“Master berkata bahwa selama beliau masih ada, kita harus menyatukan hati semua orang untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan menyebarkan Sutra Teratai di tanah kelahiran Buddha,” kata Dr. Tan Kiat Beng Wakil Ketua Tzu Chi Malaysia.
Dahulu, Nepal berada di bawah kedaulatan yang sama dengan India. Pangeran Siddhartha lahir di tempat ini, yakni Lumbini, Nepal yang telah menjadi tempat wisata terkenal di dunia. Dalam bayangan kita, tempat wisata terkenal di dunia seharusnya penuh dengan kemakmuran. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Saat ini, ketika dilihat, Lumbini masih sama seperti 2.500 tahun yang lalu. Lumbini masih sangat sederhana dan terkesan sepi. Singkatnya, daerah ini tertinggal dan tidak makmur.
Saya mendengar banyak orang kurang mampu dan sakit di sana. Dengan sumber daya medis yang langka, mereka sangat menderita. Akar dari penderitaan mereka ialah kurangnya pendidikan sehingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Saya tidak sampai hati untuk melihatnya.
“Kita berfokus pada pelayanan medis dan pendidikan. Kedua hal inilah yang paling mendesak saat ini. Banyak penduduk desa yang berutang karena sakit,” kata Dr. Tan Kiat Beng Wakil Ketua Tzu Chi Malaysia.
“Kita tidak hanya berbagi nilai-nilai Tzu Chi, tetapi juga memberikan pertolongan di sini. Kita datang ke sini dengan membawa hati yang tulus untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Saya merasa bahwa kita dapat dengan cepat berbaur dengan masyarakat di tempat ini,” kata Low Swee Seh Ketua Tzu Chi Singapura.

Satu-satunya yang dapat saya lakukan ialah memanfaatkan waktu untuk terus membabarkan Dharma dan memanfaatkan kekuatan saya untuk menyerukan kepada banyak orang agar memiliki tekad yang sama dengan kita. Saya juga berharap akan ada lebih banyak orang yang mendengarkan perkataan saya dan mendekatkan hatinya dengan hati saya untuk dapat bekerja sama dalam kesatuan hati dan upaya. Inilah yang ingin saya katakan.
Hendaklah kita menghimpun banyak orang untuk menyatukan hati dan menyebarkan ajaran Buddha kepada semua orang. Hendaklah kita memiliki tekad dan ikrar yang sama. Dengan demikian, kita akan memiliki kekuatan untuk membantu serta membimbing penduduk lokal untuk memiliki keyakinan yang benar dan menaikkan standar pendidikan di sana. Hendaklah kita membentangkan jalan cinta kasih.

Kita juga harus membentangkan jalan di dalam batin. Jalan yang kita bentangkan di dalam batin harus membuat hati kita tenang dan damai. Bagaimana cara kita menunjukkan ketulusan dan meredam nafsu keinginan kita? Suasana hati kita bagaikan cuaca. Hati kita bagaikan alam. Keselarasan cuaca dan iklim berkaitan dengan ketulusan dan kondisi batin kita. Tidak membunuh makhluk hidup dan tidak memiliki ketamakan akan menciptakan kedamaian di dunia. Inilah yang disebut dengan bervegetaris dan menjaga sila.
Ketika bervegetaris, kita dapat memiliki arah yang benar dalam hati kita, menahan nafsu keinginan, dan tahu berpuas diri. Dengan demikian, kita akan mempraktikkan kebajikan dan menciptakan kebahagiaan. Bukankah ini akan membawa keharmonisan di tengah masyarakat? Ya. Bervegetaris dapat menciptakan kedamaian dunia.

Sesungguhnya, kita tidak perlu melakukan perjalanan jauh hingga ke Lumbini, tempat kelahiran Buddha. Lumbini sesungguhnya ada di dalam hati kita. Buddha ada di dalam batin kita sehingga kita tidak perlu melintasi laut dan udara. Hati kita adalah tempat lahir Buddha.
Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita menghimpun kekuatan cinta kasih untuk kembali pada sifat Buddha. Hendaklah semua orang mempraktikkan kebajikan, menumbuhkan kebijaksanaan, dan memahami prinsip kebenaran di dunia.