“Di lokasi bencana yang saya survei, ada satu keluarga yang terdiri atas dua warga lansia. Pada malam topan menerjang, tanah dan batu terbawa arus air ke dalam ruang tamu mereka. Mereka berdua pun bersembunyi di dalam kamar tidur. Setelah mendengar cerita dari mereka, kita makin memahami bahwa bumi sangat rentan. Saat kita memberikan dana solidaritas, mereka sangat bersyukur. Mereka juga berkata bahwa mereka sering melihat orang-orang mengenakan seragam seperti kita, yaitu seragam biru putih. Jadi, insan Tzu Chi terdapat di setiap sudut komunitas. Saat ada yang membutuhkan, insan Tzu Chi selalu segera muncul,” cerita Chen Su-shen, relawan Tzu Chi.
“Beberapa hari pascatopan, kita pergi ke lokasi bencana. Di lokasi bencana, kita melihat sebuah rumah yang rusak parah. Pemilik rumah berbagi bahwa saat kerusakan terjadi, bunyi yang ditimbulkan cukup besar. Dia sangat bersyukur kepada Tzu Chi karena saat Topan Lupit menerjang, anaknya telah tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Shanlin sehingga tidak terluka. Dia sangat bersyukur kita mendirikan Perumahan Cinta Kasih,” tambah Xu Zai-shou, relawan Tzu Chi.
“Saat saya menghubungi berbagai sekolah, SD Jianshan di Distrik Taoyuan menyampaikan dengan jelas bahwa mereka membutuhkan beras. Saya bertanya, ‘Berapa banyak yang kalian butuhkan?’ Dia berkata, ‘Dua ratus lima puluh karung.’ Lalu, semua sekolah di wilayah pegunungan, seperti SD Baolai, SD Xingzhong, dan SMP Namaxia, memberi tahu saya bahwa mereka membutuhkan beras. Ada yang butuh 200 atau 300 karung. Balai Distrik Namaxia bahkan meminta 800 karung beras. Saat itu saya merasa sangat heran. Lalu, seorang kepala sekolah memberi tahu saya bahwa dari Senin hingga Jumat, murid-murid di wilayah terpencil selalu makan malam di sekolah, baru pulang ke rumah. Karena itu, beras sangat penting bagi mereka,” papar Li Xiu-chuan, relawan Tzu Chi.
Sungguh, ada banyak kisah yang layak dibagikan. Kita harus menggenggam waktu untuk membagikannya. Waktu, ruang, dan manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam sejarah. Saya berharap kalian dapat menulis sejarah Tzu Chi dengan mendokumentasikan jejak-jejak cinta kasih kalian.
Dengan berbagi kisah dan pengalaman, barulah sejarah dapat diwariskan. Jika tidak dibagikan, semua akan terlupakan seiring berjalannya waktu. Kita berbagi kisah dan pengalaman demi membimbing orang-orang di masa mendatang. Dengan membangun keteladanan bagi orang-orang, kita dapat mewujudkan masyarakat yang baik di masa mendatang.
Kalian telah berbagi tentang penyaluran bantuan pascatopan Lupit pada Agustus lalu. Saat itu, kalian mengerahkan tenaga untuk bersumbangsih dan memperhatikan para korban bencana. Kalian telah mempraktikkan cinta kasih agung tanpa syarat. Dahulu, kita sering berkata bahwa kita harus menjadi Bodhisatwa dunia yang memiliki cinta kasih agung tanpa syarat. Namun, bagaimana mempraktikkannya? Apa arti dari cinta kasih agung tanpa syarat? Kini kalian bukan hanya membahasnya, melainkan telah mempraktikkannya. Kalian berbagi tentang apa yang telah kalian lakukan. Ini sungguh tidak terbayangkan.
Dalam Sutra Buddha, kita sering kali melihat “tidak terbayangkan”. Saat terpikirkan apa yang seharusnya dilakukan, seseorang mungkin tidak terpikirkan bahwa ada jalan untuk melakukannya atau tidak terpikirkan bahwa dia bisa melakukannya. Inilah yang disebut tidak terbayangkan. Jika tidak bisa melakukannya, tidak ada yang bisa kita bagikan dengan orang lain. Berhubung tidak melakukannya, kita juga sulit membayangkan bahwa kita sungguh bisa mewujudkannya.
Insan Tzu Chi telah melakukan hal yang tidak terbayangkan dan memupuk pahala yang tak terhingga. Para relawan kita mendedikasikan diri dengan hati yang tulus. Kita telah melakukan banyak hal yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh orang lain. Ini berkat adanya kerja sama yang harmonis.
Saya sering berkata bahwa kita harus bersatu. Kesatuan sangatlah penting. Semua orang hendaknya bersatu hati dan menyelaraskan ucapan. Jika orang lain berbagi kebaikan, sedangkan kita berbagi keburukan, akan timbul kekacauan. Ucapan yang tidak selaras menandakan bahwa kita tidak memiliki kesatuan hati. Tanpa kesatuan hati, bagaimana kita bisa mengerahkan kekuatan? Jadi, kalian semua hendaknya bersatu. Kita bukan hanya menyelaraskan ucapan, tetapi juga menghimpun kekuatan untuk melakukan berbagai kebaikan.
Saya sering mengingatkan kalian untuk bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Dengan demikian, kalian dapat mewujudkan banyak hal. Kalian telah bersusah payah demi bersumbangsih. Saat saya berkata bahwa kalian telah bersusah payah, apa yang kalian katakan? (Kami berbahagia) Benar, berbahagia.
Setelah bersusah payah demi bersumbangsih, kalian memperoleh kebahagiaan. Saat bekerja keras untuk bersumbangsih, kita mungkin merasa lelah. Namun, berkat kerja keras dan kesatuan hati kita, kita memperoleh sukacita. Sukacita ini bukanlah sukacita biasa, melainkan sukacita dalam Dharma. Kita dipenuhi sukacita dalam Dharma. Kita harus bersatu hati, menyelaraskan ucapan kita, dan bergotong royong.
Lihatlah perumahan yang kita bangun di Shanlin pascatopan Morakot. Saat itu, ada banyak relawan dari wilayah Pingtung dan Kaohsiung, terlebih Kaohsiung, yang bergerak untuk menyalurkan bantuan. Di sini, saya mendengar pengalaman kalian saat itu. Itu juga merupakan bagian penting dalam sejarah Tzu Chi. Saat itu, banyak orang yang berhimpun dan bekerja sama untuk menyalurkan bantuan.
Pada Agustus lalu, kalian juga bergerak untuk menolong korban bencana seperti yang dilakukan relawan kita pascatopan Morakot. Namun, kita hendaknya bersyukur kali ini, bencana berlalu dengan cepat.
Pada bulan Agustus lalu, kalian semua bekerja sama untuk menyalurkan bantuan. Pascatopan Morakot, kita menyalurkan bantuan dalam jangka panjang. Namun, penyaluran bantuan kali ini berakhir dengan cepat. Ini karena kita sudah berpengalaman dalam menggerakkan relawan dan menghimpun barang bantuan. Dengan tenaga dan materi yang memadai, kalian segera bergerak untuk mencurahkan cinta kasih.
Cinta kasih ini menciptakan energi kebaikan yang sangat kuat. Energi kebaikan ini mendatangkan berkah. Ini bukan demi kepentingan diri sendiri. Kita menghimpun cinta kasih demi masyarakat dan dunia ini. Jadi, ini sungguh tidak terbayangkan.
Sesungguhnya, menghimpun cinta kasih sangat mudah dan dapat membentuk kekuatan besar. Asalkan ada tekad dan ikrar, maka akan ada kekuatan. Demikianlah kita mengembangkan nilai kehidupan.
Berbagi kisah dan pengalaman serta membangun keteladanan
Menjangkau orang yang menderita dan segera memberikan bantuan
Membangkitkan kebajikan dan menghimpun cinta kasih demi mewujudkan keharmonisan
Semua orang menghimpun kekuatan dengan kesatuan tekad dan hati
Menjangkau orang yang menderita dan segera memberikan bantuan
Membangkitkan kebajikan dan menghimpun cinta kasih demi mewujudkan keharmonisan
Semua orang menghimpun kekuatan dengan kesatuan tekad dan hati
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 29 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 29 Januari 2022