Bodhisatwa sekalian, saya berharap kita semua dapat berdoa dengan tulus semoga dunia aman, tenteram, dan terbebas dari bencana di masa mendatang. Inilah doa kita semua. Namun, bisakah doa terwujud tanpa tindakan nyata? Tidak.

Sesungguhnya, dunia ini penuh dengan ketidakkekalan. Karena itu, kita harus senantiasa membina ketulusan. Yang terpenting, kita harus memahami ajaran Buddha. Ini sangatlah penting. Bagaimana kita menciptakan ladang pelatihan dalam batin kita? Kita harus mendalami ajaran Buddha.

Kita harus menyerap ajaran Buddha ke dalam hati untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Kita harus menggenggam waktu yang ada untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Saya berharap semua orang dapat menenangkan hati untuk memahami kata-kata saya.

Saya sangat menghargai waktu. Setiap hari, baik aktif bergerak maupun tidak, hati dan pikiran saya selalu tak luput dari Dharma dan waktu. Berhubung menggenggam waktu dan menyerap Dharma ke dalam hati, barulah kita bisa mendalami dan menganalisis semua ajaran Buddha. Semua ajaran Buddha mengandung kebenaran yang mendalam. Karena itu, kita hendaknya bersungguh hati mempelajari ajaran Buddha.

Dalam perjalanan dari wilayah utara ke selatan Taiwan kali ini, saya melihat semua orang menggenggam waktu untuk menyerap Dharma ke dalam hati. Berhubung telah menyerap Dharma ke dalam hati, mereka dapat menampilkan gerakan dengan alami. Berhubung lirik Sutra dan melodinya sudah terukir dalam pikiran mereka, mereka secara alami dapat menampilkan gerakan seiring melodinya.

Pada zaman Buddha, juga ada dewi yang memberi persembahan berupa tarian. Demikian pulalah yang kita lakukan. Kita memberi persembahan dengan menampilkan gerakan. Saat memberikan persembahan seperti ini, kita harus menampilkan keindahan dari kekompakan. Untuk menampilkan keindahan dari kekompakan, kita harus membangkitkan ketulusan. Saat kita memberikan persembahan dengan ketulusan dan kesatuan hati, kita bisa melakukan semua gerakan dengan kompak.

Saudara sekalian, saya sering berkata bahwa insan Tzu Chi hendaklah menggenggam kehidupan untuk meneruskan kebajikan dari generasi ke generasi. Untuk itu, kita semua hendaklah bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong.

Saya berharap kalian dapat menginspirasi orang yang tak terhingga. Kita hendaklah menciptakan berkah bagi dunia dan bersumbangsih semampu kita. Saya tidak meminta orang untuk menyumbangkan uang dalam jumlah besar. Saya mendirikan Tzu Chi bukan demi menggalang dana, melainkan menggalang hati.

Kita harus berbagi semangat Tzu Chi dengan orang-orang dan menginspirasi mereka untuk bertekad berbuat baik. Saat orang-orang bertekad untuk berbuat baik, dunia ini akan menjadi dunia Bodhisatwa. Saat setiap orang bersumbangsih bagi orang yang kekurangan dan menderita, berarti mereka menciptakan berkah bagi dunia. Dengan adanya berkah, barulah energi akan terhimpun.

Saya pernah mengatakan bahwa langit, bumi, dan manusia memiliki energinya masing-masing. Saat duduk di sini, saya juga merasakan energi manusia. Kalian semua adalah orang yang bajik. Dalam Sutra Amitabha terdapat penggalan yang berbunyi, “Berkumpul bersama orang-orang berkebajikan unggul.” Demikianlah yang tengah kita lakukan sekarang.

Kalian semua merupakan orang bajik dan berkumpul bersama di sini. Karena itu, kalian hendaklah menghargai jalinan jodoh dan saling menyemangati untuk menciptakan berkah bagi masyarakat.

Tahun ini, pandemi Covid-19 membuat semua orang khawatir dan cemas. Saya sering mengatakan bahwa resep mujarab untuk pandemi ini ialah bervegetaris dan berbuat baik. Saya mendengar bahwa tempat kita digunakan untuk menjalankan vaksinasi.

Beberapa hari ini, orang-orang dari sektor publik menyatakan rasa syukur pada saya karena dalam memberikan layanan vaksinasi, kita juga memberi pendampingan dengan tulus. Jadi, kita memanfaatkan tempat kita untuk menjaga ketenteraman dan kesehatan masyarakat. Saat dibutuhkan, kita segera menyediakan tempat untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi.

Pada saat yang sama, insan Tzu Chi juga melayani warga dengan baik dan tulus. Selain menyediakan teh dan air, kita juga memberikan suvenir kepada warga yang telah menerima vaksinasi. Demikianlah relawan kita menenangkan hati dan menjaga kesehatan orang-orang serta membawa sukacita bagi mereka.

Relawan kita memiliki batin yang kaya. Dengan menciptakan berkah, kita bisa memiliki kekayaan batin yang berlimpah. Saya berharap semua orang dapat selamanya menjadi orang yang kekayaan batinnya berlimpah.

Kini kita tengah menabur benih kesehatan dan menggarap ladang berkah. Dengan mendukung pelaksanaan vaksinasi, berarti kita menabur benih kesehatan dan menggarap ladang berkah. Saya berharap kalian dapat bersungguh hati menyerap ajaran saya ke dalam hati.

Setiap hari, pikiran saya tak luput dari Dharma dan dunia ini. Saya berharap kalian semua dapat menjunjung Dharma, menciptakan berkah, dan mengembangkan kebijaksanaan. Ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Mari kita lebih bersungguh hati.

Menenangkan hati dan senantiasa menjunjung Dharma
Menampilkan gerakan seiring melodi Sutra setelah mengukir Dharma di dalam hati
Orang-orang bajik berkumpul bersama untuk menjaga ketenteraman dan kesehatan masyarakat
Sumbangsih yang tulus mendatangkan berkah berlimpah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 25 November 2021