“Terima kasih atas kartu BBM yang kalian berikan, sehingga kami bisa mengisi BBM kendaraan atau genset. Terima kasih banyak atas bantuan para relawan,” kata Danny Mani, korban bencana kebakaran dixie fire di California Utara, Amerika Serikat.

“Saya telah menerima barang bantuan dari kalian. Terima kasih kalian tidak melupakan kami,” ujar Haspaul, pengemudi jeepney yang menerima bantuan terkait pandemi Covid-19 di Zamboanga, Filipina.

“Warga Zamboanga sangat berterima kasih kepada Tzu Chi. Terima kasih atas semangat cinta kasih kalian yang segera mengantarkan bahan pangan dan kebutuhan. Di masa pandemi ini, kami sangat mengapresiasi hal ini,” ungkap Beng Climaco, Wali kota Zamboanga.

Di saat ini, kita bisa melihat insan Tzu Chi di lima benua terjun untuk memberi bantuan bagi korban bencana atau warga kurang mampu.

Setiap hari, saat saya berbicara kepada kalian, di meja saya terbentang sebidang peta yang besar. Telinga saya mendengarkan orang-orang berbicara, mata saya melihat di mana lokasi bencana pada peta, mencari ke daerah mana insan Tzu Chi pergi, dan memahami bantuan apa yang telah diberikan. Inilah kontak antara lima indra dan lima objek. Apa yang kita dengar, lihat, dan pikirkan, semuanya diolah oleh kesadaran pikiran.

Saat ini kalian berbicara dengan saya. Saya harus menyerap kata-kata kalian. Saya masih perlu berpikir dalam hati agar mengerti ke mana insan Tzu Chi pergi. Kadang, dalam perjalanan yang singkat menelusuri koridor dari ruang tidur, saya diperlihatkan selembar atau beberapa lembar kertas yang menunjukkan di mana relawan berada saat itu.

Saya diberi tahu bahwa insan Tzu Chi telah berangkat dan pukul berapa mereka berangkat. Adakalanya pula, survei daerah bencana telah selesai dan relawan telah kembali ke tempat peristirahatan dan tengah menyusun laporan.

Jadi, saat mereka bergerak ataupun beristirahat, apakah sudah berangkat ataukah sudah kembali, saya ingin mengetahui semuanya. “Apakah mereka sudah tiba? Apakah semuanya baik-baik saja? Beri tahu mereka jangan lewat jalan yang berbahaya. Orang yang hendak menolong orang lain harus terlebih dahulu menjaga keselamatan diri.” Inilah yang saya sampaikan dan khawatirkan setiap hari.

Jadi, bayangkan, beginilah kondisi dunia saat ini. Inilah kondisi kehidupan dan Bumi saat ini. Manusia hidup di tengah kondisi batin yang penuh tekanan. Kalian semua harus tahu bagaimana kita dapat membawa ketenteraman bagi dunia saat ini. Satu-satunya obat mujarab ialah setiap orang harus bertobat dan sadar.

Setiap orang harus bertekad dan berikrar. Selain itu, kita juga harus menjalankan praktik nyata. Intinya, saat ini ada banyak hal yang harus kita serukan. Kita harus menyerukan agar orang-orang sadar. Kita harus menyerukan agar orang-orang bertindak nyata, meningkatkan kewaspadaan, menyadari ketidakkekalan, dan sebagainya.

Kita tahu kita tak bisa memastikan panjang usia kita. Inilah ketidakkekalan. Intinya, benih masa lalu akan berbuah di masa kini. Bukan berarti dengan berbuat baik saat ini, kita pasti berumur panjang pada kehidupan ini. Bukan begitu.

Perbuatan pada kehidupan ini akan berbuah di kehidupan mendatang. Sama halnya, setelah kita makan saat ini, nutrisinya akan kita serap perlahan-lahan. Nutrisi ini akan membawa pengaruh baik bagi kita karena kita telah mengubah pola makan menjadi vegetaris.

Dahulu, kita mengonsumsi makanan nonvegetaris dan memupuk pengaruh buruk bagi tubuh. Kini kita sudah tahu.

Para ahli gizi masa kini telah meneliti dan menemukan bahwa pola makan vegetaris membawa pengaruh positif bagi sistem pencernaan, tubuh, dan batin kita. Semuanya akan berubah ke arah yang baik perlahan-lahan. Jadi, sering bervegetaris membuat tubuh kita lebih selaras.

Begitu pula dengan batin dan pandangan kita. Dengan keselarasan ini, interaksi antarmanusia akan penuh niat baik. Manusia telah merusak alam di masa lalu. Udara juga telah tercemar. Ketidakselarasan empat unsur membuat bencana kerap terjadi. Orang-orang yang menderita juga sangat banyak. Sebagian orang telah berubah menjadi penuh cinta kasih dan kekuatan. Mereka bersedia untuk bersumbangsih dan membantu orang-orang yang menderita. Kita harus terus mendorong perubahan pada pemikiran dan pola hidup manusia. Dengan demikian, kondisi alam, udara, dan lainnya juga akan perlahan-lahan kembali selaras.

Manusia jangan lagi merusak alam. Kita harus menjaga dan menyayangi alam. Singkat kata, segala sesuatu di alam harus dijaga kealamiannya.

Terhadap alam dan sesama manusia, kita harus selaras dan bersyukur. Kita bersyukur atas keselarasan iklim di dunia serta kelancaran siklus alam. Kita juga bersyukur atas interaksi yang baik antarmanusia, sehingga kehidupan kita memiliki cukup sandang, pangan, papan, dan transportasi. Alangkah baiknya jika segala sesuatu di alam semesta dapat hidup alami dalam habitat masing-masing.

Lihatlah, bergitu banyak spesies yang hidup di lautan. Mereka memiliki kehidupan masing-masing. Bahkan, terumbu karang pun memiliki kehidupan. Manusia hidup di darat dan harus sungguh-sungguh menjaga ekosistem di darat. Tanaman pangan di darat telah menyediakan kebutuhan hidup kita. Jadi, kita harus bersyukur kepada alam. Lautan juga berkaitan dengan keselarasan unsur udara.

Kini temperatur laut sudah meningkat, sehingga sering terjadi bencana akibat ketidakselarasan unsur air dan udara. Keduanya saling berkaitan. Di dalam ekosistem darat, kita hidup bersama hewan-hewan. Manusia, hewan, dan tumbuhan harus hidup berdampingan dengan damai di darat. Sesama manusia harus hidup damai, manusia dan hewan juga harus saling menghormati. Jadi, di darat, semuanya juga harus harmonis.

Singkat kata, semua ini adalah prinsip kebenaran. Kebenaran yang baik ini harus kita serukan. Kata-kata yang baik harus lebih sering kita ucapkan. Ajaran yang baik harus lebih banyak kita sebarkan. Orang-orang yang baik harus saling membimbing. Dengan demikian, terwujudlah tiga kebaikan, yakni membimbing orang ke arah yang baik, menyebarkan ajaran yang baik, dan mengucapkan kata-kata yang baik. Ini akan membuat lingkungan hidup kita harmonis.

Menempuh jarak yang jauh demi tiba di daerah bencana
Hati Master senantiasa memikirkan keselamatan para relawan
Menyebarkan kebajikan kepada semua makhluk
Hidup selaras dengan alam demi mendatangkan kebaikan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Agustus 2021