“Saat berada di pedesaan, kami melihat sungguh banyak pasien mengalami kelainan bentuk kaki yang sungguh menyedihkan. Ada beberapa mengalami diabetes dan kakinya menderita luka yang sulit untuk sembuh. Beberapa pasien ini merasakan hal yang sama, yaitu kesulitan ekonomi. Saya ingat dengan satu pasien yang hidupnya sebatang kara. Akibat diabetes, kakinya mengalami infeksi hingga menyebabkan infeksi tulang. Ini sungguh menyedihkan. Dia tidak dapat keluar untuk bekerja. Lihatlah dan pikirkanlah, dia hidup sebatang kara dan tidak dapat bekerja. Dia sungguh hidup dalam kesulitan,” kata Dokter Wang Zhen-qi RS Tzu Chi Taipei.
“Relawan Tzu Chi di sana membawanya untuk menerima pengobatan. Berhubung dia memiliki luka dan perubahan bentuk kaki, selain melakukan debridemen, jika ingin mengoreksi bentuk kakinya hingga lurus, kita tidak bisa hanya menempatkan sekrup dan pelat karena itu akan menyebabkan infeksi berikutnya. Kami menggunakan fiksator eksternal melingkar yang memiliki sangat banyak jarum baja. Dengan bentuk yang melingkar, kita dapat menjaga posisi tulangnya. Selain penanganan tersebut, pasien ini juga menerima transplantasi tulang. Inilah ciri khas kami. Kami memiliki bank tulang hasil donasi. Setelah melakukan transplantasi tulang, dia dapat berjalan Kembali,” pungkas Dokter Wang Zhen-qi.
Setelah mendengar laporan dokter, saya dapat melihat bahwa semuanya sungguh memperhatikan nyawa setiap orang. Menghormati kehidupan dengan cinta kasih adalah tujuan dari misi kesehatan kita. Di semua RS Tzu Chi, baik di Hualien, Dalin, Taichung, maupun Taipei, seluruh dokter dan perawat selalu menghormati dan merawat pasien dengan sungguh hati.
Penyakit adalah penderitaan terburuk dalam hidup. Menderita penyakit sungguh sulit untuk ditanggung. Ketika menderita penyakit, kita berharap ada dokter yang dapat melenyapkan penyakit kita. Ini adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, hendaklah kita menghormati kehidupan. Tentu saja, mempelajari ilmu kedokteran sungguh sulit. Berhubung kita memiliki sekolah kedokteran dan rumah sakit, saya memahami bahwa membina seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kerja keras dan waktu yang panjang untuk pendidikan dan pelatihan yang luar biasa.
“Pada tanggal 19 dan 20, kami mengadakan baksos kesehatan di Taitung. Ini adalah baksos kesehatan ke-7 di Taitung tahun ini. Kali ini, kami menggerakkan 168 orang dan melayani hampir 260 pasien dalam 2 hari. Jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan. Kami bekerja sama dengan TIMA dari wilayah utara, tengah, selatan, dan timur untuk pergi melayani ke 3 institusi besar. Selain ahli gigi, ada juga dokter ahli bedah untuk membersihkan luka dan spesialis THT untuk membantu warga membersihkan telinga dan memeriksa masalah pendengaran mereka. Kami dari tim kedokteran gigi berharap dapat menjadi satu wadah untuk mengundang lebih banyak dokter dan relawan untuk mengikuti kegiatan seperti ini. Sesungguhnya, beberapa institusi ini sungguh mengharapkan bantuan kita semua,” kata Dokter Liu Yi-zhi TIMA.
“Kami memiliki dokter gigi dari segala usia yang saling mendampingi dan mewariskan pengalaman. Sungguh senang melihat dokter generasi baru bersedia melangkah dan memikul tanggung jawab. Saya berharap kita dapat meneruskan kekuatan cinta kasih kita. Seluruh anggota TIMA tidak membeda-bedakan dan saling bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan untuk membawa manfaat bagi semua makhluk,” kata Huang Mei-ling Relawan TIMA.
Dokter mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Ini merupakan semangat yang sungguh mengagumkan. Dalam kehidupan, setiap orang pasti mengalami sakit. Penderitaan terbesar dalam hidup ialah penyakit. Ketika orang menderita suatu penyakit, terutama lansia yang hidup sebatang kara atau pasien di daerah terpencil, mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, kita memiliki dokter yang bersedia pergi ke daerah terpencil, bahkan mendaki gunung untuk merawat pasien.
Melihat lansia yang hidup sebatang kara, tanpa disadari welas asih saya bangkit. Melihat dokter dan relawan dekat dengan para pasien dan menghibur mereka, ini sungguh menghangatkan hati. Saya sungguh bersyukur. Di tempat yang tidak dapat saya tuju dan saya jangkau, dokter dan relawan TIMA membantu saya untuk merangkul mereka, menghibur mereka, dan melenyapkan penderitaan mereka. Saya sungguh berterima kasih kepada semuanya.
“RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi akan diresmikan pada tanggal 12 Desember. Selama satu hingga dua bulan terakhir, kami telah melakukan kunjungan survei ke lebih dari 160 rumah. Dalam baksos kesehatan yang diadakan selama 5 hari, kami telah melayani 765 pasien. Jika dihitung, rata-rata kami melayani 165 pasien sehari. Setelah melayani pasien di pagi hari, kami akan melakukan evaluasi di sore hari. Kami juga bekerja sama dengan tim program peningkatan keamanan rumah, tim perawatan lansia, dan dokter pengobatan Barat,” kata Ye Jia-zhou Kepala RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi.
“Kami akan mengikuti jejak Master dan membawa misi kesehatan ini kembali ke rumah-rumah. Kami akan berinisiatif memberikan pelayanan medis dan menjadi teladan bagi dokter di masa depan sehingga mereka juga mengikuti jejak Master,” kata Ye Jia-zhou.
Melihat rumah sakit kali ini, saya sungguh tersentuh. Dokter Ye dapat menggabungkan pengobatan Tiongkok dan Barat. Inilah harapan saya sejak lama. Saya sungguh berterima kasih karena Dokter Ye bersedia untuk menetap di daerah pegunungan untuk merawat pasien di sana. Lihatlah, walau rumah sakit ini tidak besar, tetapi sungguh terasa hangat. Saya berharap semuanya dapat memperhatikan dan memberi dukungan pada rumah sakit ini.
Terkadang, kita tetap perlu untuk mengadakan baksos kesehatan di daerah terpencil. Di sekitar Sanyi, masih banyak desa yang memerlukan baksos kesehatan. Saya sungguh berterima kasih kepada para dokter yang telah menghimpun kekuatan cinta kasih. Sungguh banyak rasa terima kasih yang tidak dapat saya ungkapkan.