“Apa kabar, semuanya? Kami relawan dari Depo Daur Ulang Tucheng. Saya memperkenalkan salah satu relawan kita. Beliau merupakan ahli kantong plastik kita. Kakak Shu-zhen, silakan ceritakan apa yang dikatakan oleh salah satu pedagang sayur saat melihat Anda mengumpulkan barang daur ulang,” kata Xie Shu-mei relawan Tzu Chi.

“Pada pagi hari, saya memilah kantong plastik di depo daur ulang. Setelah pukul 12 siang, saya pergi ke pasar untuk mengumpulkan kantong plastik lagi. Suatu hari, ada seorang pedagang sayur melihat saya mengumpulkan kantong plastik dan bertanya, ‘Saya mendengar Anda mengumpulkan barang daur ini untuk dibawa ke Tzu Chi?’ Lalu, saya menjawab, ‘Benar.’ Beliau sangat marah dan berkata kepada saya dengan nada tinggi, ‘Anda bodoh sekali. Tzu Chi sudah sangat kaya, Anda masih harus mengumpulkan ini bagi mereka?’ Saya pun menjawab, ‘Bagus kalau Tzu Chi kaya. Dengan begitu, bisa menolong lebih banyak orang.’ Beliau tercengang dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Saya tetap pergi mengumpulkan kantong plastik setiap hari. Beliau sangat tersentuh. Setelah itu, beliau pun sering memberikan saya kantong plastik yang sudah dirapikannya,” kata Huang Shu-zhen relawan Tzu Chi.

Ini terbuat dari apa?

“Ini terbuat dari surat edaran iklan.”

“Ini Putri Ramah Lingkungan.”

Putri Ramah Lingkungan, bagus sekali.

“Ada pula tas punggung. Yang ini terbuat dari payung daur ulang. Saya mencocokkan warnanya, lalu menjahitnya menjadi sebuah celemek,” kata Zhang Tang-mei relawan Tzu Chi.

Tangan Anda sangat terampil dan penglihatan juga masih bagus. Berapa usia Anda?

“Saya berusia 92 tahun,” jawab Zhang Tang-mei relawan Tzu Chi.

Anda berusia 92 tahun, tetapi penglihatan Anda sangat bagus. Anda masih bisa memasukkan benang ke lubang jarum.

“Bolehkah saya simpan ini di sini?” tanya Zhang Tang-mei relawan Tzu Chi.

Boleh. Terima kasih. Teruslah berkarya. Teruslah melatih otak dan pikiran Anda dan pertahankanlah kebijaksanaan Anda. Baik. Semoga Anda selalu sehat.

Saya sungguh sangat bersyukur. Dalam kehidupan ini, saya bisa bertemu dengan orang-orang yang memahami saya. Kalian semua telah menerima ajaran saya, menyerapnya ke dalam hati, serta mempraktikkannya lewat tindakan nyata.

Dedikasi kalian telah didengar dan disaksikan oleh banyak orang. Dengan demikian, kalian dapat membawa sukacita dan manfaat bagi komunitas. Kalian telah mendengar ajaran saya dan membuka pintu hati kalian. Kehidupan kalian sungguh sangat mantap.

Apa yang telah kita lakukan sangatlah bermakna dan kita telah mengembangkan nilai kehidupan kita. Jika kita tidak bergabung bersama Tzu Chi. Bayangkan, jika kita tidak bergabung bersama Tzu Chi, kita tidak akan pernah mengenal satu sama lain. Kini, saya mengenal kalian dan kalian mengenal saya. Jika kita tidak bergabung bersama Tzu Chi, tidak akan ada sekelompok insan Tzu Chi ini dalam kehidupan kita. Karena itu, marilah kita saling bersyukur.

Kehidupan kita sangat berisi dengan adanya keluarga besar Tzu Chi yang sangat mengagumkan ini, yang terdiri atas banyak saudara dan orang tua. Yang berusia lebih tua kita anggap sebagai orang tua kita. Kita bersumbangsih dengan sukacita dan bahagia setiap hari. Kita tidak akan menyia-nyiakan satu hari pun dalam kehidupan kita.

“Saya sangat suka menjalankan pelestarian lingkungan. Saya telah menjalankannya selama 20 tahun dan tidak pernah mengambil waktu libur. Berkat misi pelestarian lingkungan dari Master, kami relawan lansia dapat memiliki Jalan Bodhisatwa untuk ditapaki. Terima kasih. Master, jagalah kesehatan Anda dengan baik. Melihat Anda seperti ini, saya pun merasa tidak sampai hati,” kata Pan Jin-chai relawan pelestarian lingkungan.

Baiklah. Tidak apa-apa. Saya baik-baik saja sekarang. Jadi, jangan khawatir. Kalian semua juga harus saling menjaga. Saya mendoakanmu.

“Saya menjalankan pelestarian lingkungan di malam hari juga, bahkan di saat tidur pun saya memimpikannya,” lanjut Pan Jin-chai.

Di tengah cuaca yang sangat dingin ini, janganlah pulang terlalu malam.

“Tidak. Saya pulang lebih awal sekarang,” pungkas Pan Jin-chai.

Kalau begitu, hati saya pun tenang. Kalian semua selalu terpikir untuk mengingatkan saya, “Master, jagalah kesehatan dengan baik. Kami tidak bisa tanpamu.” Ini juga yang ingin saya sampaikan kepada kalian semua. Jagalah kesehatan kalian. Saya juga tidak bisa tanpa kalian. Tanpa sekelompok besar insan Tzu Chi ini, tidak akan ada Tzu Chi yang kita kenal sekarang ini.

Pencapaian Tzu Chi hari ini merupakan himpunan tetes-tetes cinta kasih dan usaha keras dari semua insan Tzu Chi selama ini. Untuk menggerakkan perahu cinta kasih agar dapat menyelamatkan semua makhluk, dibutuhkan air laut yang banyak. Tanpa air laut, perahu cinta kasih ini tidak dapat berlayar di lautan.

Dunia begitu luas. Ada banyak orang yang menderita di seberang lautan sana. Mereka sedang menunggu perahu cinta kasih kita untuk membawakan bantuan bagi mereka. Jadi, kalian semualah yang membantu saya memperluas Tzu Chi. Tanpa kalian, bagaimana saya bisa menjalankan Tzu Chi? Jika saya tidak menjalankan Tzu Chi, bagaimana saya dapat mendengar kalian mengatakan bahwa kalian tidak bisa tanpa saya serta selalu mengasihi dan menjaga saya?

Saya yakin kalian semua telah menjaga Dharma. Saya juga yakin kalian telah mempraktikkan ikrar kalian lewat tindakan nyata dan menunjukkannya kepada saya serta mengerahkan seluruh kekuatan untuk membentangkan jalan.

Membahas tentang membuka Jalan Bodhisatwa, sesungguhnya kalianlah yang telah membuka jalan tersebut bagi saya. Bukan saya yang membuka jalan bagi kalian semua, melainkan kalianlah yang membuka jalan bagi saya. Saya sungguh sangat bersyukur. Mari saya menjelaskannya melalui sebuah perumpamaan.

Saya bagaikan seorang desainer yang hanya bisa menggambar sebuah jalan di selembar kertas dan memberi tahu bagaimana jalan kecil ini bisa tembus ke jalan besar dengan mudah. Namun, saya hanya bisa menggambarnya di atas selembar kertas.

Sesungguhnya, bagaimana membuka akses jalan tersebut berdasarkan desain yang sudah ada agar jalan itu dapat dilalui, itu bergantung pada kalian yang akan membongkarnya. Apa yang harus dibongkar? Kita perlu membongkar kemelekatan kita terhadap kegelapan dan noda batin di masa lalu.

Saya membuka jalan ini untuk memberi tahu kalian semua bahwa “kota permata” tujuan kita sudah dekat. Namun, sebelum tiba di sana, ada banyak rintangan di depan kita yang mengharuskan kita mendaki gunung, melewati lembah, dan lain sebagainya. Padahal, tempat tujuan kita ada di sana. Untuk tiba di sana, kita harus melewati banyak jalan yang berliku-liku. Namun, kita tidak boleh mundur. Jangan berpikir untuk mundur. Jika kita memutar balik, akan sulit bagi kita untuk menggapai tempat tujuan itu.

Perumpamaan ini memberi tahu kita bahwa kita harus teguh dalam pelatihan kita. Berhubung telah mempelajari kebenaran sejati, kita juga harus bertekad untuk membuka jalan yang benar. Saya hanya bisa membabarkan Dharma untuk didengar orang-orang. Semoga kalian semua dapat membuka jalan tersebut dengan bersungguh hati.

Kita semua menuju ke arah yang sama dan memiliki jalinan jodoh yang sama di Jalan Bodhisatwa. Inilah yang disebut saudara se-Dharma. Jalinan jodoh ini bertahan dari kehidupan ke kehidupan. Hubungan keluarga sedarah hanya akan berlangsung dalam satu kehidupan saja. Setelah jalinan jodoh berakhir, kita pun akan berpisah dengan setiap anggota keluarga kita. Inilah perbedaannya.

Ajaran Buddha telah menyatukan kita bersama sebagai saudara se-Dharma. Sepanjang kehidupan ini, saya telah menerima cinta kasih dari banyak orang yang mengasihi saya dengan tulus dan sepenuh hati. Mereka juga melakukan apa yang ingin saya lakukan, mendengar dan membagikan ajaran saya kepada sesama.

Saya merasa kehidupan saya kali ini sangat bernilai karena ada begitu banyak orang yang mendengarkan ajaran saya serta mempraktikkannya. Dapat memiliki kesempatan untuk sungguh-sungguh membawa banyak manfaat bagi masyarakat, kehidupan saya kali ini sungguh sangat bernilai.

Guru dan murid saling memahami satu sama lain
Mengembangkan potensi kebaikan dengan langkah yang mantap setiap saat
Menunjukkan jalan kebenaran dengan pelita hati
Perahu cinta kasih menyelamatkan semua makhluk