“Laju perubahan iklim kini meningkat dengan sangat cepat saat ini karena kita tidak mampu mengurangi emisi gas rumah kaca,” kata Paulo Atarxo Penulis Utama Laporan Evaluasi IPCC.
“Adalah suatu hal yang tak terbantahkan bahwa aktivitas manusia telah memicu perubahan iklim dan membuat frekuensi dan tingkat keparahan bencana akibat cuaca ekstrem meningkat. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa perubahan iklim memengaruhi setiap daerah di planet kita,” kata Hoesung Lee Ketua IPCC.
“Hampir separuh dari populasi manusia hidup dalam zona bahaya saat ini. Banyak ekosistem yang berada dalam tahap tak dapat diperbaiki saat ini,” kata Antonio Guterres Sekjen PBB.
Saya selalu merasa bahwa perubahan iklim ini telah membawa pengaruh besar bagi umat manusia. Bukan hanya bagi umat manusia, ini juga membawa pengaruh besar bagi semua ekosistem. Saya merasa khawatir, tetapi juga tidak berdaya. Karena itu, saya terus berpikir dapatkah manusia lebih bersungguh hati sedikit untuk memperhatikan berbagai ekosistem di seluruh dunia. Dengan demikian, barulah kita dapat berintrospeksi atas arah kehidupan kita.
Tanpa mengetahui kondisi dunia, manusia akan terus tersesat. Namun, meski saya terus mengatakan hal ini, sepertinya banyak orang yang belum mendengarnya dengan jelas dan malah bertindak berlawanan dengan seruan ini. Meski ada orang yang menyambut seruan ini, sepertinya kekuatannya masih belum cukup.
Belakangan ini, saya terus membahas tentang kunang-kunang. Dengan titik-titik cahaya kecil di tengah kegelapan, kunang-kunang tetap dapat menerangi jalan. Kadang, saya bertanya-tanya di manakah harapan hidup saat ini. Di manakah harapan itu ada? Namun, saat teringat akan kunang-kunang, saya seakan mendapatkan sedikit daya hidup.
Mungkin apa yang saya sampaikan tidak dipahami oleh banyak orang. “Apa hubungan antara kunang-kunang dengan harapan?” Namun, siapa yang meminum air, dialah yang tahu panas atau dinginnya air itu. Intinya, saya sering menyampaikan bahwa sulit bagi saya untuk berkata-kata.
Namun, saya selalu merasa bahwa meski cahaya kunang-kunang itu redup, ia tetap memberi saya semangat dan daya hidup. Karena itu, saya sering mengingatkan agar kita sungguh-sungguh menginventarisasi kehidupan kita. Sepertinya saya selalu mengatakan hal ini setiap hari. Saya terus menyerukan hal ini, begitu pula dengan pelajaran besar. Pelajaran apa?
Banyaknya bencana di dunia saat ini membuat saya khawatir. Banyaknya bencana yang terjadi ini bersumber dari tindakan manusia. Kita telah melihat bahwa saat ini kondisi alam sudah tidak selaras. Iklim juga mengalami perubahan besar. Di dunia ini, ketidakselarasan empat unsur ini telah memengaruhi kehidupan. Terlebih lagi, berbagai bencana alam yang terjadi akibat perubahan iklim ini berkekuatan sangat besar. Kita harus tahu bahwa alam semesta ini adalah tempat hidup kita bersama.
Sesungguhnya, kita adalah bagian dari Bumi ini. Jadi, kita harus menjaga Bumi ini. Kita juga harus memahami cara untuk mengurangi pencemaran udara. Untuk itu, kita harus terus melakukan sosialisasi. Intinya, hal baik harus kita mulai dari diri sendiri. Begitu pula dengan kata-kata yang baik.
Jika setiap orang dari kita dapat melakukan ini, semua orang akan dapat bertutur kata baik, terinspirasi untuk berbuat baik, dan turut mengajak lebih banyak orang untuk melakukan hal yang sama. Kita harus tetap memiliki harapan. Inilah harapan. Asalkan kita dapat menyebarkan hal ini, kita tidak akan kehilangan harapan. Kita juga harus memiliki harapan terhadap diri sendiri.
Kita harus terus mengatakan dan melakukan kebaikan agar dapat memengaruhi orang lain. Jadi, janganlah kita berpikir, “Saya berbicara pun kamu tidak mau dengar. Kalau begitu, saya tidak mau bicara lagi.” Ini tidak benar. Saya sendiri juga berintrospeksi. Ada suatu waktu, saya enggan mengatakan kebenaran ini karena merasa bahwa mengatakannya pun tidak ada gunanya.
Kini, saya mulai mengatakannya kembali dalam setiap kesempatan dan kepada siapa pun. Apakah mereka mendengarnya atau tidak, itu terserah mereka. Mengatakannya atau tidak, ini tanggung jawab saya.
Kita semua memiliki tanggung jawab atas dunia ini. Sebagai manusia, kita harus bertanggung jawab. Karena itu, saya berpesan agar kita menginventarisasi kehidupan kita dan memeriksa apakah kita telah menjalankan tanggung jawab. Jika belum, kita harus memulainya sekarang, tak peduli berapa banyak waktu yang tersisa. Jangan berkata, “Saya sudah tua. Berapa lama lagi saya akan hidup? Itu bukan urusan saya.” Ini justru urusan kita, bukan hanya urusan orang lain. Jika menganggapnya urusan orang lain, berarti kita tidak peduli.
Kita harus peduli dan bertanggung jawab. Kita harus memberi tahu orang-orang arah yang benar. Meski kekuatan kita sangat kecil seperti kunang-kunang, tetapi kunang-kunang pun tetap dapat memancarkan cahaya meski redup. Ini adalah tanggung jawab kita. Intinya, kita semua dapat menjadi seperti kunang-kunang.
Kita tidak sesumbar dan berkata akan melakukan hal besar. Sebagai kunang-kunang, kehidupan kita juga bernilai. Kita dapat menyebarkan kebenaran dengan bebas. Inilah kebebasan yang terbesar. Kita tahu kita dapat mengatakan kebenaran dan melakukan kebajikan. Jika orang baik tidak bersedia berbuat baik, tiada lagi kebaikan di dunia ini. Jika kata-kata baik tidak kita ucapkan, tiada lagi kebenaran yang disebarkan di dunia. Setiap orang dapat menyatakan kebenaran. Setiap orang dapat membabarkan Dharma dan menjadi guru Dharma. Jadi, janganlah meremehkan diri sendiri.
Bodhisatwa sekalian, saya selalu berharap semua orang dapat menjadi Bodhisatwa. Saya berharap semua orang memahami Dharma. Setelah memahami Dharma, kita harus membabarkannya. Selain memahami Dharma, kita membutuhkan kekuatan untuk mempraktikkannya secara nyata. Kekuatan ini ada dalam diri setiap orang. Jadi, janganlah meremehkan diri sendiri.
Inilah saatnya bagi kita untuk mengerahkan kekuatan kita. Setiap orang memiliki tanggung jawab atas dunia ini. Ini dapat kita lakukan. Meski kekuatan kita sangat kecil, kita tetap dapat melakukan sesuatu. Berapa pun besarnya kekuatan kita, yang terpenting ialah kita telah berusaha. Inilah yang disebut bertanggung jawab.
Bodhisatwa sekalian, jika senantiasa bersungguh hati, kita akan memiliki kekuatan. Inilah yang disebut menunaikan tanggung jawab. Jadi, setiap orang hendaknya lebih bersungguh hati.
Perubahan iklim membawa bencana
Berintrospeksi secara mendalam demi menemukan daya hidup
Menyebarkan kebaikan atas dasar belas kasih
Mengerahkan kekuatan untuk memikul tanggung jawab