Menyuburkan Ladang Batin dan Menumbuhkan Kebajikan

Lentera Kehidupan disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV Indonesia : Setiap Hari 18.45 wib, Tayang Ulang: 06.15 wib; 08.45 wib; 22.15 wib.

Iklim yang bersahabat sangatlah penting. Keselarasan iklim ini harus dimulai dari hati manusia. Jika hati manusia dapat mengarah pada keharmonisan, iklim pun akan mengikuti. Saya sering berkata bahwa langit memiliki iklim, manusia memiliki temperamen. Jadi, dalam hal temperamen ini, kita harus sungguh-sungguh melatih batin dan membina karakter.

Temperamen juga merupakan energi atau kekuatan. Kegelapan batin di hati kita membuat kita tidak memahami kebenaran, hanya mementingkan diri sendiri, dan bertindak sesuka hati. “Apa yang saya lakukan, itu yang benar.” “Semuanya harus mengikuti kata saya.” Ini tidak benar. Sebaliknya, kita hendaknya berkata, “Mari kita berkoordinasi, mari diskusikan apakah hal ini bisa dijalankan.” Jika sebagian besar orang setuju, rencana itu bisa dijalankan.

Semua orang bekerja sama untuk menyelesaikan hal besar. Dengan demikian, keselarasan akan tercapai. Jadi, kita harus memiliki arah yang sama agar dapat melangkah dengan selaras. Sama seperti saat sedang melakukan pradaksina, langkah kaki kita begitu teratur seiring dengan ketulusan hati kita. Pikiran Anda, pikiran saya, dan pikiran mereka, semuanya bersatu dalam ketulusan sehingga kita tidak menyimpang sedikit pun. Dengan begitu, suara kita juga selaras dan seirama.

Saat didengar, ia membuat hati kita membangkitkan semangat pelatihan diri dan ketulusan. Saat mulut melantunkan syair dan tubuh bergerak selangkah demi selangkah, kita dapat melihatbarisan yang bergerak dengan sangat indah. Saat tubuh kita semua bergerak seirama, pemandangan pradaksina ini sangat agung. Langkah kaki dan gerak tubuh semua orang seirama. Lantunan nama Buddha oleh semua orang juga sangat indah.

Bodhisatwa sekalian, itulah mengapa setiap pagi kita harus mengendalikan pikiran kita agar senantiasa mengingat hati Buddha. Saat akan mulai berpradaksina, kita mengingatkan diri untuk selalu melangkah di Jalan Bodhisatwa. Inilah yang kita lakukan pada setiap pagi. Kita terlebih dahulu menyelaraskan pikiran, ucapan, dan tindakan kita. Singkat kata, Dharma harus ada dalam setiap detik kehidupan kita.

Jika pikiran tidak keluar dari jalur yang semestinya, gerakan atau tindakan kalian pasti benar dan rapi. Semua ini berawal dari pikiran. Aksara Tionghoa “pikiran” terdiri atas aksara “ladang” dan “hati”. Itulah pikiran. Kita harus sepenuh hati menggarap ladang batin kita. Di dalam batin kita ada sebidang ladang. Kita harus sepenuh hati menggarap ladang ini. Jika kita menanam benih kebajikan di ladang ini dan didukung dengan keselarasan empat unsur, maka hasilnya tentu akan berlimpah.

Dalam menggarap ladang batin, kita harus mengikuti pedoman yang benar dalam menanam benih, mengairi, dan menyiangi rumput. Begitu pula, kita harus bersyukur atas tanaman pangan yang tumbuh di alam ini. Untuk memperoleh hasil, kita harus bercocok tanam. Tanpa ada orang yang menggarap lahan, tanah juga hanya akan dipenuhi rumput liar. Meski kita sudah mengolah lahan, telah mencabuti rumput hingga bersih, dan telah menabur benih, tetapi adakalanya rumput liar masih tumbuh lebih cepat daripada tunas tanaman. Jadi, jika kita tidak mencabuti rumput liar, lahan itu akan segera dipenuhi rumput.

Demikian pula, untuk memiliki pikiran yang baik, kita harus memupuk kebiasaan baik. Kita mengembangkan pikiran dan niat baik dilandasi dengan keyakinan. Melatih diri berarti kita membina kebiasaan atau tabiat baik. Kita berjalan menuju tabiat yang baik. Tabiat atau kebiasaan kita harus dibina ke arah yang baik. Dengan demikian, secara alami pikiran yang timbul di dalam batin kita akan mengarah pada hal yang baik.

Jadi, langit memiliki iklim dan cuaca, manusia memiliki temperamen. Jika seseorang memiliki temperamen yang baik, kita katakan sifatnya sangat baik. Sifat ini juga berpulang pada ladang batin. Dengan memiliki sifat yang baik, berarti ladang batin orang itu adalah ladang yang baik. Saat benih ditabur, benih-benih itu akan tumbuh berisi.

Tabiat buruk kita menandakan ladang batin yang buruk. Artinya, ladang batin kita dipenuhi rumput liar. Meski kita menabur beberapa butir benih, benih-benih ini tak akan mampu melawan rumput liar. Rumput liar ini melambangkan noda dan kegelapan batin kita. Nafsu keinginan kita melampaui kebajikan kita.

Bodhisatwa sekalian, kita harus membiasakan diri untuk bertutur kata baik. Bertutur kata baik lebih mudah, mendengarkan kata-kata baik lebih sulit. Kata-kata yang baik harus kita dengarkan sepenuh hati. Setelah mendengarnya, kita harus memasukkannya ke dalam ladang batin kita. Ladang batin kita ini, jika ditanami hal-hal yang baik, maka kebajikan yang tertanam ini akan tumbuh menjadi tak terhingga.

Membina sifat dan karakter di tengah masyarakat

Giat menggarap ladang batin dan mengikis kegelapan batin

Menyuburkan ladang batin dengan Dharma

Menumbuhkan kebajikan sampai tak terhingga

Lentera Kehidupan disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV Indonesia : Setiap Hari 18.45 wib, Tayang Ulang: 06.15 wib; 08.45 wib; 22.15 wib.

TV Online : https://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/live-streaming/

lenterakehidupan.com

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva