Lihatlah, banyak negara dipenuhi dengan penderitaan. Hati dan pikiran manusia yang diliputi oleh kegelapan batin telah menyebabkan kekacauan dunia. Lihatlah, begitu banyak keluarga yang rumahnya hancur dan kehilangan orang yang mereka cintai. Bom telah menghancurkan bangunan dalam sekejap. Hal ini mengingatkan saya bahwa saat saya masih kecil, saya pernah melarikan diri dari serangan udara. Saat ini, ketika melihat rekaman seperti ini, kenangan masa kecil saya akan muncul dalam pikiran saya.
Selama puluhan tahun menjalani kehidupan, kita sungguh dipenuhi berkah karena dapat hidup dengan damai dan tenteram. Hendaklah kita menghargainya. Kehidupan kita saat ini dapat dilewati dengan sangat baik. Lihatlah, berapa banyak relawan daur ulang yang ada saat ini? Ada juga kelompok Tzu Cheng dan komite Tzu Chi yang mendedikasikan diri untuk melakukan daur ulang saat tidak ada kegiatan. Semuanya membangun tekad untuk mengumpulkan kembali sumber daya alam. Sumber daya yang tersedia harus kita hargai dan kita kumpulkan untuk didaur ulang.
Saya telah melihat bagaimana relawan kita mencuci botol plastik yang kotor, menjemur, dan memilahnya. Saya tidak paham dengan bahan “PP”, “E”, atau “C”. Namun, hanya dengan meremas plastiknya, relawan lansia kita dapat mengidentifikasi jenisnya lewat suara yang dihasilkan. Relawan lansia dan seluruh anggota Tzu Cheng sungguh memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan. Mereka bijaksana karena memahami bagaimana memilah sumber daya dan mengapa barang-barang tersebut perlu didaur ulang.

Ketika sampah plastik dikubur di dalam tanah, lama-kelamaan tanah itu akan mengalami pengerasan. Jika sampah plastik terus dikubur di dalam tanah, maka luas tanah yang terpakai akan menjadi makin besar dan membentuk tumpukan sampah. Namun, pengolahan sampah plastik hanya memiliki 2 cara, yakni dibakar atau dikubur.
Lihatlah, udara telah tercemar dan tanah telah mengeras. Jika saat ini kita terus melakukannya, apa yang akan terjadi dengan udara dan tanah pada generasi berikutnya? Oleh karena ini, kita harus mulai mengurangi sampah plastik. Jika tidak, akan terjadi lebih banyak bencana di masa depan yang tidak dapat ditangani.
Tidak hanya perang yang menakutkan, kebiasaan hidup manusia yang menghasilkan sampah juga sangat menakutkan. Jadi, saat ini, kita harus mengedukasi semua orang untuk mengurangi sampah dan melakukan daur ulang. Jika kita mengolah dan mendaur ulang sampah dengan bersih, kita tidak perlu lagi menggali sumber daya dari alam. Jika kita terus mengeksploitasi alam tanpa henti, alam akan penuh dengan luka. Semua ini disebabkan oleh ulah manusia.

Banyak insan Tzu Chi mengenakan seragam yang terbuat dari kain yang diproduksi oleh perusahaan DA.AI Technology kita. Setelah kita mengumpulkan kembali sumber daya alam, DA.AI Technology akan mengolahnya dalam beberapa tahap untuk mengubahnya menjadi pakaian. Inilah siklus usia barang yang terjadi terus-menerus layaknya kelahiran kembali makhluk hidup. Sutra Buddha mengatakan bahwa kita memiliki siklus kelahiran kembali di 6 alam kehidupan. Suatu barang pun memiliki siklus. Barang yang baru, setelah dipakai lama, akan mengalami kerusakan dan akhirnya dibuang. Namun, jika ia bisa diolah atau diperbaiki kembali, ini disebut siklus.
Kita memiliki banyak kertas dan saya menulis di selembar kertas dengan tiga alat tulis yang berbeda, bagaikan memberikan kertas ini tiga masa hidup. Beginilah seharusnya cara kita menghargai dan menggunakan kertas. Bodhisatwa sekalian, silakan kalian mencobanya. Banyak yang telah melakukannya. Inilah cara kita menghargai dan menghemat sumber daya alam. Jika kita harus menggunakan sesuatu, usahakan untuk mendaur ulang dan menggunakannya kembali.

Saya juga melihat anak-anak kecil yang turut serta dalam pementasan adaptasi Sutra. Gerakan mereka semua selaras dan kompak dengan orang dewasa. Ketika mereka melantunkan Sutra, tidak ada satu pun yang terlewatkan. Anak-anak ini adalah harapan kita. Kita harus terus mewariskan semangat Tzu Chi. Intinya, hendaklah semuanya bersungguh hati untuk menginspirasi keluarga kita untuk menjadi keluarga Tzu Chi. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan bagi generasi mendatang. Kita harus memberikan edukasi untuk menciptakan harapan.
Bodhisatwa sekalian, untuk membawa harapan ke dunia, dibutuhkan usaha dari kita semua untuk mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi.