dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kami. Kami akan terus berusaha sekuat tenaga. Kami harap Master dapat tenang,” pungkas Wu Ling-zhen.

Seluruh relawan memiliki kesatuan hati dalam mendengarkan Dharma, mendengarkan ajaran saya, dan mempraktikkannya secara nyata. Oleh karena itu, mereka dapat memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih saat orang-orang membutuhkan. Ini sangatlah penting. Saat menginventarisasi hal-hal yang telah saya lakukan sepanjang hidup saya, saya merasa bahwa kehidupan saya sungguh bernilai. Hal yang membuat saya merasa paling tenang ialah cinta kasih telah disebarkan dan diwariskan.

Saya juga telah melihat dan mendengar bagaimana relawan kita terus menggalang Bodhisatwa dan bersumbangsih di RS Tzu Chi Dalin saat tenaga mereka dibutuhkan di sana. Ketika dokter dan perawat merawat pasien, relawan medis dapat mendampingi dan berbicara dengan orang-orang yang membutuhkan teman bicara. Mereka bukan hanya membutuhkan pengobatan, tetapi juga membutuhkan sandaran batin.

Kita hendaknya menggunakan cinta kasih dan kehangatan untuk berinteraksi dan membimbing mereka. Saat pikiran mereka terbuka dan mereka merasa bahagia, penyakit mereka pun akan hilang. Relawan dapat mengembangkan potensi besar dalam situasi ini. Terutama, para relawan kita bagaikan ibu yang merawat anak sendiri. Dengan cinta kasih seorang ibu, mereka selalu menyemangati staf medis kita. Saya sungguh bersyukur.

“Nama saya adalah Chen Yu-hua. Saya adalah perawat di bangsal khusus Covid-19. Saya berasal dari Dalin. Setelah lulus, saya bekerja di RS Tzu Chi Dalin. Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 2 tahun lebih dan saya pun telah meninggalkan bangsal 10A selama 2 tahun untuk melayani bangsal khusus Covid-19. Saya sungguh berterima kasih kepada para relawan yang selalu membawakan makanan ringan dan buah-buahan untuk menyemangati kami agar memiliki lebih banyak tenaga untuk merawat pasien. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para rekan kerja saya,” kata Chen Yu-hua Perawat RS Tzu Chi Dalin.

“Saat kami mengenakan APD lengkap, rasanya sungguh pengap. Terutama, ketika musim panas, seluruh tubuh yang tertutup rapat oleh APD akan dipenuhi keringat. Namun, setiap kali pasien membutuhkan kami, rekan kerja saya tidak pernah ragu untuk segera mengenakan APD dan bergegas membantu pasien. Selama bekerja di bangsal khusus Covid-19, saya mengerti makna dari kerja sama tim karena kami harus berusaha menjalankan semua tugas kami dalam waktu sesingkat mungkin. Makin singkat waktu kami di dalam bangsal khusus, makin rendah pula risiko terinfeksi,” lanjut Chen Yu-hua.

“Saya juga berterima kasih kepada keluarga saya yang telah mendukung saya untuk bekerja di bangsal khusus. Meski merasa sangat khawatir, mereka tidak pernah menahan saya untuk menjalankan misi saya sebagai seorang perawat. Masih sangat banyak orang yang patut saya ucapkan terima kasih, seperti dokter, praktisi perawat, sekretaris rumah sakit, relawan, dan petugas kebersihan. Berkat mereka semua, bangsal khusus dapat beroperasi dengan lancar. Saya akan terus mempertahankan rasa syukur dan melanjutkan pekerjaan saya,” pungkas Chen Yu-hua.

Saat ini, semua orang telah dipenuhi oleh cinta kasih dan kita telah meningkatkan standar layanan kita. Bodhisatwa sekalian, kalian telah menerapkan ajaran saya untuk mendukung rumah sakit ini. Kalian juga telah mewakili saya untuk memperhatikan para staf dan pasien. Saya sungguh merasa tenang.

Ketika semua orang menjalankan misi dengan sukacita, maka semuanya akan terasa ringan. Orang yang bersumbangsih dipenuhi sukacita dan orang yang menerima dipenuhi rasa syukur. Sumbangsih tanpa pamrih sungguh membuat orang merasa tersentuh. Untuk pandemi Covid-19 kali ini, hendaklah kita aktif bersumbangsih dengan cinta kasih dan mempererat kembali jalinan kasih sayang semua orang yang sempat merenggang. Jika tidak, pandemi Covid-19 ini akan memudarkan cinta kasih semua orang.

Selama pandemi, semua orang harus menjaga jarak satu sama lain. Lama-kelamaan, semua orang akan menjadi jauh satu sama lain. Ini dapat memudarkan cinta kasih semua orang dan merenggangkan jalinan kasih sayang antarmanusia. Inilah yang saya khawatirkan. Meski saya selalu mengingatkan semuanya untuk menjaga jarak dan tidak berkumpul, tetapi ketika mengatakan ini, saya sungguh merasa khawatir.

Ketika orang-orang mendengarkan saya untuk menjaga jarak dan tidak berkumpul, maka seluruh kegiatan kita terhenti. Dengan menjaga jarak, kita telah menjauh satu sama lain. Setelah beberapa saat, ini menjadi sebuah kebiasaan dan rasa peduli serta cinta kasih kita akan memudar. Dalin adalah tempat yang sangat bersih dan hati orang-orang di sini sungguh murni. Memiliki rumah sakit di sini dengan orang-orang yang berhati murni, kita harus lebih antusias.

Jika orang-orang yang berhati murni di pedesaan yang luas ini terus menjaga jarak, lama-kelamaan cinta kasih semua orang akan memudar. Jadi, hendaklah kita terus mempertahankan cinta kasih dan jalinan kasih sayang kita. Kita tetap dapat memperhatikan orang lain karena area di sini sungguh luas. Orang-orang di sini penuh dengan cinta kasih. Inilah yang harus kita pertahankan. Inilah ciri khas RS Tzu Chi Dalin.

Saya memercayakan rumah sakit ini kepada kepala rumah sakit, dokter, dan perawat kita. Seluruh staf di rumah sakit kita harus terus membina jalinan kasih sayang yang pas dan membangun cinta kasih di hati semua orang. Hendaklah semua orang saling mengasihi dan saling peduli satu sama lain. Ini sangat penting. Tentu saja, dukungan warga setempat juga dibutuhkan.

Bodhisatwa sekalian, jika kita melihat ada keluarga yang membutuhkan, kita harus segera melaporkannya ke Tzu Chi dan mengunjungi keluarga itu. Ini sama seperti melakukan survei terhadap calon penerima bantuan kita. Begitu pula dengan staf medis. Jika kalian melihat ada keluarga yang membutuhkan, hendaklah segera melaporkannya kepada Tzu Chi.

Misi amal dan kesehatan hendaknya dijalankan secara bersamaan dalam melayani daerah ini. Hendaklah seluruh insan Tzu Chi dapat mengembangkan kekuatan cinta kasih dan menjadi batu karang pelindung untuk melindungi kesehatan dengan cinta kasih.

Menginventarisasi kehidupan dan memupuk kebajikan
Mengerahkan potensi dengan tutur kata yang menghangatkan hati
Menautkan cinta kasih dengan tindakan nyata
Menjadi batu karang pelindung yang kukuh dan penuh kasih sayang