“Welas asih, menurut sains adalah produk evolusi umat manusia serta dasar bagi kemakmuran manusia. Ada bagian abu-abu pada saluran otak besar. Kita menyebutnya PAG. Jika manusia meningkatkan rasa welas asih, secara fisiologis, ada tiga hal yang akan terjadi. Pertama, saraf parasimpatik terstimulasi sehingga detak jantung akan melambat dan membuat kita merasa lebih nyaman,” kata Shi Yi-min Dosen John Hopkins University, AS.
“Kedua, saat rasa empati meningkat, area otak bagian ini akan mengeluarkan penghilang rasa sakit. Jadi, saat rasa empati meningkat, akan ada efek penghilang rasa sakit. Ketiga, pusat welas asih ini, saat terangsang akan menjadi aktif dan memproduksi oksitosin yang juga disebut hormon kebahagiaan. Dengan kata lain, ia akan membawa perasaan bahagia bagi kita dan membuat kita merasa gembira,” lanjutnya.
“Welas asih dapat menambah imunitas kita dan menurunkan reaksi peradangan. Kita tahu bahwa reaksi peradangan ini adalah penyebab penting penuaan, bukan hanya dari sisi fisik, melainkan juga mental. Sebagian orang bertanya bagaimana cara meningkatkan rasa empati kita atau welas asih kita. Menurut saya, Tzu Chi tengah melakukannya dengan sangat baik,” pungkasnya.
Di dalam otak setiap orang terdapat area yang berkaitan dengan welas asih. Ini sudah diakui secara saintifik.
Lebih dari 50 tahun yang lalu, bagian otak inilah yang ingin saya stimulasi. Jadi, saya pernah berkata bahwa saya membentangkan jalan dengan cinta kasih agar semua orang dapat mengikuti jalan ini. Kita terlebih dahulu membentangkan dan menapakinya. Mengenang kembali masa-masa itu, kini saya hendak berpesan kepada semua orang agar membuka jalan yang lapang. Inilah Jalan Bodhisatwa.
Jalan Bodhisatwa ini harus kita buka dengan lapang. Jadi, saya berpesan agar kita menggalang Bodhisatwa dunia. Cara untuk menggalang Bodhisatwa dunia ada dalam Sutra Bunga Teratai. Saya telah mendengar tentang kegiatan bedah buku kalian. Seumur hidup ini, yang paling membuat saya bahagia ialah berkesempatan membabarkan Sutra Bunga Teratai.
Sesungguhnya, saya membabarkan Dharma selama empat sampai lima puluhan tahun ini, tak lain demi membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Begitu pula saat saya membabarkan Sutra Ksitigarbha.
Dahulu ceramah ini telah direkam ke dalam kaset. Saat itu semua orang menganggap penting hal ini dan merekamnya pada kaset untuk dibagikan agar orang-orang dapat mendengar dan menyebarkan Dharma. Inilah yang disebut mendengar, membabarkan, dan menyebarkan Dharma. Kalian dapat mendengar ceramah saya dan menyebarkannya kepada orang lain. Dengan adanya kaset rekaman ini, kalian dapat memperbanyaknya dan terus mengajak orang mendengar ceramah saya. Beginilah cara kalian membimbing orang.
Kini teknologi sudah semakin maju. Kini kita dapat menyaksikan Da Ai TV di mana pun berada. Saya berharap para relawan tidak melewatkan ceramah saya. Kini, setiap hari, meski sedang melakukan perjalanan keliling, saya sendiri juga pasti mendengar ulang ceramah saya pada malam hari. Inilah cara saya melimpahkan jasa bagi diri sendiri. Dengan mendengarnya, saya sendiri juga dipenuhi rasa sukacita dalam Dharma. Saya sendiri juga merasa kagum.
Setiap kali saya singgah di suatu tempat, para relawan selalu berbagi dengan saya tentang apa yang telah dilakukan dan ini dapat dijadikan sebuah kitab Bodhisatwa dunia. Sebagai Bodhisatwa dunia, kita membimbing orang-orang untuk mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan.
“Tzu Chi adalah penolong yang saya temui di titik terendah kehidupan saya. Ucapan terima kasih pertama ingin saya sampaikan kepada Bapak Guo dari Kantor Distrik karena beliaulah yang menelepon Tzu Chi agar membantu saya,” kata penerima bantuan Tzu Chi.
“Kini pekerjaannya sudah stabil. Beliau bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh. Orang lain pulang pada pukul lima sore, sedangkan beliau bekerja hingga pukul 7 atau 8 malam. Setelah menerima upah, beliau berkata kepada kami bahwa beliau ingin menjadi donatur Tzu Chi. Jadi, kini beliau adalah donatur kita,” kata Lai Xiu-luan relawan Tzu Chi.
Bagaimana dia bisa sampai menjadi warga tunawisma? Di antara para warga tunawisma, bagaimana kita membimbingnya sehingga kini dia tampak berseri? Dari kondisi tidak terawat, dia bertemu Bodhisatwa yang mengubahnya sehingga kini dia pun berubah menjadi Bodhisatwa. Kini dia dapat berbagi kesaksian. Inilah sosok Bodhisatwa yang muncul di dunia. Banyak Bodhisatwa dunia yang seperti dirinya. Mereka telah berubah dan berjalan ke arah yang benar. Jadi, tidaklah sulit untuk menjadi Bodhisatwa.
Kita bersumbangsih tanpa pamrih. Entah memberi sedikit demi sedikit ataupun mengerahkan kekuatan besar, kita tetap tanpa pamrih dan tetap bersyukur. Inilah Jalan Bodhisatwa yang diajarkan dalam Sutra Bunga Teratai. Kita menyelaraskan tubuh dan batin serta tidak pernah putus asa dalam membimbing semua makhluk. Inilah yang ada di dalam pikiran kita setiap saat.
Saya juga telah memberi contoh. Buddha telah memberi ajaran dan saya meyakininya. Meski berjarak lebih dari 2.500 tahun dari zaman Buddha, saya tetap meyakini ajaran Buddha. Saya senantiasa menerima dan mengingatnya di dalam hati. Saya tidak akan menjauh dari ajaran ini. Saya tidak akan membuat jarak dengannya.
Belakangan ini saya sering membahas tentang cinta kasih yang menyatu dan tidak berjarak. Kita harus memperluas cinta kasih dan welas asih. Kita mengembangkan cinta kasih tanpa syarat dan welas asih yang setara terhadap semua makhluk. Inilah yang disebut memperluas cinta kasih. Saya berharap kita semua di sini dapat mengembangkan nilai kehidupan kita.
Belakangan ini saya juga selalu berkata bahwa saya amat bersyukur dengan adanya ladang pelatihan yang mendukung pencapaian para Bodhisatwa dunia. Kita juga harus lebih bersyukur atas kerelaan kita untuk bersumbangsih dan mentransformasi diri menjadi Bodhisatwa dunia.
Masih banyak orang yang belum terbimbing ataupun yang tengah dibimbing. Mereka yang tengah dibimbing telah mengenal Tzu Chi dan tengah kita dampingi. Inilah Bodhisatwa yang tengah dibimbing. Kita harus membimbing mereka dengan sungguh-sungguh.
Membentangkan jalan untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Sutra Teratai adalah inti sari ajaran Jing Si
Saling belajar dan membimbing semua makhluk
Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dengan cinta kasih
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Maret 2021