Bencana banjir terjadi di Australia sekitar bulan Februari dan Maret. Banjir yang terjadi sungguh serius dan belum pernah terjadi sebelumnya. Relawan Tzu Chi bergerak untuk membawa bantuan dan membersihkan jalan. Di antara bulan April dan Mei, banjir kembali terjadi. Bencana banjir kali ini lebih serius dan memiliki tingkat muka air yang lebih tinggi.

Lihatlah bencana yang terjadi terus-menerus. Masih bisakah kita mengatakan bahwa kita tidak takut? Langit sedang menunggu kita untuk mengatakan bahwa kita tidak berani berbuat salah lagi. Kita harus meminta pengampunan dan bertobat. Kita harus sadar dan menginstropeksi diri dari dalam hati.

Bencana terjadi disebabkan oleh makhluk hidup yang tidak memahami prinsip kebenaran sehingga menciptakan karma buruk kolektif. Karma buruk kolektif manusia telah menghasilkan energi buruk. Energi buruk ini sangat menakutkan. Ketika memasuki suatu tempat, kita mungkin akan menemui orang-orang dengan wajah yang tidak ramah. Inilah atmosfer yang diciptakan manusia.

Langit, tanah, dan manusia memiliki energi masing-masing. Bagaimana kita menyelaraskan energi langit dan tanah? Ini membutuhkan setiap orang untuk memiliki ketulusan dan mawas diri. Mawas diri berarti kita harus memiliki kewaspadaan untuk tidak berpikir dan bertindak jahat. Janganlah kita membangkitkan pikiran buruk atau melakukan perbuatan buruk.

Hendaklah kita menjaga tindakan, hati, ucapan, dan pikiran kita. Setiap orang akan terus terpengaruh oleh sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, ketika orang dengan kecenderungan buruk bergabung dengan sekelompok orang baik, mereka juga akan berubah menjadi lebih baik. Hendaklah semua orang menjunjung tinggi kesopanan dan prinsip-prinsip kebenaran. Dengan kesopanan, ketika bertemu satu sama lain, kita akan inisiatif beranjali. Kita juga harus memiliki kesatuan hati untuk bertutur kata yang baik. Dengan demikian, pikiran dan tubuh kita akan menciptakan kebajikan. Inilah yang disebut dengan mawas diri.

Setelah memupuk kebajikan, kita akan mengerti pentingnya bervegetaris dan menyimpan pikiran baik di dalam hati. Dengan hati dan pikiran bajik, kita akan saling mengasihi. Hendaklah kita mengasihi setiap orang dan semua makhluk, terlebih hewan. Hewan dan manusia sama-sama memiliki kehidupan. Hanya rupanya saja yang berbeda.

Di kehidupan lampau, kita telah menciptakan karma baik. Perbedaannya ialah seberapa berat karma buruk kita. Kita mungkin telah menciptakan banyak karma baik ataupun karma buruk sehingga dalam hidup ini beberapa dari kita menikmati berkah dan kedamaian, sementara beberapa mengalami masalah yang rumit. Di dunia ini, kebaikan dan kejahatan bercampur. Kita dilahirkan sebagai manusia karena memiliki kebajikan dan telah menciptakan berkah bagi yang menderita.

Semua makhluk memiliki karma buruk kolektif. Dengan ketamakan, kebencian, dan kebodohan, kita telah mengakumulasi energi buruk. Energi langit dan tanah bergabung, lalu bertemu dengan energi manusia. Ketika berbagai sebab dan kondisi ini bersatu dan matang, langit akan terasa panas dan kekeringan terjadi. Tanpa air, tidak ada tanaman yang bisa tumbuh; manusia dan hewan pun akan kekurangan makanan.

Bencana akan terus terjadi di dunia akibat ketidakselarasan unsur tanah, air, api, dan angin. Kebakaran hutan terus terjadi di Bumi. Pohon dan hutan di Bumi bagaikan paru-paru kita. Paru-paru Bumi telah dirusak secara terus-menerus. Hal ini mengingatkan kita untuk bermawas diri.

Hendaklah setiap orang berdoa dengan ketulusan hati, menjaga sila, dan bervegetaris. Apa yang dimaksud menjaga sila dan bervegetaris? Kita harus menjaga tubuh, ucapan, dan pikiran kita. Kita harus melakukan lebih banyak perbuatan baik dan menciptakan berkah bagi dunia. Kita juga harus bertutur kata yang baik.

Kita telah memperoleh ajaran baik. Ketika mendengarkan ajaran Buddha, kita harus menyebarkan semangat cinta kasih dalam ajaran-Nya dan membimbing semua orang untuk tidak berbuat jahat. Hendaklah kita mempraktikkan ajaran bajik ini dan menghentikan kejahatan. Inilah yang disebut dengan menyebarkan kebajikan dan menghentikan kejahatan.

Saat ini, kita harus menunjukkan ketulusan hati. Hendaklah tubuh, pikiran, dan ucapan kita bersatu untuk melakukan kebajikan. Hendaklah kita bersatu hati dan memiliki niat untuk mempraktikkan kebajikan. Saat ini, inilah yang harus kita semua lakukan bersama. Kita harus menyebarkan hal ini.

Kita telah melihat bencana yang terjadi di dunia. Hendaklah kita selalu menjalin jodoh baik dan menggenggam setiap kesempatan untuk bersumbangsih. Tutur kata dan tindakan kita tak boleh lepas dari kebajikan.

Menjadikan bencana sebagai pelajaran
Bertobat dan mengubah kesalahan masa lalu
Menginspirasi dengan menyebarkan kebajikan dan menghentikan kejahatan
Membimbing semua makhluk dalam keharmonisan