Lewat telekonferensi, anggota TIMA di Kuala Lumpur dan Selangor berbagi tentang apa yang mereka lakukan di tengah pandemi ini. Meski juga merasa cemas dan tidak tenang, tetapi para relawan Tzu Chi tetap menunjukkan cinta kasih Tzu Chi.

Dengan hati tertulus, mereka berinisiatif mencurahkan perhatian serta mengantarkan peralatan medis dan perlengkapan penanganan wabah ke puluhan rumah sakit.

Kita bisa melihat relawan Tzu Chi mengerahkan cinta kasih yang tak bertepi dan bersumbangsih secara luas. Saya sungguh memuji mereka.

Saya juga mendengar bahwa para perawat dan dokter sangat bersyukur kepada relawan Tzu Chi. Di saat seperti ini, para anggota TIMA, seperti dokter dan perawat, juga mendapat perhatian dari relawan Tzu Chi. Karena itu, mereka sangat bersyukur dan terharu. Ini sungguh menyentuh.

Dengan cinta kasih tak terbatas dan kasih sayang tak berujung, relawan kita bersumbangsih dan menolong sesama.

Buddha mengajari kita untuk mengerahkan cinta kasih tanpa pamrih. Dengan cinta kasih agung, kita membawa kebahagiaan bagi umat manusia. Dengan welas asih agung, kita akan memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan sehingga dapat turut merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain.

Kita tidak tega melihat orang lain dilanda bencana dan tidak bisa berpangku tangan saat melihat orang lain jatuh sakit. Kita selalu menjangkau mereka dengan berani.


Pada tanggal 5 Agustus, terjadi sesuatu yang tidak terbayangkan. Dalam akun media sosial pribadinya, seorang rekan kami, Pei-qi, menulis, ‘Virus penyakit adalah energi negatif. Cinta kasih adalah energi positif. Saya sungguh percaya bahwa akan ada harapan saat setiap orang dapat melakukan satu kebajikan. Dengan mengetukkan jari tangan saja, kita dapat menyumbangkan 10,13 ringgit Malaysia sebagai wujud doa kita. Malaysia, berjuanglah.’ Lalu, dia pun pergi tidur,” kata Jian Ci Lu Ketua Tzu Chi KL dan Selangor.

“Keesokannya, yaitu tanggal 6 Agustus, dia mendapati bahwa sudah ada 1.326 orang yang menyambut seruan untuk berdonasi itu. Yang lebih menggugah ialah pada tanggal 8 Agustus malam, jumlah orang yang berdonasi lebih dari 287 ribu. Ini sungguh tidak terbayangkan. Hanya dalam waktu tiga hari, jumlah orang yang berdonasi lebih dari 340 ribu. Master pernah menekankan bahwa yang penting bukanlah besarnya dana yang terhimpun, melainkan banyaknya insan mulia yang terinspirasi,” pungkas Jian Ci Lu.

“Bantuan kalian datang pada waktu yang tepat. Minggu depan, kasus positif Covid-19 mungkin akan melonjak. Saya sangat khawatir,” kata Chen Tuo-liang Dokter spesialis kedaruratan medis RS Universitas Kebangsaan Malaysia.

“Peralatan medis kali ini berasal dari donasi banyak orang. Setiap orang menyumbangkan 10,13 ringgit Malaysia. Dalam bahasa Mandarin, pelafalan angka ini mirip dengan “satu orang satu kebajikan”. Satu orang satu kebajikan,” Wakil kepala Divisi Pengembangan Misi Tzu Chi KL dan Selangor, Chen Pei-qi, berbagi dengan para tenaga medis.

Kita melihat gerakan “Satu Orang Satu Kebajikan”. Di Taiwan, kita juga pernah melakukannya.

Di Malaysia, ada banyak relawan yang berbagi tentang bagaimana mereka bergabung dengan Tzu Chi dan bagaimana insan Tzu Chi bersumbangsih bagi masyarakat. Dengan berbagi kisah, mereka telah menyebarkan kekuatan cinta kasih.

Mereka bersumbangsih secara nyata, bertutur kata baik, dan menyebarkan ajaran kebaikan. Semua orang saling menginspirasi dengan perbuatan baik. Dengan adanya kebajikan, barulah masyarakat bisa harmonis.

Saat masyarakat tenteram dan harmonis, secara alami, unsur alam juga akan selaras. Ini merupakan lingkaran kebajikan.

Setiap kali melihat orang-orang yang penuh cinta kasih, saya merasa sangat tenang. Saat melihat dunia dilanda pergolakan dan ketidaktenteraman, saya merasa sangat khawatir.

Saya terus berkata bahwa pandemi kali ini mendatangkan pelajaran besar. Pelajaran ini sangatlah penting.

Bertemu siapa pun, relawan Tzu Chi Malaysia selalu bertanya apakah mereka sudah bervegetaris, lalu mulai menyosialisasikan vegetarisme. Demikianlah yang terlihat di Malaysia.

Mereka bersungguh hati mengikuti ceramah saya dan mempraktikkannya secara nyata. Meski terdapat kendala bahasa, mereka bisa menggunakan isyarat tangan.

Lihatlah bagaimana mereka berusaha untuk mengajak orang-orang bervegetaris, berhenti membunuh hewan, membina cinta kasih, dan berbuat baik.

Mereka sangat bersungguh hati mendengar Dharma dan mempraktikkan kebajikan. Bagaimana bisa saya tidak terharu dan bersyukur?

Dalam pembagian bantuan, kami bertemu seorang ibu. Dia memberi tahu kami bahwa keluarganya sudah kehilangan penghasilan selama beberapa waktu. Dia sering memasak mi untuk anaknya karena mi lebih murah. Tidak disangka, karena anaknya terlalu merindukan aroma nasi, pada malam menerima beras itu, anaknya tidur sambil memeluk beras itu. Kami sungguh tidak tega mendengarnya,” kata Zheng Bao-zuan relawan Tzu Chi.

Bodhisatwa sekalian, di dunia ini terdapat banyak orang yang membutuhkan yang tengah menanti uluran tangan dari orang-orang yang penuh cinta kasih. Inilah harapan mereka. Karena itulah, kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Semakin banyak orang yang baik hati, maka semakin besar kekuatan yang terhimpun dan semakin banyak orang yang membutuhkan yang akan tertolong.

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Anak-anak itu akan ingat bahwa ada orang yang pernah memberikan beras, sayuran, dan barang bantuan lainnya kepada mereka.

Saya yakin setelah tumbuh dewasa, mereka juga akan menolong orang yang membutuhkan agar anak-anak lain dapat tidur dengan penuh kehangatan. Demikianlah kebajikan diwariskan dari generasi ke generasi.

Saat orang kurang mampu menerima bantuan, kebajikan ini akan membangkitkan kekayaan batin dan cinta kasih mereka. Kelak, mereka juga akan mencurahkan cinta kasih dan memberikan bantuan kepada orang lain. Demikianlah cinta kasih diteruskan.

Setelah mendengar Dharma, kita harus menyebarkan dan mewariskan Dharma. Jadi, setelah menerima kebajikan, kita harus mewariskannya dari generasi ke generasi.

Selain menyebarkan kebajikan, kita juga harus mempraktikkannya untuk menjadi teladan bagi orang-orang. Demikianlah kita menggalang Bodhisatwa dunia.

Turut merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain
Berusaha sekuat tenaga untuk menyebarluaskan cinta kasih
Bantuan di tengah kesulitan membangkitkan cinta kasih di dalam hati
Saling menginspirasi dengan perbuatan baik dan mewariskan Dharma  
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 03 September 2021