Jadi, kita harus mengekang nafsu keinginan kita dan menciptakan lebih banyak berkah. Hanya dengan demikianlah, kita dapat mengurangi pencemaran dan melindungi Bumi. Ini seharusnya tidak hanya menjadi sebuah slogan. Kita harus mempraktikkannya lewat tindakan nyata.
“Awalnya, depo pendidikan daur ulang ini hanya memberikan edukasi pelestarian lingkungan melalui papan poster yang sederhana. Kini, dengan menambahkan pameran interaktif, tempat ini menjadi depo pendidikan daur ulang yang sangat lengkap. Banyak orang dan organisasi komunitas yang memilih untuk belajar tentang pelestarian lingkungan di sini,” kata Susan Tan Manajer Pelestarian Lingkungan Tzu Chi.
Semangat pelestarian lingkungan Tzu Chi sungguh dapat menarik semua orang di seluruh dunia untuk mengunjungi depo daur ulang kita sehingga mereka dapat melihat bagaimana kita melakukan daur ulang dan menghargai sumber daya.
Relawan lansia kita dapat berbagi dengan mereka bagaimana barang daur ulang dikumpulkan dan diproses. Ada begitu banyak pengetahuan tentang daur ulang. Meskipun relawan daur ulang kita sudah lanjut usia, tetapi mereka tetap bisa berbagi banyak pengetahuan tentang daur ulang.
Ketika orang-orang mengunjungi depo daur ulang kita, mereka pun dapat melihat betapa rapinya barang-barang daur ulang kita dan tidak ada sedikit pun bau tidak sedap. Saat bernapas di depo daur ulang, kita seakan-akan bisa merasakan nilai yang diciptakan melalui daur ulang.
Saya telah melihat relawan lansia kita yang melakukan kegiatan daur ulang hingga tubuh mereka menjadi sehat bugar dan terbebas dari kerisauan. Sebelum fajar menyingsing, mereka sudah tiba di depo daur ulang. Mereka pun memilah setumpuk demi setumpuk barang daur ulang dengan sepenuh hati.
Lihat, betapa rapinya mereka menata barang-barang daur ulang itu. Relawan daur ulang kita sungguh bagaikan permata bagi dunia. Mereka mengasihi dan menjaga kelestarian alam agar udara bersih dan bumi tidak mengalami kerusakan.
Mereka telah menjaga sumber daya dengan mengumpulkan barang-barang yang dapat didaur ulang dan diolah kembali menjadi barang-barang yang bermanfaat. Itu semua memerlukan kekuatan orang banyak.
Bukan hanya mengumbar kata-kata saja, kita harus mempraktikkannya lewat tindakan nyata. Kita harus benar-benar mengerahkan kekuatan kita untuk bersumbangsih bagi dunia. Jadi, Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur pada kalian yang telah mendedikasikan diri di Tzu Chi.
Mereka bersungguh hati mendengarkan ceramah saya. Jadi, mereka tidak membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia. Mereka terus mendengar Dharma, menyerapnya ke dalam hati, dan mempraktikkannya. Demikianlah mereka menciptakan keharmonisan dan semua orang dipenuhi sukacita.
Saya juga melihat para guru yang membawa murid-murid TK, SD, SMP, dan SMA ke depo daur ulang kita untuk belajar tentang pelestarian lingkungan. Relawan kita menjelaskan kepada murid-murid sampah-sampah apa saja yang tidak boleh dibuang dan masih bisa didaur ulang. Menggunakan materi untuk berbagi kebenaran, inilah edukasi terbaik.
Bukan hanya berbicara saja, relawan kita telah menunjukkan praktik nyata sehingga murid-murid dari sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi dapat terinspirasi untuk melakukan daur ulang. Jadi, insan Tzu Chi telah menjalankan Empat Misi Tzu Chi secara menyeluruh.
Semua yang kita lakukan bermanfaat bagi dunia. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Asalkan arah kita benar, melangkahlah dengan mantap tanpa menyia-nyiakan sedetik pun. Mari kita menyebarkan cinta kasih melalui perbuatan dan tutur kata kita. Kita harus menjaga perbuatan, ucapan, dan pikiran kita.
Semua orang hendaknya bersumbangsih bagi dunia dengan pikiran dan perbuatan baik demi menjaga kelestarian alam dan mewujudkan ketenteraman bagi umat manusia. Semua orang bisa melakukannya setiap saat. Jadi, Bodhisatwa sekalian, mari kita bersungguh hati dan membangkitkan cinta kasih.
Dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran, jalan kita akan sangat lapang. Berhubung telah membangun tekad untuk menapaki jalan ini, kita harus menjaga tekad itu dengan teguh. Dengan menjaga tekad, menjalankan ajaran, dan menuju arah yang sama, kita dapat menapaki jalan yang lapang dari titik awal hingga titik akhir.
Demikianlah kita meneladan Buddha dengan menapaki Jalan Bodhisatwa hingga mencapai kebuddhaan. Itu semua bergantung pada sebersit niat kita. Saya bersyukur kepada semua insan Tzu Chi di seluruh dunia yang bersatu hati untuk memberi manfaat bagi dunia. Saya sungguh sangat bersyukur.