“Saya pertama kali mendokumentasikan bencana yang begitu parah. Apa yang saya rekam ini sedikit berhubungan dengan saya karena salah satu daerah yang terdampak bencana serius ialah Titi, kampung halaman saya. Cuplikan ini membuat saya menyadari bahwa hidup ini tidak kekal dan bumi pun rentan. Tahun ini, anak bungsu saya berusia 14 tahun. Dia juga turut berpartisipasi dalam upaya pembersihan lokasi banjir kali ini. Dahulu, dia merupakan remaja yang tidak bisa makan tanpa daging dan tidak suka makan sayuran apa pun. Namun, sejak dua tahun yang lalu, dia mulai bervegetaris bersama kami,” kata Xiao Yao-zu relawan Tzu Chi.

“Sejak menerapkan pola makan vegetaris, saya sering berbagi manfaat bervegetaris dengan anak-anak saya. Terlebih lagi, di masa-masa awal merebaknya pandemi Covid-19, saya selalu berbagi ceramah Master dengan mereka serta penemuan ilmiah yang membuktikan bagaimana pola makan vegetaris dapat melawan virus. Karena itulah, suatu hari, putra bungsu saya ini pun memberi tahu istri saya bahwa dia juga ingin bervegetaris bersama kami. Saya bertanya kepadanya mengapa membuat perubahan yang begitu besar. Saya tak menyangka, dia menjawab dengan lantang, ‘Karena itu merupakan hal yang benar,” pungkasnya.

Kita telah mendengar relawan kita dari Melaka berbagi pengalaman mereka dalam menyosialisasikan vegetarisme. Kini semua insan Tzu Chi di seluruh dunia juga menyosialisasikan vegetarisme bersama. Hanya dengan menyosialisasikan vegetarisme saja, sesungguhnya kita dapat membawa dampak besar bagi seluruh dunia.

Bervegetaris tidak hanya dapat mengurangi pencemaran udara, melindungi Bumi, tetapi juga dapat menyucikan tubuh dan pikiran manusia. Jadi, menyosialisasikan vegetarisme sangatlah penting. Hendaklah kita semua bertekad untuk mewujudkannya.

Mudah untuk mengajak orang berbuat baik, tetapi sulit untuk mengajak orang bervegetaris. Namun, berhubung telah bertekad untuk melakukannya, kita tak takut menghadapi kesulitan apa pun. Mari kita mengekang nasfu makan kita terhadap daging dan terus mengimbau semua orang untuk bervegetaris.


Saya bernama Cha Yi-shan, tahun ini berusia 12 tahun. Namun, saya sudah bervegetaris selama 13 tahun. Mengapa demikian? Itu karena saya telah bervegetaris sejak ada dalam kandungan ibu saya. Saya bervegetaris karena saya menyukai hewan dan tidak sampai hati menyakiti mereka. Selama masa pandemi Covid-19, saya membuat video untuk mengajak semua orang bervegetaris,” kata Cha Yi-shan anggota Tzu Shao.

“Februari tahun lalu, Bibi Ci Dai mengajak saya untuk menjadi Pahlawan Super Vegetarisme. Saat itu, saya berikrar untuk mengajak orang-orang mengonsumsi 500 porsi nasi kotak vegetaris. Dengan demikian, saya bisa menyelamatkan 38 ekor ayam. Untuk mencapai tujuan ini, saya pun mengajak guru-guru saya setelah kelas selesai. Selain para guru, saya juga mengajak para teman sekolah, teman, dan kerabat saya. Orang tua saya juga membantu saya menyosialisasikannya. Akhirnya, keluarga kami berhasil mengajak orang-orang mengonsumsi lebih dari 660 porsi nasi kotak vegetaris,” pungkasnya.

Yi-shan, kamu sangat luar biasa. Caramu mengajak orang-orang untuk bervegetaris ini sungguh membuat guru-guru mengagumimu. Saya juga sangat mengagumimu. Kamu telah menyosialisasikan vegetarisme dengan benar. Teruskanlah perjuanganmu. Jangan berhenti di 500 porsi nasi kotak vegetaris saja. Kamu harus mengajak lebih banyak orang lagi. Dengan mengajak lebih banyak orang untuk bervegetaris, kamu dapat menyelamatkan hewan yang tak terhingga, bahkan hewan yang tak terlihat olehmu pun akan diselamatkan oleh kebajikanmu.

Gadis ini berusia 12 tahun. Saat masih berada dalam kandungan ibunya, dia sudah bervegetaris. Karena itu, saya bersyukur atas bimbingan sang ibu terhadap anak ini sehingga dia dapat menjadi anak yang begitu anggun dan penuh cinta kasih. Dia begitu mengasihi hewan. Lihatlah, dia juga sangat mengasihi anak ayam dan induk ayam. Demikianlah manusia dengan cinta kasih berkesadaran.

Hendaklah kita memupuk cinta kasih seperti ini sejak kecil. Sejak berusia dini, Bodhisatwa cilik ini sudah memahami bahwa dia harus menghormati kehidupan. Menghormati kehidupan adalah wujud cinta kasih agung yang menyeluruh. Cinta kasih agung adalah cinta kasih yang dapat merangkul seluruh alam semesta. Bagaimana kita mengungkapkan cinta kasih seperti ini? Dengan bersungguh-sungguh mengasihi semua makhluk yang bernyawa. Inilah cinta kasih agung sesungguhnya yang diwujudkan lewat tindakan nyata.

Kita melihat bagaimana tekad gadis cilik yang telah bervegetaris sejak dalam kandungan ibunya ini pun tetap teguh dan tidak terpengaruh oleh teman-teman sekolahnya. Dia juga menyosialisasikan vegetarisme kepada orang dewasa. Lihatlah, dia juga menyosialisasikan vegetarisme secara daring. Dia berbicara dengan lembut, tetapi penuh kekuatan. Jadi, asalkan bersedia bertekad, berapa pun usia kita, kita pasti bisa melakukannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan iklim. Selain itu, ada pula pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan hingga kini belum berlalu. Saya sering berkata bahwa langit, bumi, dan manusia memiliki energinya masing-masing. Begitu karma buruk kolektif semua makhluk berbuah, energi manusia pun berubah menjadi energi penyakit. Saya mengatakan bahwa semua itu merupakan akibat dari karma buruk kolektif semua makhluk. Mari kita memetik pelajaran besar dari pandemi ini dan segera bersama-sama menciptakan berkah. Janganlah menciptakan karma buruk kolektif lagi.

Saat ini, mari kita segera berhimpun untuk bertobat kepada langit dan bersyukur kepada bumi setiap hari. Setiap hari, setelah saya bangun tidur dan membuka mata, hal pertama yang muncul di benak saya ialah bersyukur dan bertobat. Saya bertobat dengan merenungkan apakah kemarin saya mengatakan hal-hal yang salah dan menyinggung perasaan orang lain. Terlepas dari saya melakukan kesalahan itu atau tidak, saya harus senantiasa bertobat.

Dalam kehidupan selama berkalpa-kalpa, manusia tidak luput dari pikiran yang bergejolak. Jadi, janganlah berpikir bahwa kita tidak pernah berbuat jahat sama sekali. Sebaliknya, kita harus berpikir bahwa kegelapan batin dan tabiat buruk kita di masa lalu sulit untuk dilenyapkan sepenuhnya. Terlebih lagi, kita memiliki celah yang halus bagaikan butiran pasir ataupun debu. Jadi, kita tetap harus senantiasa menyelami Dharma.

Bagaimana kita dapat selamanya mencurahkan cinta kasih dengan kekosongan tiga aspek dana? Bagaimana pula agar kita selalu berpikir untuk mengasihi dan menjaga semua makhluk tanpa mengeluh? Hendaklah kita membangun tekad bagi masyarakat. Inilah yang harus kita pelajari setiap hari. Mari kita tulus berdoa bersama. Satu-satunya obat mujarab saat ini ialah bervegetaris dan menyosialisasikan vegetarisme. Selama setiap orang bertekad untuk mewujudkannya, gema doa yang tulus ini pun akan menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa.

Hendaklah kita semua bertobat setiap hari dan senantiasa mengucap syukur satu sama lain. Dengan adanya tekad seperti ini, pandemi akan segera berlalu. Asalkan setiap orang bersedia bertobat, maka pandemi ini pun akan segera berakhir karena pertobatan membawa kemurnian.

Menyucikan dunia dan membina cinta kasih dengan bervegetaris
Hidup berlandaskan kebajikan dan melindungi semua makhluk
Melenyapkan penyakit dengan menciptakan berkah bersama
Bertobat dan bersyukur tidak boleh ditunda