Saya melihat para relawan kita mendalami Dharma dan bisa memahami yang Buddha katakan bahwa karena ada bencana dan penderitaan di dunia ini, barulah Bodhisatwa dunia dibutuhkan. Bodhisatwa selalu menjangkau makhluk yang menderita. Dengan memiliki arah dan cinta kasih yang sama serta berpegang pada tekad Guru dan hati Buddha, kalian mendedikasikan diri dengan antusias.

Dunia ini merupakan ladang pelatihan diri. Ladang pelatihan Bodhisatwa terdapat di tengah orang-orang yang menderita. Saat kita menggenggam waktu untuk bersumbangsih, jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Dengan segera bersumbangsih saat orang lain membutuhkan, ingatan ini akan tersimpan di dalam kesadaran kedelapan kita.

Di dalam kesadaran kedelapan kita ini, tersimpan niat baik kita untuk bersumbangsih. Niat baik untuk menciptakan berkah bagaikan benih yang tertanam di ladang batin kita. Jadi, di dalam kesadaran kedelapan kalian telah tertanam banyak benih kebajikan. Sungguh, saya mendoakan kalian.

Saat ini, seluruh dunia diselimuti pandemi. Melihat para relawan kita aman dan selamat, saya sangat tenang dan gembira. Namun, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya pencegahan dengan ketat. Kita harus melakukan upaya pencegahan untuk menjaga keselamatan diri. Karena itulah, kita harus meningkatkan kewaspadaan dalam keseharian. Yang harus lebih diwaspadai ialah pikiran kita.

Pikiran mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Inilah yang dialami oleh pikiran kita. Saat timbul niat baik dalam pikiran kita dan kita bersumbangsih bersama bagi dunia dengan kesatuan tekad, berarti kita merupakan Bodhisatwa dunia.

Sebagai Bodhisatwa dunia, kita bertekad dan berikrar untuk bersumbangsih dan mengajak orang lain bersumbangsih bersama. Ini disebut membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain sekaligus. Kita bisa mengakumulasi niat baik sendiri dan menghimpun niat baik orang banyak untuk membentuk sebuah organisasi yang memberikan bantuan dengan welas asih di dunia ini. Semua anggota organisasi ini adalah Bodhisatwa yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Untuk memiliki cinta kasih berkesadaran, kita harus terlebih dahulu memahami Dharma. Dharma tentu saja mengajari kita untuk bersumbangsih dan mencurahkan perhatian. Inilah yang Bodhisatwa lakukan.

Ada banyak prinsip untuk menjadi Bodhisatwa. Kita harus memiliki kebajikan serta menjalankan sila dan samadhi. Tekad kita harus teguh dan niat baik kita harus bertahan hingga selamanya. Jadi, kita harus mempraktikkan dana dan sila. Berdana dan menginspirasi kebajikan orang lain sangatlah mudah asalkan kita berusaha segenap hati dan tenaga.

Di Texas yang begitu luas, anggota komite Tzu Chi hanya ada 200 lebih. Bayangkanlah, di wilayah yang begitu luas, saat bencana terjadi, kesempatan untuk memberikan bantuan sangatlah kecil karena jauhnya lokasi bencana serta keterbatasan tenaga manusia dan materi. Kekuatan kita sangat kecil.

Bodhisatwa sekalian, saya tetap harus mengingatkan kalian untuk menggenggam setiap detik dan menit. Setiap orang satu detik, maka lebih dari 200 orang berarti lebih dari 200 detik. Namun, itu hanyalah satu detik bagi setiap orang. Satu detik ini mengandung jiwa kebijaksanaan Tzu Chi.

Saya sering berkata bahwa jika pada satu detik yang sama, semua orang di seluruh dunia memiliki semangat Tzu Chi, maka bencana di dunia ini akan berkurang. Saat Bodhisatwa dunia bertambah dan perbuatan baik dilakukan dalam skala besar, akan ada banyak orang yang mempelajari Dharma dan berbuat baik.

Contohnya belakangan ini, saya terus berkata bahwa menyosialisasikan vegetarisme itu harus. Dalam menginspirasi kebajikan dan menyosialisasikan vegetarisme, asalkan kita bersungguh hati, berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui, dan bertindak secara nyata untuk menjadi teladan dalam mengasihi dan melindungi kehidupan, saya yakin pasti ada sesuatu yang bisa dibagikan. Jika kita melakukannya berlandaskan cinta kasih terhadap semua makhluk, pasti ada banyak hal yang bisa kita bagikan untuk membimbing lebih banyak orang.

Kalian semua bisa mendengar bahwa saya harus menguras energi untuk memberikan ceramah. Kini saya berharap dapat mengembangkan nilai dari setiap detik kehidupan saya. Saya ingin mengimbau semua orang untuk mendengarkan ajaran kebajikan dan mengerahkan cinta kasih menyeluruh, tidak peduli apa keyakinan mereka. Alangkah baiknya jika setiap orang dapat membangkitkan cinta kasih dan berbuat baik.

Saya yakin semakin banyak orang yang berbuat baik, semakin banyak berkah yang tercipta bagi dunia. Saat berkah di dunia ini berlimpah, secara alami, dunia ini akan dipenuhi energi berkah. Energi seperti ini akan mendatangkan keharmonisan. Energi berkah merupakan tanda kebaikan yang dapat menjauhkan bencana dan melindungi dunia ini. Jadi, antarmanusia hendaknya berinteraksi dengan kekuatan cinta kasih.

Bodhisatwa sekalian, kalian harus bersungguh hati mendengarkan ajaran saya. Kalian harus tekun melatih diri, mempelajari Dharma, dan mempraktikkan ajaran Tzu Chi untuk membawa manfaat bagi dunia. Dengan demikian, barulah kita bisa mengakumulasi berkah. Jika tidak mempraktikkan Dharma ataupun berbuat baik, kita tidak bisa mengakumulasi berkah.

Jadi, kita tetap harus berbuat baik untuk mengakumulasi berkah. Bodhisatwa sekalian, saya berharap kalian dapat memahami ucapan saya.

Melatih diri dengan hati Buddha dan tekad Guru
Niat baik tertanam dalam di dalam kesadaran kedelapan
Mempraktikkan Dharma, menciptakan berkah, dan giat menyosialisasikan vegetarisme
Menjauhkan bencana dan mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 April 2021
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 April 2021