“Hati seorang guru adalah hati Bodhisatwa Dengan cinta kasih yang mendalam, guru mengajar dengan sungguh-sungguh. Hati seorang guru adalah hati Bodhisatwa Guru meneruskan pelita dan terhubung hati ke hati.”
Kita melihat dan mendengar lagu yang dibawakan oleh Asosiasi Guru Tzu Chi. Para guru terhubung hati ke hati dan meneruskan pelita bagi semua orang. Masih ada kesempatan selama kalian bertekad untuk melakukannya.
Kalian masih bisa terjun ke kampus-kampus untuk meneruskan pelita dan merekatkan hati setiap orang dengan hati guru dan hati Bodhisatwa. Masih ada kesempatan untuk melakukan ini. Tidak ada yang tidak bisa dicapai di dunia ini.
Pendidikan saat ini lebih membutuhkan kalian. Jangan berpikir bahwa kalian sudah pensiun dan tidak ada yang bisa dilakukan. Sesungguhnya, melihat pendidikan saat ini, kalian perlu kembali mewariskan pendidikan masa lalu.
Di antara murid-murid yang kalian ajar, banyak yang telah menjadi guru. Kalian dapat mewariskan pendidikan ini kepada murid-murid yang kini telah menjadi guru dan menghubungkan kembali jalinan kasih sayang.
Hati seorang guru merupakan hati Bodhisatwa yang menghubungkan hati ke hati dan meneruskan pelita dengan cinta kasih. Itu semua dapat dikembangkan. Setelah kalian berhasil, segera bagikan kembali kisah ini dan tuliskan ke dalam sejarah Tzu Chi.
Asosiasi Guru Tzu Chi, sejak awal hingga kini, telah bersungguh hati, saling terhubung, dan mewariskan filosofi pengajaran mereka. Demikianlah fungsi dari Asosiasi Guru Tzu Chi.
Setiap tahun, anggota Asosiasi Guru Tzu Chi berkumpul kembali di Hualien. Selama itu pula, semangat guru dalam mengajar makin meningkat. Intinya, selama kita memiliki tekad, kita bisa melakukannya.
Arah kita sudah benar. Kini pun kita masih bisa melakukannya. Semangat mengajar ini tetap ada. Selama kalian bersedia, kalian bisa menyerukan kepada murid-murid kalian untuk meningkatkan semangat mereka dalam mengajar.
Guru tidak hanya mengajar berdasarkan materi buku pelajaran, melainkan juga perlu membimbing murid-murid ke arah yang benar. Ambillah pelita untuk menyinari jalan para guru saat ini, sehingga mereka dapat membawa kecemerlangan bagi masyarakat.
Kini, kegiatan belajar mengajar dijalankan secara daring. Saya sangat bersyukur. Sehubungan beralihnya kegiatan sekolah ke pembelajaran secara daring, kita mengumpulkan komputer bekas, sehingga murid-murid yang tinggal di pegunungan atau di daerah pedesaan tetap bisa mengikuti pelajaran meskipun sekolah ditutup.
Saya sangat bersyukur atas jalinan jodoh dan cinta kasih para guru serta semangat mengajar yang tidak pernah terputus. Sungguh, cinta kasih guru ini tidak ada habis-habisnya untuk dibahas.
Hari ini, saya melihat mereka mengenakan seragam Asosiasi Guru Tzu Chi. Saya juga melihat congsam yang dikenakan pada masa-masa awal Asosiasi Guru kita.
“Master yang terhormat dan terkasih, apakah Anda masih ingat seragam ini? Sudah hampir 30 tahun, tetapi kami masih sangat menghargainya,” kata Hong Miao-zhen Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.
“Master, kami selalu ada di sini. Meskipun usia telah merenggut penampilan muda kami, rambut pun telah beruban, bahkan beberapa dari kami telah menjadi gemuk, tetapi tekad kami untuk melatih diri tetap sama dari dahulu hingga sekarang. Tidak peduli sebagai anggota komite ataupun anggota Asosiasi Guru Tzu Chi, kami tetap memiliki tekad yang kukuh. Jadi, kami berterima kasih kepada Master. Berkat adanya Tzu Chi, membuat kehidupan kami menjadi sangat bernilai dan indah,” kata Zheng Xiu-yun Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.
Mereka menunjukkan bahwa Tzu Chi terus berlanjut dan mereka telah menjadi saksi karya Tzu Chi. Sejak Asosiasi Guru Tzu Chi didirikan, keanggunan sikap dan citra mereka telah menjadi teladan.
Saya juga menaruh harapan besar kepada anggota Tzu Ching yang bergabung dengan Asosiasi Guru Tzu Chi. Hendaklah kalian lebih membangkitkan tekad. Sekarang, usia empat puluh atau lima puluh tahun dianggap muda di Asosiasi Guru.
Namun, apakah kalian bersedia disebut muda saat ini? Kalian dibesarkan dengan nilai-nilai Tzu Chi sejak masih muda. Kalianlah senior yang sesungguhnya. Jadi, yang senior adalah yang paling bernilai. Saya yang paling senior di Tzu Chi, tidak ada yang lebih lama di Tzu Chi daripada saya. Namun, Asosiasi Guru kita benar-benar telah mewariskan pendidikan yang baik.
Di antara yang hadir di sini, ada beberapa anggota Asosiasi Guru yang sangat senior, seperti Ibu Wu, Kepsek Yang, Ibu Chen, Meijin, dan yang lainnya. Mereka semua sangat senior. Kita melihat bahwa banyak guru yang masih bersama kita, dan yang terpenting ialah saya masih di sini. Tetap saja, saya berharap para guru tidak menyerah pada usia tua.
Mari kita memanfaatkan waktu dan tidak pernah menyia-nyiakan satu detik pun. Silakan undang para guru dari sekolah kalian dengan semangat yang kalian miliki dahulu, tidak peduli mereka mengenal kalian atau tidak. Kenakanlah seragam Asosiasi Guru Tzu Chi dan perkenalkan diri kalian dengan mengatakan, “Saya dari Asosiasi Guru Tzu Chi. Saya dahulu mengajar di sekolah ini.” Bagikan pengalaman kalian dalam mengajar.
Insan Tzu Chi sekalian, hendaklah kita memanfaatkan waktu yang ada. Jangan menunggu di usai tua baru mau mengajar. Jika kalian tidak mengajar sekarang, kapan kalian akan melakukannya?
Bagikan pengalaman kalian kepada para guru dan kepala sekolah, dengan harapan mereka akan memiliki semangat misi pendidikan Tzu Chi, sehingga semangat ini dapat menyebar lebih luas dan menginspirasi banyak orang. Ini adalah tali pengikat bacang. Tariklah simpul ini. Apakah kalian mengerti? Ya.
Tali-tali ini perlu ditarik ke sini. Artinya, semua orang haruslah berpulang pada semangat yang sama. Dengan demikian, akan ada harapan di dunia. Pendidikan pun akan terus berlanjut di jalan yang benar.
Kita harus belajar dan membimbing ke jalan yang benar. Seperti yang dikatakan Konfusius, “Belajar dari mereka yang benar dan bermoral.” Demikianlah kita menjaga jalan ini dengan benar.
Mewariskan Semangat dan Hati Bodhisatwa
Para guru menjalankan pendidikan dengan cinta kasih
Mewariskan misi pendidikan dan mengurai kerisauan
Melanjutkan keteladanan dan menyatukan semangat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 28 September 2021